Pemberdayaan Masyarakat Dalam RangkaPenanggulangan Kemiskinan Melalui Program Pembangunan Semua Kampung (Bangsaku) Di Kampung UrumbDistrik SemanggaKabupaten Merauke

Gewaljay,, Yokbeth and Dr. Drs. Riyanto,, M. Hum. and Dr. Alfi Haris Wanto,, S.AP., M.AP., MMG (2023) Pemberdayaan Masyarakat Dalam RangkaPenanggulangan Kemiskinan Melalui Program Pembangunan Semua Kampung (Bangsaku) Di Kampung UrumbDistrik SemanggaKabupaten Merauke. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kesejahteraan seluruh masyarakat di Kabupaten Merauke belum dapat direalisasikan karena masih tingginya tingkat kemiskinan, upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana dan kemiskinan juga merupakan suatu masalah sosial yang multi dimensi sehingga harus dilakukan penanganan secara sistematis dan berkesinambungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan manganalisis pemberdayaan masyarakat dalam program pembangunan semua kampung (Bangsuku) di kampung Urumb Distrik Semangga Kabupaten Merauke. Pemberdayaan masyarakat merupakan usaha atau cara yang dilakuakan oleh individu, kelompok, organisasi, atau lembaga tertentu guna melakasanakan fungsi, menyelesaikan masalah serta mencapai tujuan yang telah ditentukan. Friedmann,1994 menjelaskan bahwa dalam pemberdayaan masyarakat ada tiga aspek untuk dapat memberdayakan masyarakat Desa/ Kampung yaitu 1. Mengaktifkan/ menciptakan potensi bagi masyarakat; 2. Memberdayakan/memperkuat potensi masyarakat; 3. Melindungi dan membela kepentingan masyarakat. Mengaktifkan/menciptakan (Enabling) potensi masyarakat merupakan upaya untuk menciptakan suasana yang memungkinkan potensi bagi masyarakat Desa/ Kampung agar dapat berkembang dengan asumsi pemahaman bahwa setiap orang atau setiap masyarakat mempunyai potensi yang dapat dikembangkan artinya tidak ada orang atau masyarakat tanpa daya. Aspek kedua yaitu memberdayakan/ memperkuat potensi masyarakat melalui langkah-langkah yang bersifat nyata, menyangkut dengan berbagai peluang yang akan membuat masyarakat semakin berdaya. memberdayakan masyarakat Upaya yang paling pokok dalam pemberdayaan ini adalah meningkatkantaraf hidup masyarakat dengan sumber-sumber daya yang ada demi kemajuan ekonomi. Kabupaten Merauke adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua yang dibentuk berdasarkan UU No. 26 Tahun 2002. Seiringnya dengan berlakunya Undang-Undang Otonomi Daerah No.22 Tahun 1999 sebagaimana direvisi menjadi Undang-Undang Otonomi Daerah No. 32 Tahun 2003, maka kedudukan Kabupaten Merauke sebagai daerah otonom, memiliki hak kewenangan untuk mengelola potensi daerahnya, khususnya potensi kelautan dan perikanan. Kabupaten Merauke dibatasi oleh daratan dan lautan. Secara geografis, Kabupaten Merauke di sebelah utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Mappi dan Kabupaten Boven Digoel, sebelah timur berbatasan dengan Papua New Guinea, di sebelah selatan dan barat berbatasan dengan Laut Arafuru. Jika ditinjau menurut kelas ketinggiannya, Kabupaten Merauke merupakan wilayah dataran rendah yang memiliki kelas ketinggian antara 0-60 mdpl. Upaya pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di kampung Urumb dalam rangka penanggulangan kemiskinan yang merupakan tolak ukur bagaimana pemberdayaan masyarakat dapat berjalan secara optimal sesuai dengan indikator-indikator keberhasilannya. Dalam penelitian ini jenis peneltian yang gunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian di Kabupaten Merauke dengan situs penelitian adalah di Kampung Urumb Distrik Semangga Kabupaten Merauke. sumber data dan jenis data yang vii digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis yang dikembangkan oleh Miles Huberman dan Saldana (2014). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa upaya pemberdayaan bagi masyarakat di Kampung Urumb Distrik Semangga Kabupaten Merauke telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari terbentuknya pemberdayaan perempuan yang meliputi usaha ekonomi, pembuatan kebun pisang, pembuatan anyam-anyaman, pembuatan Abon Ikan Gabus dan pembuatan Minyak kelapa Asli, dan kondisi lokasi yang sangat mendukung bagi masyarakat yang berada disekitar kampung Urumb. Namun kendala yang dihadapi yaitu, pada kegiatan tidak ada pembinaan dari instansi terkait. Selanjutnya pemberdayaan masyarakat di kampung Urumb dapat dikatakan sudah berjalan dalam kondisi baik walaupun masih ada beberapa kendala yang dihadapi oleh masyarakat. Faktor pendukung dalam pemberdayaan masyarakat adalah sumber daya alamnya ada dan melimpah, sedangkan faktor penghambat adalah pelatihan yang rutin dari instansi terkait tentang penguatan kapasitas pemberdayaan masyarakat dan minimal harus mempunyai pasar setelah produksi ada yang menerima atau menampung sebagai pemasaran.

