Hubungan Higienis Pemerahan dengan Tingkat Kejadian Mastitis Subklinis dan Kualitas Susu Berdasarkan Uji Reduktase pada Sapi Perah FH di Dusun Tuyomerto, Desa Pesanggrahan, Kota Batu.

Denada, Heidi and Prof. Dr. Ir. Puguh Surjowardojo, MP (2024) Hubungan Higienis Pemerahan dengan Tingkat Kejadian Mastitis Subklinis dan Kualitas Susu Berdasarkan Uji Reduktase pada Sapi Perah FH di Dusun Tuyomerto, Desa Pesanggrahan, Kota Batu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Usaha peternakan sapi perah di Indonesia didominasi oleh peternak rakyat yang tergabung dalam kelompok ternak sapi perah. Adapun salah satu kelompok ternak sapi perah rakyat, yakni Kelompok Tani Sumber Hasil 03 yang terletak di Dusun Tuyomerto, Desa Pesanggrahan, Kota Batu. Peternakan rakyat memiliki permasalahan terkait buruknya higienis pemerahan yang dapat meningkatkan risiko mastitis subklinis dan memengaruhi jumlah mikroba dalam susu segar. Mastitis subklinis dapat dideteksi melalui uji CMT, sedangkan jumlah mikroba dalam susu segar dapat diketahui melalui uji reduktase. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan higienis pemerahan dengan tingkat kejadian mastitis subklinis dan kualitas susu berdasarkan uji reduktase pada sapi perah FH di Dusun Tuyomerto, Desa Pesanggrahan, Kota Batu. Penelitian dilaksanakan dipeternakan sapi perah rakyat Dusun Tuyomerto, Desa Pesanggrahan, Kota Batu yang dimulai pada tanggal 20 Agustus 2023 sampai 20 September 2023. Materi penelitian yang digunakan adalah 30 ekor sapi perah FH pada periode laktasi 2 sampai periode laktasi 3. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Variabel penelitian yang dianalisis adalah higienis pemerahan, tingkat kejadian mastitis subklinis berdasarkan uji CMT dan kualitas susu berdasarkan uji reduktase. Data dianalisis menggunakan regresi linear sederhana dan koefisien korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa puting sapi yang tidak terinfeksi mastitis sebesar 59,17% dan 40,83% terinfeksi mastitis dengan skor 1, 2, 3 dan 4 masing-masing sebesar 17,5%, 12,5%, 4,16% dan 6,67%. Hubungan higienis pemerahan dengan tingkat kejadian mastitis subklinis didapatkan persamaan regresi Y = 7,84 - 0,63X dan koefisien korelasi 0,60 yang artinya memiliki tingkat keeratan kuat. Koefisien determinasi diperoleh 36% artinya tingkat kejadian mastitis subklinis dipengaruhi oleh higienis pemerahan sebesar 36% dan sisanya sebesar 64% dipengaruhi letak pembuangan limbah yang tidak jauh dari kandang. Hasil uji reduktase 93 puting termasuk grade 1, 19 puting termasuk grade 2 dan 8 puting termasuk grade 3. Hubungan higienis pemerahan dengan kualitas susu berdasarkan uji reduktase didapatkan persamaan regresi Y = 1,82 - 0,73X dan koefisien korelasi 0,73 yang artinya memiliki tingkat keeratan kuat. Koefisien determinasi diperoleh 53% artinya mikroba susu dipengaruhi oleh higienis pemerahan sebesar 53% dan sisanya sebesar 47% dipengaruhi pemberian komponen pakan suplementasi. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi higienis pemerahan maka akan semakin rendah tingkat kejadian mastitis subklinis berdasarkan uji CMT, dan semakin rendah cemaran mikroba pada susu berdasarkan uji reduktase. Saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya peternak sapi perah FH menerapkan higienis pemerahan yang baik untuk mencegah terjadinya mastitis dan mengurangi cemaran mikroba pada susu, sehingga meningkatkan kualitas susu yang dihasilkan

English Abstract

The purpose of this study was to examine the hygienic relationship with the level of subclinical mastitis based on the CMT test and milk quality based on the reductase test on FH dairy cows in Tuyomerto, Pesanggrahan Village, Batu City. The study was conducted at the farm of the people of Tuyomerto, Pesanggrahan Village, Batu City began on August 20, 2023 to 20 September 2023. The research material used was 30 FH dairy cows in the lactation period 2 to the lactation period 3. This study method used case study. Data were analyzed using simple linear regression and correlation coefficient. Hygienic relationship with the incidence of subclinical mastitis obtained a regression equation Y = 7.84 – 0.63X and the correlation coefficient of 0.60 which means it has a strong level of closeness. The coefficient of determination obtained 36% means that the incidence of subclinical mastitis is influenced by hygienic milking of 36% and the remaining 64% is influenced by the location of waste disposal not far from the cage. Hygienic relationship with milk quality based on the reductase test obtained the regression equation Y = 1.82 – 0.73X and the correlation coefficient of 0.73 which means it has a strong level of closeness. The coefficient of determination obtained 53% means that milk microbes are influenced by minienic milking by 53% and the remaining 47% is influenced by the provision of supplementation of feed components. Based on research it can be concluded that the higher the hygienic milking, the lower the incidence of subclinical mastitis is based on the CMT test, and the lower the microbial contamination in milk based on the reductase test. Suggestions that can be given are that FH dairy farmers should apply good milking hygiene to prevent mastitis and reduce microbial contamination in milk, thereby increasing the quality of milk produced.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052305
Uncontrolled Keywords: Hygienic milking, mastitis, reductase test.
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Zainul Mustofa
Date Deposited: 02 Feb 2024 02:38
Last Modified: 02 Feb 2024 02:38
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/215570
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Heidi Denada.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2026.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item