Pengaruh Pemotongan Dan Level Pupuk P Terhadap Regrowth Tanaman Koro Benguk (Mucuna Pruriens L.)

Vanezza H., Audiava Happy Kenthida and Dr. Ir. Siti Nurul Kamaliyah,, MP. (2024) Pengaruh Pemotongan Dan Level Pupuk P Terhadap Regrowth Tanaman Koro Benguk (Mucuna Pruriens L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Koro Benguk (Mucuna pruriens L.) merupakan tanaman legum yang banyak ditemukan di daerah tropis. Tanaman ini memiliki potensi besar sebagai sumber hijauan untuk pakan ternak karena kandungan nutrisinya yang tinggi, termasuk kandungan protein. Impor kedelai Indonesia dalam 5 tahun terakhir terus meningkat sehingga dengan nutrisi yang tinggi, koro benguk dapat dijadikan solusi untuk pakan ternak. Permasalahan yang diperoleh dari koro benguk ini adalah tanaman tahunan yang hanya tumbuh hingga 300 hari saja sehingga adanya strategi pemotongan dapat digunakan untuk meningkatkan produkvitas hijauan dan regrowth. Pemotongan diharapkan dapat mempengaruhi kemampuan tanaman untuk melakukan regrowth (tumbuh kembali setelah dipangkas). Dalam proses budidaya tanaman peranan yang sangat penting adalah pemupukan. Pupuk merupakan upaya meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman maka perlu dilakukan pemupukan yang paling dibutuhkan tanaman legum yaitu pupuk Fosfor.Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui untuk mengetahui pengaruh interaksi antara strategi pemotongan dan pemberian level pupuk P meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, dan jumlah polong terhadap regrowth tanaman koro benguk (Mucuna pruriens L.). Penelitian dilaksanakan pada 15 Agustus 2023 sampai 19 Desember 2023. Lokasi penelitian di lahan Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, desa Sumbersekar. Materi penelitian ini menggunakan biji koro benguk asal petani Malang sebanyak 48 tanaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan dengan analisis statistic berupa Rancangan Acak Kelompok (RAK) tersarangdengan 4 perlakuan 4 ulangan dan uji t tidak berpasangan dengan 2 perlakuan 4 ulangan, apabila terdapat adanya perbedaan yang nyata akan dilanjutkan dengan uji Berganda Duncan (DMRT). Kondisi umum pada penelitian ini adanya pengaruh faktor lingkungan seperti curah hujan yang tinggi dan tanah bersifat liat. bibit sulit beradaptasi dengan kondisi tanah yang kering dan suhu yang relatif tinggi, meskipun sudah dilakukan penyiraman. Kondisi tak menguntungkan lainnya adalah saat turun hujan deras, air di lahan penanaman menggenang sehingga akar tanaman terendam air dan berakibat busuk. Genangan air juga berpotensi membawa hama dan penyakit sehingga akar rusak dan busuk. ondisi tanah bersifat liat memiliki porositas dan permeabilitas yang rendah, sehingga sulit untuk mengalirkan air dan udara ke akar tanaman. Tanah yang liat juga cenderung memiliki pH yang rendah sehingga dapat membatasi ketersediaan unsur hara bagi tanaman Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemotongan dan pemberian level pupuk P memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap panjang tanaman, jumlah daun, jumlah cabang. Pemberian level pupuk terbaik 65kg/ha.

English Abstract

The purpose of this research was to understand the influence of the interaction between cutting strategy and the application of phosphorus (P) fertilizer at various levels, including plant height, leaf count, branch count, and pod count, on the regrowth of the velvet bean plant (Mucuna pruriens L.). The research method used was an experimental method with statistical analysis in the form of a Randomized Block Design (RBD) with 4 treatments and 4 replications, and an unpaired t-test with 2 treatments and 4 replications. If there were significant differences, it would be followed by a Duncan's Multiple Range Test (DMRT). The general conditions in this study were the influence of environmental factors such as high rainfall and clay soil. seedlings find it difficult to adapt to dry soil conditions and relatively high temperatures, even though watering has been carried out. Another unfavorable condition is that when heavy rain falls, the air in the land floods the planting so that the plant roots are submerged in water and cause rot. Stagnant water also has the potential to bring in pests and diseases resulting in damaged and rotten roots. Clay soil conditions have low porosity and permeability, making it difficult for air and air to flow to plant roots. Clay soil also tends to have a low pH, which can limit the availability of nutrients for plants. The results of the research analysis showed that the cutting treatment and application of P fertilizer levels had no significant effect (P>0.05) on plant length, number of leaves, number of branches. The best level of fertilizer is 65kg/ha.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524050114
Uncontrolled Keywords: Velvet bean, cutting; P fertilizer; regrowth
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 20 Mar 2024 02:28
Last Modified: 20 Mar 2024 02:28
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/217294
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Audiava Happy Kenthida Vanezza H.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item