Kesesuaian Wisata Snorkeling Pulau Cilik, Karimunjawa Berbasis Sistem Informasi Geografis

Christophel, Samuel Roland and Andik Isdianto, ST., MT and M. Arif As'adi, S.Kel., M.Sc. (2002) Kesesuaian Wisata Snorkeling Pulau Cilik, Karimunjawa Berbasis Sistem Informasi Geografis. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan total pulau yang mencapai 17.000 pulau. Setiap pulau di Indonesia memiliki potensi serta kekayaan alam yang beragam. Keberagaman itulah yang menjadikan negara Indonesia memiliki potensi di bidang wisata bahari. Ekowisata bahari merupakan cabang wisata yang memberikan aspek pendidikan konservasi ekosistem kepada pegiat wisata. Kegiatan Snorkeling juga dapat dijadikan salah satu penerapan ekowisata bahari yang dapat berfokus pada kelestarian ekosistem terumbu karang dan biota didalamnya. Penelitian ini memberikan pengetahuan dan saran lokasi yang optimal untuk melakukan kegiatan ekowisata bahari snorkeling di Pulau Cilik, Karimunjawa. Pulau Cilik dijadikan lokasi penelitian karena pulau ini memiliki potensi besar dan belum banyak terjamah oleh wisatawan. Penelitian dilakukan pada Juni 2023 di Pulau Cilik, Karimunjawa. Dengan menjadikan objek penelitian menjadi empat stasiun berdasarkan arah mata angin yaitu Utara, Barat, Selatan dan Timur. Penelitian ini memiliki tujuh parameter utama untuk kemudian dimasukkan kedalam Indeks Kesesuaian sehingga diperoleh nilai dari suatu stasiun penelitian. Tujuh parameter yang diperlukan terdiri dari unsur biotik dan abiotik. Ketujuh paramater yaitu kerapatan, jenis lifeform, dan spesies ikan terumbu karang; selain itu ada kedalaman, kecerahan, serta kekuatan arus. Dari data yang diperoleh di 4 stasiun di sekeliling pulau, didapat kerapatan dengan metode LIT (Line Intercept Transect) sepanjang 50 meter diperoleh tutupan karang yang sangat sesuai untuk kegiatan ekowisata bahari snorkeling sebesar 84% karang hidup dengan jumlah life form mencapai 10 jenis pada stasiun utara Pulau Cilik. Sedangkan pada stasiun Timur memiliki tutupan dan jenis life form paling rendah dengan nilai 47% dengan 7 life form. Data ikan terumbu yang diperoleh sebanyak 20 – 35 spesies yang didapati dengan metode UVC (Underwater Visual Census) dengan spesies terbanyak pada stasiun Utara dan paling sedikit ditemukan pada stasiun Timur. Parameter fisik perairan dilakukan dengan dua cara yaitu langsung dan tidak langsung dengan bantuan data sekunder. Data kedalaman diperoleh dengan bantuan alat Echosounder dengan hasil perolehan data yang diolah menggunakan ArcGIS berada diantara 0,5 meter – 30 meter pada dinding Atol Pulau Cilik. Data selanjutnya yang diambil secara langsung adalah data kecerahan stasiun pengamatan sebanyak dua kali pengulangan dengan alat bantu Secchi disk mendapat nilai kecerahan maksimum dikarenakan kedalaman yang cukup rendah serta kemampuan perairan masih mampu ditembus oleh cahaya. Selain data lapang, data sekunder diperlukan untuk perolehan data kecepatan arus yang diperoleh menggunakan data dari Copernicus dengan bantuan aplikasi diperoleh kecepatan tertinggi pada stasiun Timur sebesar 0.15 m/s dan terendah pada stasiun Barat sebesar 0.10 m/s. Indeks kesesuaian di setiap stasiun pengambilan data ternilai sesuai dengan intensitas cahaya tinggi, kedalaman yang sesuai untuk pegiat wisata snorkeling pemula hingga mahir, kekuatan arus yang sesuai, dan keragaman ikan yang dapat memanjakan mata.

English Abstract

Indonesia is an archipelagic country with a total of 17,000 islands. Every island in Indonesia has diverse potential and natural riches. This diversity is what makes Indonesia have potential in the field of marine tourism. Marine ecotourism is a branch of tourism that provides educational aspects of ecosystem conservation to tourism activists. Snorkeling activities can also be used as an application of marine ecotourism which can focus on preserving the coral reef ecosystem and the biota within it. This research provides knowledge and suggestions for optimal locations for carrying out snorkeling marine ecotourism activities on Cilik Island, Karimunjawa. Cilik Island was used as a research location because this island has great potential and has not been explored by many tourists. The research was conducted in June 2023 on Cilik Island, Karimunjawa. By making the research object into four stations based on the cardinal directions, namely North, West, South and East. This research has seven main parameters which are then included in the Conformity Index to obtain values from a research station. The seven parameters required consist of biotic and abiotic elements. The seven parameters are density, type of lifeform, and species of coral reef fish; Apart from that, there is depth, brightness, and current strength. From the data obtained at 4 stations around the island, the density obtained using the LIT (Line Intercept Transect) method over a 50 meter length of coral cover was obtained which is very suitable for snorkeling marine ecotourism activities of 84% live coral with the number of life forms reaching 10 types at the north station Little Island. Meanwhile, the East station has the lowest cover and type of life form with a value of 47% with 7 life forms. The reef fish data obtained was 20 - 35 species found using the UVC (Underwater Visual Census) method with the most species found at the North station and the least at the East station. Physical parameters of waters are carried out in two ways, namely direct and indirect with the help of secondary data. Depth data was obtained with the help of the Echosounder tool with the data obtained processed using ArcGIS being between 0.5 meters – 30 meters on the walls of the Pulau Cilik Atoll. The next data that was taken directly was the brightness data from the observation station twice repeated using the Secchi disk tool to get the maximum brightness value because the depth was quite low and the water was still able to be penetrated by light. Apart from field data, secondary data is needed to obtain current speed data which was obtained using data from Copernicus with the help of an application. The highest speed at the East station was 0.15 m/s and the lowest at the West station was 0.10 m/s. The suitability index at each data collection station is assessed according to high light intensity, suitable depth for beginners to advanced snorkelers, suitable current strength, and a variety of fish that can please the eye

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052308
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Ilmu Kelautan
Depositing User: Nur Subchan
Date Deposited: 19 Jan 2024 07:24
Last Modified: 19 Jan 2024 07:24
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/212230
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Samuel Roland Christophel.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item