Hubungan Periode Laktasi dan BCS dengan Jumlah Produksi Kolostrum Sapi FH di KPSP Setia Kawan, Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan”

Aulia, Sulton and Prof. Dr. Ir. Puguh Surjowardojo,, MP (2024) Hubungan Periode Laktasi dan BCS dengan Jumlah Produksi Kolostrum Sapi FH di KPSP Setia Kawan, Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sapi perah yang sejak lama dan banyak dipelihara peternak di indonesia adalah sapi Friesian Holstein (FH). Bangsa sapi ini dipelihara karena kemampuan produksi susu dan daya adaptasinya yang tinggi. Produksi susu pada sapi perah dapat dipengaruhi 70% dari faktor lingkungan dan sisanya pengaruh internal seperti umur, tingkat laktasi, umur laktasi, frekuensi pemerahan, BCS, lingkungan, serta dari faktor bangsa, genetik individu, sekresi susu, siklus birahi, masa kering, kualitas pakan, dan penyakit dari sapi tersebut. Susu yang pertama kali keluar dari induk baru melahirkan biasa disebut dengan kolostrum yang berwarna kuning serta memiliki tekstur yang agak kental. Sapi perah yang sedang laktasi memerlukan nutrisi yang memadai dari segi kuantitas dan kualitas untuk produksi dan waktu produksi kolostrum. Produksi kolostrum sangat dipengaruhi oleh faktor internal (genetik) serta faktor eksternal (pakan dan lingkungan). Penelitian dilaksanakan di KPSP Setia Kawan dan waktu penelitian dilakukan selama 60 hari pada tanggal 27 Maret sampai 27 Mei 2023. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan periode laktasi dan BCS dengan jumlah produksi kolostrum sapi FH di KPSP Setia Kawan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi Friesian Holstein (FH) yang memiliki kriteria pasca partus laktasi kedua dan ketiga sebanyak 30 ekor. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dan penentuan materi sapi perah FH menggunakan purposive sampling. Penilaian BCS dilakukan dengan cara pengamatan serta perabaan secara langsung pada tubuh ternak dengan skor penilaian antara 1-5. Data penelitian kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi linear sederhana, koefisien korelasi, dan korelasi determinan dengan uji Anova yang meliputi variabel bebas periode laktasi (X1), BCS (X2), dan variabel tetap adalah produksi susu (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan produksi kolostrum tertinggi dihasilkan pada periode laktasi tiga sebesar 12,50 liter/ekor/hari. Hasil persamaan regresi Y= 8,18+1,65X artinya setiap peningkatan 1 periode laktasi akan menaikkan produksi kolostrum sebesar 1,65 liter, dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,574 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 32,9%. Hasil penelitian menunjukkan rataan produksi kolostrum tertinggi dihasilkan pada skor BCS tiga yaitu diperoleh sebesar 13,26 liter/ekor/hari. Hasil persamaan regresi Y= 7,96+1,77X artinya setiap peningkatan 1 skor BCS akan menaikkan produksi kolostrum sebesar 1,77 liter, dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,629 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 39,5%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah periode laktasi dan BCS dapat memberikan hubungan terhadap jumlah produksi kolostrum sapi FH, semakin ideal periode laktasi dan BCS maka jumlah produksi kolostrum akan maksimal. Berdasarkan hasil kegiatan penelitian, dapat disarankan bahwa peternak lebih memperhatikan kondisi BCS pada tiap periode hidup ternak, yaitu pada masa laktasi, dry period, pra dan pasca partus sehingga akan mendapatkan jumlah produksi kolostrum sapi FH yang maksimal.

English Abstract

This research was conducted in the dairy farm in Dairy Cattle Cooperation Setia Kawan Nongkojajar, Pasuruan Regency from March to May 2023. The research objective was to analyze the relationship of lactation period and BCS with production colostrum on Friesian Holstein dairy cattle. The sample used in this research were 30 Friesian Holstein dairy cattle which had the criteria for second and third lactation after giving birth. The method used in this research was a case study and the determination of Friesian Holstein dairy catlle material using purposive sampling. The research results showed the relationship between lactation period with colostrum production and the equation was Y= 8.18+1.65X, with r = 0.574 and R2 = 32.9% while relationship between BCS with colostrum production and the equation was Y= 7.96+1.77X, with r = 0.629 and R2 = 39.5%. It can be concluded that the relationship between lactation period and colostrum production has a positive relationship with a low effect, while the relationship between BCS and colostrum production has a positive relationship with a low effect.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524050063
Uncontrolled Keywords: Friesian Holstein, colostrum, lactation period, BCS
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 23 Feb 2024 07:35
Last Modified: 23 Feb 2024 07:35
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/216472
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
SULTON AULIA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item