Amanda, Amelia and Tantri Refa Indhiarti, S.S., M.A (2024) WOMEN’S LANGUAGE FEATURES USED BY WOMEN SPEAKERS ON VICE FEMINISM DEBATE. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Studi ini meneliti bagaimana perempuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pandangan mereka tentang feminisme dalam perdebatan sesama jenis, dengan tujuan untuk memahami fungsi fitur-fitur bahasa tersebut dan apakah fitur-fitur tersebut mencerminkan keraguan dan ketidakpercayaan diri dalam mengekspresikan pendapat. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, transkrip dan audio yang terdiri dari fitur-fitur bahasa perempuan klasifikasi Lakoff (1975) yang digunakan oleh para peserta dalam Conservatives and Progressives Feminism Debate (Extended Version) di YouTube diambil sebagai data. Hasilnya menunjukkan bahwa ada 8 dari 10 fitur yang muncul yaitu: lexical hedges or fillers (43,03%), hypercorrect grammar (25,15%), intensifiers (16,06%), emphatic stress (6,06%), tag questions (5,45%), rising intonation on declaratives (3,03%), empty adjectives (0,61%), and super polite form (0,61%), dengan lexical hedges or fillers sebagai fitur yang paling sering muncul yang sebagian besar berfungsi sebagai kata pengantar perspektif pribadi pembicara tentang topik tersebut. Berbeda dengan saran Lakoff (1975), fitur-fitur ini tidak selalu mengindikasikan keraguan dalam mengekspresikan pendapat. Faktanya, fitur-fitur ini memiliki fungsi yang beragam dalam menjaga komunikasi yang efektif. Selain itu, fitur-fitur ini tidak dapat digeneralisasi sebagai indikasi ketidakpastian karena fungsi penggunaannya bergantung pada beberapa aspek seperti latar belakang pembicara dan konteks percakapan. Penelitian di masa depan harus menganalisis Women’s Language Features yang digunakan dalam berbagai situasi dan mengeksplorasi lebih jauh mengenai interseksionalitas dalam masyarakat.
English Abstract
This study examines how women use language to express their views on feminism within same-sex debates, aiming to understand the functions of these language features and whether they reflect hesitancy and lack of confidence in expressing opinions. Using a descriptive qualitative method, the transcript and the audio that consists of Lakoff’s (1975) classification women’s language features used by the participants in Conservatives and Progressive Debate Feminism (Extended Version) on YouTube was taken as the data. The result revealed that there are 8 out of 10 women’s language features occurred: lexical hedges or fillers (43,03%), hypercorrect grammar (25,15%), intensifiers (16,06%), emphatic stress (6,06%), tag questions (5,45%), rising intonation on declaratives (3,03%), empty adjectives (0,61%), and super polite form (0,61%) with lexical hedges or fillers appeared as the most common occurrence which mostly served as a preface to the speakers’ personal perspective regarding the topic. In contrast to Lakoff’s (1975) suggestion, these features were not necessarily indicated hesitancy in expressing opinion. In fact, these features served various function in maintaining an effective communication. Furthermore, these features cannot be generalized as an indication of uncertainty because it depended on the several aspects like background of the speakers and the context of the conversation. Future research should analyze the women’s language features used in diverse settings and explore further regarding the intersectionality in societies.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | 052312 |
| Uncontrolled Keywords: | Women’s Language features, Feminism, VICE, Lakoff (1975) |
| Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
| Depositing User: | Emy Sukartini |
| Date Deposited: | 26 Jan 2024 06:14 |
| Last Modified: | 26 Jan 2024 06:14 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/214096 |
![[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO]](http://repository.ub.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Amelia Amanda.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Actions (login required)
 |
View Item |