Pengaruh Hari Kelahiran terhadap Orientasi Arah Hadap Pintu Suhunan dalam Proses Berhuni Masyarakat Adat Kasepuhan Gelaralam

Purba, Zixza Liana (2024) Pengaruh Hari Kelahiran terhadap Orientasi Arah Hadap Pintu Suhunan dalam Proses Berhuni Masyarakat Adat Kasepuhan Gelaralam. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Rumah adalah tempat berhuni yang menjadi proses berkelanjutan dan proses berevolusi yang bertujuan bertahan hidup. Rumah tidak berkembang dan merespon terhadap lingkungan, salah satu cara yang muncul dengan sendirinya dan membentuk pola yang dianut. Dalam konteks arsitektural, bentuk rumah tinggal tradisional memiliki wajah budaya masyarakat setempat dan terdapat makna didalamnya. Kasepuhan Gelaralam merupakan kampung adat yang baru dari sebelumnya Kasepuhan Ciptagelar. Kasepuhan Gelaralam masih memegang teguh budaya padi. Perpindahan kampung yang disebut ngalalakon, perpindahan ini terjadi pada awal tahun 2022. Dalam tradisi pembangunan rumah atau suhunan mereka memiliki aturan dengan menggunakan perhitungan berdasarkan hari kelahiran untuk menentukan arah hadap pintu utama. Arah hadap pintu bertujuan untuk mendapatkan keselamatan dan dijauhkan dari musibah bagi penghuni suhunan. Tradisi tersebut yang menjadi aturan dalam proses pembangunan sebuah rumah apakah dapat mempengaruhi proses berhuni masyarakat adat Kasepuhan Gelaralam? Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan penalaran induktif dan menggunakan strategi etnografi dalam pengumpulan data hingga analisis. Tujuan penelitian ini adalah Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan proses berhuni masyarakat adat Kasepuhan Gelaralam melalui pengaruh hari kelahiran terhadap suhunan dengan strategi etnografi. Hasil dari penelitian ini (1) hitungan hari kelahiran (naptu) adalah aspek yang memberikan dampak dalam pembangunan suhunan yang dipercayai memberikan keselamatan yang dijauhkan dengan musibah; (2) Terhadap suhunan yang tidak sesuai perhitungan sesuai teori yang dipakai dan kalender yang dilakukan oleh kampung gede Kasepuhan Gelaralam yaitu ngaruwat lembur, yang bertujuan untuk membersihkan kampung dari malapetaka; (3) Relasi antara hari kelahiran, suhunan, dan orientasi menjadi pembentuk tata ruang sebuah permukiman yang masih kental dengan budaya padi dalam proses berhuni yang tidak hanya mengacu pada relasi antara manusia dengan benda atau benda dengan benda, tetapi mengacu pada hal tertinggi, yaitu Tuhan.

English Abstract

Home is a place to live in which is a continuous and evolving process aimed at survival. The house does not develop and respond to the environment, in a way that emerges by itself and forms a pattern that is adopted. In an architectural context, the form of a traditional residence has the cultural face of the local community and there is meaning in it. Kasepuhan Gelaralam is a new traditional village from the previous Kasepuhan Ciptagelar. Kasepuhan Gelaralam still adheres to its rice culture. The village move, called ngalalakon, will occur in early 2022. In the tradition of building houses or Suhunan, they have a rule of using calculations based on the day of birth to determine the direction the main door faces. The direction the door is facing aims to provide safety and keep away from disaster for the residents of Suhunan. Can these traditions, which are the rules in the process of building a house, influence the settlement process of the Kasepuhan Gelaralam indigenous community? This research is qualitative research with inductive reasoning and uses ethnographic strategies in data collection and analysis. The aim of this research is the aim of this research is to describe the process of inhabiting the Kasepuhan Gelaralam traditional community through the influence of birthdays on temperature with an ethnographic strategy. The results of this research are (1) the count of the day of birth (naptu) is an aspect that has an impact on the development of a body temperature which is believed to provide safety that prevents disaster; (2) Regarding temperatures that do not match the calculations according to the theory used and the calendar carried out by the Kasepuhan Gelaralam village, namely ngaruwat overtime, which aims to cleanse the village from disaster; (3) The relationship between birthday, temperature, and orientation forms the spatial layout of a settlement that is still steeped in rice culture in the inhabitation process which does not only refer to the relationship between humans and objects or objects and objects, but refers to the highest thing, namely God.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524070040
Uncontrolled Keywords: Naptu, suhunan, orientasi, pintu suhunan
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: agung
Date Deposited: 05 Mar 2024 03:13
Last Modified: 05 Mar 2024 03:13
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/216882
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Zixza Liana Purba.pdf
Restricted to Repository staff only until 31 December 2026.

Download (14MB)

Actions (login required)

View Item View Item