Analisis Kesesuain Wisata Mangrove terhadap Prinsip Ekowisata dan Kepuasan Pengunjung di Desa Penunggul, Nguling, Pasuruan, Jawa Timur

Rahmaniah, Alifah and Dr. Ir. Darmawan Ockto Sutjipto, M.Si and Mihrobi Khalwatu Rihmi, S.Pi M.Si (2023) Analisis Kesesuain Wisata Mangrove terhadap Prinsip Ekowisata dan Kepuasan Pengunjung di Desa Penunggul, Nguling, Pasuruan, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Mangrove merupakan vegetasi yang tumbuh pada tanah berlumpur di daerah batas pasang-surut, daerah pantai dan sekitar muara sungai. Mangrove hidup berkelompok dengan jumlah yang banyak. Tumbuhan mangrove sejati biasa hidup dan berkumpul pada zonasi yang sesuai dengan substratnya. Umumnya mangrove sejati terbagi ke dalam empat famili, diantaranya ialah: Rhizophoraceae ( Rhizophora, Bruguiera, Ceriops), Sonneratiaceae ( Sonneratia), Avicenniaceae (Avicenia) dan Meliaceae (Xylocarpus). Mangrove yang tumbuh pada area pesisir tidak selalu terdiri atas 4 famili. Contohnya adalah di Wisata Taman Mangrove Penunggul Kab. Pasuruan. Mangrove yang tumbuh di desa penunggul didominasi oleh Rhizoporaceae dan Avicenniaceae. Hutan mangrove yang terdapat pada Desa Penunggul, Nguling, Kab Pasuruan memiliki luas sebesar 155 Ha. Kawasan Wisata Mangrove Penunggul dapat menjadi kawasan ekowisata jika memenuhi kriteria prinsip ekowisata. Ekowisata adalah kegiatan wisata yang telah berdasar pada alam, definisi lain ekowisata ialah sebagai kunjungan bertanggung jawab ke kawasan alami yang menjaga lingkungan tetap pada keadaan semula dan memajukan kesejahteraan masyarakat setempat. Suatu kawasan dapat dikatakan ekowisata bukan hanya melihat dari aspek yang ada di alam contohnya, tumbuhan dan hewan. Aspek daya dukung kawasan atau lingkungan harus jadi fokus perhatian. Kegiatan yang akan dilakukan di lapangan harus direncanakan dengan baik agar pelaksanaan di lapangan nanti sesuai dengan yang diharapkan. Perkembangan kawasan wisata taman mangrove penunggul yang semakin membaik harus terhenti sementara sejak pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak tahun 2020. Wisata Taman Mangrove Penunggul telah dibuka kembali sejak era new normal. Upaya untuk menaikkan minat pengunjung telah dilakukan dengan adanya pembangunan jalur tracking mangrove yang berbeda dengan jalur tracking mangrove yang sudah ada. Menurut Sugiama (2014), suatu destinasi wisata dapat dikatakan berhasil jika telah memenuhi syarat 4 aspek penawaran dalam pariwisata atau 4A pariwisat Tujuan penelitian ini ialah mengidentifikasi mengenai kesesuaian / kecocokan prinsip ekowisata di wisata mangrove penunggul dan menganalisis kepuasan pengunjung berdasarkan komponen 4A wisata di wisata mangrove penunggul. Metode penelitian yang digunakan merupakan deskriptif kualitatif dengan teknik observasi, wawancara dan membagikan kuisioner. Penilaian prinsip ekowisata didapat ketika melakukan wawancara dan membagikan kuisioner kepada ketua pengelola mangrove penunggul, ketua pokdarwis mangrove penunggul dan lembaga yang terlibat. Penilaian komponen 4A wisata terdiri dari Attraction, Acessbility, Amenities, Ancillary. Perhitungan kuisioner menggunakan acuan penilaian skala likert. Total skor kemudian diintepretasikan ke dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Kesesuaian atau evaluasi Wisata Taman Mangrove Penunggul terhadap prinsip ekowisata yang terdiri dari konservasi, partisipasi masyarakat, ekonomi, edukasi dan wisata masih perlu diperhatikan dan ditingkatkan. Hasil kuisioner menunjukkan bahwa kategori yang diperoleh rata-rata berkategori sedang dan rendah. Berdasarkan penilaian mengenai komponen 4a di Wisata Taman Mangrove Penunggul, pengunjung memberikan nilai rendah pada aspek daya tarik dan pengelolaan. Dapat disimpulkan bahwa daya tarik dan pengelolaan di Wisata Taman Mangrove Penunggul masih belum berjalan dengan baik sehingga tidak sedikit pengunjung yang merasa kecewa terhadap pengelolaan Wisata Taman Mangrove Penunggul.

