PENGARUH PENAMBAHAN NANO KUNYIT (Curcuma longa Linn) TERHADAP MORFOLOGI USUS HALUS BURUNG PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix Japonica)

Azril Septian, Muhammad and Dr. Ir. Eko Widodo, M.Agr.Sc (2023) PENGARUH PENAMBAHAN NANO KUNYIT (Curcuma longa Linn) TERHADAP MORFOLOGI USUS HALUS BURUNG PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix Japonica). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Peningkatan permintaan produk hewani sejalan dengan meningkatnya konsumsi produk hewani, hal ini mendorong peternak untuk menghasilkan produksi yang tinggi dan efisien. Penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) sebagai pakan feed additive. Hal ini memiliki dampak negatif yaitu menimbulkan residu pada hasil ternak dan dapat membahayakan konsumen. Oleh karena itu, penggunaan antibiotik sebagai bahan aditif telah dilarang di Indonesia mulai Januari 2018, sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No.14/PERMENTAN/PK.350/5/2017 tentang klasifikasi obat hewan. Adanya pelarangan antibiotik sebagai feed additive mendorong peneliti dan peternak untuk menemukan solusi. Salah satu bahan yaitu fitobiotik yang berupa kunyit. Kunyit memiliki kandungan seperti kurkumin, minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai mengurangi jumlah bakteri patogen, meningkatkan daya tahan tubuh ternak dan memberikan efek baik terhadap saluran pencernaan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan nano kunyit terhadap morfologi usus halus puyuh petelur yang meliputi jumlah vili, tinggi vili, kedalaman kripta, rasio tinggi: kedalaman kripta dan luas permukaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan referensi dalam penggunaan level yang optimal yang digunakan dalam pemanfaatan nano kunyit sebagai feed additive. Penelitian ini diawali dengan memproduksi nano kunyit dengan menggunakan pelarut etanol 96% danviii diekstraksi menggunakan metode MAE (Microwave Assisted Extraction) di laboratorium Industri Pakan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, selanjutnya untuk pembuatan nano kunyit hasil dari ekstraksi menggunakan pelarut acetate buffer dan bahan yang digunakan chitosan dan STTP. Pemeliharaan dilaksanakan di peternakan milik bapak samsul yang terletak di Dusun Bunder, Desa Ampeldento, Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang yang dimulai pada bulan September-November 2022. Pembuatan preparat usus bagian ileum dilaksanakan di Laboratorium Satwa Sehat. Materi yang digunakan yaitu puyuh fase layer yang dipotong sebanyak 132 ekor pada umur 144 hari sedangkan untuk sampel preparat usus halus bagian ileum sebanyak 12 ekor, nano kunyit dengan rata-rata ukuran partikel yaitu 305,8 nm2, kandang sistem battery sebanyak 24 petak dan pakan basal dari PT. Sreeya. Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah P0 (pakan basal), P1 (pakan basal+0,1% nano kunyit), P2 (pakan basal +0,2% nano kunyit), P3 (pakan basal+0,3% nano kunyit). Variabel yang diamati adalah morfologi usus halus yaitu meliputi jumlah vili, tinggi vili, kedalaman kripta, rasio tinggi: kedalaman kripta dan luas permukaan. Metode penelitian adalah experimental. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan data hasil penelitian dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA), jika didapatkan hasil berbeda nyata maka dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT).ix Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap morfologi usus halus (jumlah vili, tinggi vili, kedalaman kripta, rasio tinggi: kedalaman kripta dan luas permukaan). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan nano hingga 0,3% dalam pakan berpotensi untuk memperbaiki morfologi ileum pada puyuh.

English Abstract

The purpose of this study was to determine effect addition of nano turmeric (Curcuma longa Linn) on the morphology of the small intestine in laying quail (Coturnix coturnix Japonica). The material used were 132 laying quail at 83 days of age, nano turmeric, battery cages and basal feed. This study consisted of 4 treatments and 3 replications. The treatments used were P0 (basal feed), P1 (basal feed+0.1% nano turmeric), P2 (basal feed +0.2% nano turmeric), P3 (basal feed+0.3% nano turmeric). The variables observed were the number of villi, villi height, crypt depth, ratio of height: crypt depth and surface area. The method was an experiment and designed by the use of Completely Randomized Design (CRD). The data were analyzed by using Analysis of Variance (ANOVA), if the results gave a significant effect, it will be continued with Duncan's Multiple Range Test (DMRT). The results showed that the treatment had no significant effect (P>0.05) on the number of villi, villi height, crypt depth, ratio of height: crypt depth and surface area. The conclusion from the results of this research is that thevi addition of nano turmeric up to a level of 0.3% has the potential to improve ileum morphology.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052305
Uncontrolled Keywords: layer quail, nano, turmeric, ileum, morphology.
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Annisti Nurul F
Date Deposited: 19 Jan 2024 05:47
Last Modified: 19 Jan 2024 05:47
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/212429
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Muhammad Azril Septian.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item