“Pengaruh Penambahan Tributyrin di dalam Pakan terhadap Produksi Ayam Petelur”

Damayanti, Ika and Dr. Heli Tistiana, S.Pt., MP., (2024) “Pengaruh Penambahan Tributyrin di dalam Pakan terhadap Produksi Ayam Petelur”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ayam petelur memiliki masa produksi 80-90 minggu. Rata-rata produksi menurun tajam pada umur 50 minggu. Penurunan tersebut disebabkan oleh penyerapan nutrisi yang mulai menurun. Penurunan produksi akibat penurunan fungsi fisiologis orgaan pencernaaan dan penyerapan nutrisi yang akan dimanfaatkan ayam petelur untuk dijadikan telur. Oleh sebab itu perlu diberikan feed additive yang dapat membantu kinerja pencernaan ayam kembali membaik. Tributyrin atau Gliceryl Tributyrate dihasilkan dari minyak nabati atau minyak hewani yang terdiri dari asam butirat dan gliserol. Tributyrin ditambahkan ke dalam pakan ayam petelur usia tua untuk meningkatkan fungsi pencernaan lebih optimal. Penggunaan pada ayam mendekati masa tua merupakan cara untuk mengantisipasi turunnya produksi telur yang terlalu tajam. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan tributyrin feed additive dalam pakan ayam petelur terhadap konsumsi pakan, hen day production, berat telur, egg mass, feed convertion ratio, dan income over feed cost. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Peternakan Sawo Jaya, Mojokerto selama 2 bulan yaitu pada 13 Agustus – 2 Oktober 2023. Penelitian ini menggunakan ayam petelur strain HyLine Brown dari PT. Charoend Pokphand Jaya Farm, Tbk sebanyak 200 ekor ayam yang memiliki umur seragam yaitu 61-69 minggu. Jenis pakan yang digunakan yaitu pakan komersial fase layer dari PT. Sinar Indochem, Tbk. Perlakuan yang digunakan yaitu 5 perlakuan dengan 4 ulangan yang terdiri dari P0 = kontrol (pakan basal) P1 = pakan basal + 0,5% tributyrin, P2 = pakan basal + 0,6% tributyrin, P3 = pakan basal + 0,7% tributyrin, dan P4 = pakan basal + 0,8 tributyrin. Variabel yang diamati adalah konsumsi pakan, produksi telur meliputi Hen Day Production (HDP), berat telur, egg mass, Feed Convertion Ratio (FCR), dan Income Over Feed Cost (IOFC). Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan dan empat ulangan, masing-masing ulangan terdiri dari sepuluh ekor ayam petelur. Analisis data statistik yang digunakan yaitu Analysis of Variance (ANOVA), apabila terdapat perbedaan antar perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penambahan tributyrin memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, HDP, berat telur, egg mass, FCR, dan IOFC. Nilai konsumsi pakan yang diperoleh terdiri dari P0 (113,56±3,15), P1 (109,31±7,49), P2 (111,94± 2,19), P3 (115,21±2,38), dan P4 (113,64±4,08). Nilai HDP yang diperoleh terdiri P0 (85,27±4,53), P1 (80,31±6,61), P2 (83,21±2,24), P3 (89,69±2,71), dan P4 (85,13±4,76). Nilai berat telur yang diperoleh terdiri dari P0 (67,57±0,49), P1 (67,75±1,40), P2 (67,32±1,11),P3 (66,13±1,84), dan P4 (67,85±1,16). Nilai egg mass yang diperoleh terdiri dari P0 (57,60±2,72), P1 (54,48±5,61), P2 (56,02±1,68), P3 (59,30±3,40), dan P4 (57,80±3,76). Nilai FCR yang diperoleh terdiri dari P0 (2,01±0,10), P1 (2,14±0,21), P2 (2,06±0,06), P3 (1,95±0,11), dan P4 (2,00±0,14). Nilai IOFC yang tertinggi diperoleh P3 (15.204,41±755,73) dan yang terendah diperoleh P1 (13,950,01±1462,91). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan tributyrin dalam pakan ayam petelur tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan, HDP, berat telur, egg mass, FCR, dan IOFC. Tributyrin memberikan memperbaiki performa produksi dan IOFC. Level terbaik pemberian tributyrin adalah pada level 0,7% dalam pakan. Disarankan untuk menambahkan tributyrin 0,7% dalam pakan dan tributyrin sebaiknya diberikan mulai awal produksi atau setelah puncak produksi ayam petelur.

English Abstract

The aim of this research is to determine the effect of adding the feed additive tributyrin to laying hen feed on feed consumption, Hen Day Production (HDP), egg weight, egg mass, Feed Convertion Ratio (FCR), and Income Over Feed Cost (IOFC). The variables observed were feed consumption, egg production including HDP, egg weight, egg mass, FCR, and IOFC. This research was carried out at PT. Sawo Jaya Farms, Mojokerto for 2 months, starting 13 August – 2 October 2023. This research used 200 HyLine Brown strain laying hens with a uniform age of 61-69 weeks. The research method used Completely Randomized Design (CRD) experimental with 5 treatments with 4 replications consisting of T0 = control (basal feed), T1 = basal feed + 0.5% tributyrin, T2 = basal feed + 0.6% tributyrin, T3 = basal feed + 0.7% tributyrin, and T4 = basal feed + 0.8 tributyrin. Each replication consisted of 10 laying hens. The variables measured in this study were feed intake, HDP, egg weight, egg mass, FCR, and IOFC. The variables observed were feed consumption, egg production including HDP, egg weight, egg mass, FCR, and IOFC. The results showed that the addition of tributyrin to feed did not have a significant effect (P>0.05) on feed intake, hen day production, egg weight, egg mass, and FCR but had a significant effect (P<0.05) on IOFC. Based on research, it can be concluded that the addition of tributyrin to feed has no effect on feed consumption, HDP, egg weight, egg mass, FCR, and IOFC. The conclusion was that the addition of tributyrin to feed can increase production performance and the value of IOFC. The best level of adding tributyrin is 0,7% in feed.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524050222
Uncontrolled Keywords: Egg weight, feed consumption, hen day production, tributyrin.
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 22 Apr 2024 04:15
Last Modified: 22 Apr 2024 04:15
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/218384
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ika Damayanti.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item