English Abstract

Mangroves are vegetation that grows in muddy soil in tidal areas, coastal areas and around river estuaries. Mangroves live in groups with large numbers. True mangrove plants live and gather in zones that suit their substrate. Generally, true mangroves are divided into four families, including: Rhizophoraceae (Rhizophora, Bruguiera, Ceriops), Sonneratiaceae (Sonneratia), Avicenniaceae (Avicenia) and Meliaceae (Xylocarpus). Mangroves that grow in coastal areas do not always consist of 4 families. An example is the Mangrove Park Tourism at Pasuruan Regency. The mangroves that grow in Penunggul village are dominated by Rhizoporaceae and Avicenniaceae. The mangrove forest in Penunggul Village, Nguling, Pasuruan Regency have an area of 155 Ha. The Penunggul Mangrove Tourism Area can become an ecotourism area if it meets the criteria for ecotourism principles. Ecotourism is a tourist activity that is based on nature, another definition of ecotourism is as a responsible visit to a natural area that maintains the environment in its original state and promotes the welfare of local communities. An area can be said to be ecotourism not only looking at the aspects that exist in nature, for example, plants and animals. Aspects of the carrying capacity of the area or environment must be the focus of attention. Activities to be carried out in the field must be planned well so that implementation in the field will be as expected. The development of the penunggul mangrove park tourist area which is getting better has had to stop temporarily since the Covid-19 pandemic. The Covid- 19 pandemic has been going on since 2020. Penunggul Mangrove Park tourism has been reopened since the new normal era. Efforts to increase visitor interest have been made by develop a mangrove tracking route that is different from the existing mangrove tracking route. According to Sugiama (2014), a tourist destination can be said to be successful if it has fulfilled the requirements of the 4 aspects of tourism offerings or the 4A of tourism. The aim of this research is to identify the suitability/compatibility of ecotourism principles in the Penunggul Mangrove Tourism and analyze visitor satisfaction based on the 4A tourism components in the Penunggul Mangrove Tourism. The research method used is descriptive qualitative with observation techniques, interviews and shares questionnaires. The assessment of ecotourism principles is obtained when conducting interviews and sharing a questionnaires to the head of the penunggul mangrove management, the head of the penunggul mangrove pokdarwis and the institutions involved. The 4A tourism component assessment consists of Attraction, Accessibility, Amenities, Ancillary. The questionnaire calculation uses a Likert scale assessment reference. The total score is then interpreted into three categories is high, medium and low. The suitability or evaluation of Penunggul Mangrove Park Tourism towards the principles of ecotourism consisting of conservation, community participation, economics, education and tourism still needs to be considered and improved. The questionnaire results show that the categories obtained on average are medium and low. Based on the assessment of component 4A in the Penunggul Mangrove Park Tourism, visitors give low marks to the aspects of attraction and management. It can be concluded that the attraction and management of Penunggul Mangrove Park Tourism is still not running well so that quite a few visitors feel disappointed with the management of Penunggul Mangrove Park Tourism.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523080782
Uncontrolled Keywords: Mangrove, Prinsip Ekowisata dan Kepuasan Pengunjung.-Mangroves, Principal Ecotourism, Visitor Satisfaction
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 18 Jan 2024 02:26
Last Modified: 18 Jan 2024 02:26
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/211829
[thumbnail of DALAM MASA  EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Alifah Rahmaniah.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (6MB)

Actions (login required)

View Item View Item