Asas Kepentingan Terbaik Bagi Anak Pada Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Sanksi Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Studi Di Pengadilan Negeri Kepanjen)

Shasha Shava, Shasila and Dr. Lucky Endrawati,, S.H., M.H and Mufatikhatul Farikhah,, S.H., M.H. (2023) Asas Kepentingan Terbaik Bagi Anak Pada Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Sanksi Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Studi Di Pengadilan Negeri Kepanjen). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pada skripsi ini, penulis mengangkat permasalahan mengenai penerapan Asas Kepentingan Terbaik Bagi Anak pada pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana pencabulan, penelitian ini mengambil studi di Pengadilan Negeri Kepanjen. Dalam 7 tahun terakhir terjadi peningkatan anak yang terlibat dalam kasus kekerasan seksual di Jawa Timur, sehingga hal ini membutuhkan perhatian khusus terkait peradilan anak. Pada peradilan anak salah satu hal yang penting adalah persepsi hakim yang mengadili kasus anak yang terlibat dalam kasus kekerasan seksual, dan dengan adanya asas kepentingan terbaik bagi anak hakim harus membuat pertimbangan yang seadil-adilnya. Berdasarkan hal tersebut diatas, karya tulis ini mengangkat rumusan masalah : (1) Bagaimana persepsi hakim anak terkait dengan asas Kepentingan Terbaik Bagi Anak dalam sistem peradilan pidana anak? (2) Apakah terdapat penerapan asas Kepentingan Terbaik Bagi Anak pada pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana pencabulan? Kemudian penulisan karya tulis ini menggunakan metode penelitian sosio legal dengan metode pendekatan fakta. Data yang diperoleh oleh penulis dari hasil wawancara akan dianalisis dengan menggunakan Teknik deskriptif analitis yaitu menganalisis data dengan memberikan gambaran terhadap permasalahan yang diperoleh dari observasi lapangan atau hasil wawancara di lapangan lalu dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini sehingga akan diperoleh hasil yang akurat. Dari hasil penelitian dengaan metode di atas, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada bahwa asas kepentingan terbaik bagi anak merupakan asas yang fundamental. Asas ini berarti bahwa setiap pengambilan keputusan harus memperhatikan tumbuh kembang anak. Dalam pertimbangan hakim terdapat penerapan asas kepentingan terbaik bagi anak yakni merahasiakan identitas anak, pendapat orang tua dan Laporan dari Balai Pemasyarakatan. Hakim cenderung menjatuhkan sanksi pidana dikarenakan hakim beranggapan bahwa dengan penjatuhan sanksi ini maka anak akan mendapatkan efek jera. Hakim juga beranggapan bahwa penjatuhan sanksi pidana penjara merupakan bentuk dari penerapan asas kepentingan terbaik bagi anak. Namun nyatanya terdapat sanksi lain yang dinilai lebih menerapkan asas kepentingan terbaik bagi anak yaitu sanksi pidana dengan syarat. Sanksi pidana dengan syarat sendiri dinilai lebih efektif dalam memberikan efek jera bagi anak sebagai pelaku tindak pidana pencabulan. Sanksi pidana dengan syarat sendiri dapat dijatuhkan apabila memenuhi beberapa indikator yakni Pidana yang dijatuhkan oleh hakim paling lama 2 (dua) tahun, anak tidak akan melakukan tindak pidana lagi selama menjalani masa pidana dengan syarat, bukan merupakan pengulangan tindak pidana, rekomendasi dari Balai Pemasyarakatan yang menyatakan bahwa anak sebaiknya dijatuhi pidana bersyarat. Indikator ini digunakan agar tidak semua anak sebagai pelaku tindak pidana pencabulan dapat dijatuhi pidana bersyarat sehingga tetap mengedepankan keadilan bagi korban.

English Abstract

In this thesis, the author raises the issue of the application of the Principle of Best Interests for Children to the consideration of judges in imposing sanctions on children as perpetrators of criminal acts of obscenity, this research takes a study in the District Court of the Ministry of Justice. In the last 7 years there has been an increase in children involved in sexual violence cases in East Java, so this requires special attention regarding juvenile justice. In juvenile justice, one of the important things is the perception of judges who try cases of children involved in cases of sexual violence, and with the principle of best interests for The judge's child must make the fairest consideration. Based on the foregoing, this paper raises the formulation of the problem: (1) How is the perception of juvenile judges related to the principle of Best Interests for Children in the juvenile criminal justice system? (2) Is there an application of the principle of Best Interest for Children to the judge's consideration in sanctioning children as perpetrators of criminal acts of obscenity? Then the writing of this paper uses socio-legal research methods with the method of approaching facts. The data obtained by the author from the interview results will be analyzed using analytical descriptive techniques, namely analyzing data by providing an overview of the problems obtained from field observations or interview results in the field and then associated with applicable laws and regulations and those in accordance with the problems in this study so that accurate results will be obtained. From the results of research with the method above, the author obtains the answer to the existing problem that the principle of best interests for children is a fundamental principle. This principle means that every decision-making must pay attention to the growth and development of the child. In consideration, there are special things that need to be considered when imposing sanctions, namely a report from the Correctional Center and information from the child's parents. Hakim tends to impose criminal sanctions because the judge thinks that by imposing these sanctions, the child will get a deterrent effect. The judge also considered that the imposition of imprisonment was a form of application of the principle of best interests to the child. But in fact, there are other sanctions that are considered to be more applicable to the principle of best interests for children, namely criminal sanctions with conditions. Criminal sanctions on their own terms are considered more effective in providing a deterrent effect for children as perpetrators of criminal acts of obscenity. Criminal sanctions on their own terms can be imposed if they meet several indicators, namely the crime imposed by the judge for a maximum of 2 (two) years, the child will not commit another criminal act while serving the criminal period with conditions, not a repeat of the criminal act, a recommendation from the Correctional Center which states that the child should be sentenced to a conditional sentence. This indicator is used so that not all children as perpetrators of criminal acts of obscenity can be sentenced to conditional punishment so as to prioritize justice for victim.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	052301
Divisions:	Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User:	Unnamed user with username verry
Date Deposited:	22 Jan 2024 07:56
Last Modified:	22 Jan 2024 07:56
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/213127

Text (Dalam Masa Embargo) Shasha Shava Shasila.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (3MB)

Actions (login required)

View Item