Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Penerapan Balanced Scorecard Menggunakan Metode OMAX Dan TLS (Studi Kasus di Pabrik Gula Jawa Timur).

Oktaviana, Rahajeng Yanitaputri and Ir. Wifqi Azlia, ST., MT. IPM (2023) Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Penerapan Balanced Scorecard Menggunakan Metode OMAX Dan TLS (Studi Kasus di Pabrik Gula Jawa Timur). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Objek Pabrik Gula dalam penelitian ini merupakan Pabrik Gula yang dikelola oleh anak perusahaan BUMN dalam bidang agrisbisnis. Pabrik Gula ini didirikan pada tahun 1894 dengan hasil produksi berupa gula kristal putih. Pabrik Gula memiliki visi menjadi Industri berbasis tebu yang unggul dalam persaingan global. Untuk mencapai visi tersebut terdapat 2 misi yang harus dijalankan. Selama ini, pengukuran kinerja perusahaan di Pabrik Gula hanya dilakukan dengan cara tradisional, yaitu melihat dari aspek finansial perusahaan. Selain nilai target laba yang tidak tercapai, Pabrik Gula memiliki beberapa permasalahan diantaranya berkaitan dengan target jumlah tebu digiling dan tidak adanya tindak lanjut dari pelatihan karyawan. Berdasarkan permasalahan tersebut metode yang dapat menutupi kekurangan perusahaan adalah metode Balanced Scorecard. Adapun langkah penelitian ini dimulai dari penentuan strategy objectives berdasarkan visi misi, pembuatan strategy map, penyusunan KPI dengan hasil kuesioner identifikasi KPI. Dilanjutkan dengan kuesioner pengukuran kinerja dan kuesioner tingkat kepentingan. Selanjutnya, hasil kuesioner tingkat kepentingan akan digunakan untuk melakukan pembobotan dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). Bobot yang telah didapat akan digunakan dalam perhitungan score pengukuran kinerja dengan Objectives Matrix (OMAX) dan hasil skor akan dikategorikan berdasarkan warna menggunakan Traffic Light System (TLS). Selain itu, dilakukan penyebaran kuesioner kepada 100 responden berdomisili Jawa Timur untuk mengetahui tingkat brand awareness produk yang merupakan salah satu KPI dalam perspektif pelanggan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diidentifikasi 15 Key Performance Indicators (KPI) dari Pabrik Gula berdasarkan perspektif Balanced Scorecard dengan rincian 2 KPI pada perspektif keuangan, 2 KPI pada perspektif pelanggan, 7 KPI pada perspektif proses bisnis internal dan 4 KPI pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Adapun nilai indeks total yang diperoleh dari perhitungan skor dengan OMAX adalah sebesar 5,743, yang berarti kinerja dari Pabrik Gula sudah cukup baik tetapi masih terdapat beberapa target yang belum tercapai. Sementara berdasarkan pengelompokkan KPI dengan TLS, terdapat 2 KPI berada dalam kategori warna merah (Perlu segera diperbaiki) 7 KPI berada dalam kategori warna kuning (Sudah cukup baik tetapi tetap butuh perbaikan) dan 6 KPI berada dalam kategori warna hijau (Sudah baik dan perlu dipertahankan). Selanjutnya, pada 2 KPI yang masih berada dalam kategori warna merah dilakukan analisis dengan Root Cause Analysis (RCA) untuk mengetahui akar penyebab permasalahan sehingga dapat diusulkan rekomendasi perbaikan yang sesuai. Rekomendasi perbaikan yang diusulkan dan disarankan untuk diutamakan implementasinya adalah mengadakan survei pelanggan berkala, memastikan penyelenggaran kegiatan pertanian oleh petani telah sesuai prosedur dengan mengisi form pengecekan, Menyusun rencana pelatihan bagi petani tebu, menerapkan sistem kebijakan jadwal giling, mewajibkan karyawan mengisi logbook.

English Abstract

The object of the Sugar Factory in this study is a Sugar Factory managed by a subsidiary of a state-owned company in the agribusiness sector. This Sugar Factory was founded in 1894 with the production of white crystal sugar. The Sugar Factory has a vision to become a sugarcane-based industry that excels in global competition. To achieve this vision, there are 2 missions that must be carried out. So far, the measurement of company performance at the Sugar Factory has only been carried out in the traditional way, namely from the company's financial perspective. In addition to the profit target value that was not achieved, the Sugar Factory had several problems including those related to the target number of cane milled and the lack of follow-up on employee training. Based on these problems the method that can cover the company's shortcomings is the Balanced Scorecard method. The steps of this research started from determining strategy objectives based on vision and mission, making a strategy map, preparing KPIs with the results of the KPI identification questionnaire. Followed by a performance measurement questionnaire and importance level questionnaire. Furthermore, the results of the importance level questionnaire will be used to carry out weighting with the Analytical Hierarchy Process (AHP). The weights that have been obtained will be used in calculating performance measurement scores with the Objectives Matrix (OMAX) and the scores will be categorized based on color using the Traffic Light System (TLS). In addition, a questionnaire was distributed to 100 respondents who are domiciled in East Java to determine the level of product brand awareness, which is one of the KPIs from a customer perspective. Based on the results obtained, 15 Key Performance Indicators (KPIs) can be identified from a Sugar Factory based on a Balanced Scorecard perspective with details of 2 KPIs on a financial perspective, 2 KPIs on a customer perspective, 7 KPIs on an internal business process perspective and 4 KPIs on a growth and learning perspective. The total index value obtained from calculating the score with OMAX is 5.743, which means that the performance of the Sugar Factory is quite good but there are still several targets that have not been achieved. Meanwhile based on the grouping of KPIs with TLS, there are 2 KPIs in the red category (Needs improvement immediately) 7 KPIs in the yellow category (Good enough but still needs improvement) and 6 KPIs in the green category (Good enough and needs to be maintained). Furthermore, the 2 KPIs that are still in the red category are analyzed using Root Cause Analysis (RCA) to find out the root cause of the problem so that appropriate recommendations for improvement can be proposed. Recommendations for improvements proposed and suggested to be prioritized for implementation are conducting regular customer surveys, ensuring the implementation of agricultural activities by sugarcane farmers according to checking form, preparing training plans for sugarcane farmers, implementing a milling schedule policy system, requiring employees to fill out a logbook.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	052307
Uncontrolled Keywords:	Pengukuran Kinerja, Balanced Scorecard, Analytical Hierarchy Process, Objective Matrix, Traffic Light System and Root Cause Analysis, Performance Measurement, Balanced Scorecard, Analytical Hierarchy Process, Objective Matrix, Traffic Light System and Root Cause Analysis.
Divisions:	Fakultas Teknik > Teknik Industri
Depositing User:	Zainul Mustofa
Date Deposited:	18 Jan 2024 04:22
Last Modified:	18 Jan 2024 04:22
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/211979

Text (DALAM MASA EMBARGO) Rahajeng Yanitaputri Oktaviana.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (8MB)

Actions (login required)

View Item