English Abstract

The welfare of the entire community in Merauke Regency has not been realized because of the high level of poverty, efforts to realize community welfare must be carried out in a systematic and planned manner and poverty is also a multi-dimensional social problem that must be handled systematically and sustainably. The poverty rate which is still high in Merauke Regency requires the participation of the entire community to participate in effective, efficient and sustainable poverty reduction as referred to above, namely forming a Regional Regulation on Poverty Reduction in Merauke Regency. Friedmann, 1994 explains that in community empowerment there are three aspects to be able to empower the village/village community, namely 1. Activating/creating potential for the community; 2. Empowering/strengthening the potential of the community; 3. Protect and defend the interests of the community. Enabling/creating (enabling) community potential is an effort to create an atmosphere that allows the potential for the village/village community to develop with the assumption of understanding that every person or every community has potential that can be developed, meaning that no person or community is without power. The second aspect is empowering/strengthening the potential of the community through concrete steps, involving various opportunities that will make the community more empowered. empowering the community The most basic effort in this empowerment is to increase the level of education and health status as well as access to sources of economic progress. The most basic effort in this empowerment is to improve the standard of living of the people living in the village/village, this empowerment focuses on how to empower the community to improve the standard of living of the community in solving poverty. applies to all does not always touch the interests of this level of society. The third aspect concerns protecting and defending the interests of the weak in order to increase community participation in decision-making concerning themselves and their communities, which is an important element, so that community empowerment can be implemented through government programs. In this research, the type of research used is descriptive research with a qualitative approach. The research location is in Merauke Regency with the research site in Urumb Village, Semangga District, Merauke Regency. data sources and types of data used are primary data and secondary data. Data collection techniques using the method of observation, interviews and documentation. The data analysis technique used is the analytical model developed by Miles Huberman and Saldana (2014). Based on the results of the research that has been carried out, it shows that the empowerment efforts for the community in the Semangga Diatric Village, Merauke Regency have been carried out well. This can be seen from the formation of women's empowerment which includes economic business, making banana plantations, making plaits, making cork fish shreds and making real coconut oil, and the location conditions are very supportive for the people around Urumb village. However, the obstacles faced are, in the activities there is no guidance from the relevant agencies. The supporting factor in community empowerment is that ix natural resources exist and are abundant, while the inhibiting factor is regular training from relevant agencies on strengthening community empowerment capacity and at least one must have a market after production that accepts or accommodates it as marketing.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 042303
Uncontrolled Keywords: Pemberdayaan, Masyarakat, Penanggulangan Kemiskinan-Community Empowerment, Developing Independence by increasing Skills, Abilities, and Community Awareness.
Divisions: Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Publik / Negara
Depositing User: Unnamed user with username suprihatin
Date Deposited: 19 Jan 2024 07:24
Last Modified: 19 Jan 2024 07:24
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/212526
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
yoke Gewaljay.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item