Formulasi Pakan Awetan (Silase) Berbasis Limbah Jagung (Zea mays) di Kawasan Kodi Terhadap Kualitas Selama Penyimpanan (Studi Kasus di Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur)

Rohmatin, Erlita Sunaiyatur and Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS and Dr. Ir. Nur Hidayat, MP. (2023) Formulasi Pakan Awetan (Silase) Berbasis Limbah Jagung (Zea mays) di Kawasan Kodi Terhadap Kualitas Selama Penyimpanan (Studi Kasus di Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jagung (Zea mays) termasuk tanaman pangan yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Produktivitas jagung terus mengalami kenaikan dari tahun 2012 yang mencapai 4,5 ton/ha-1 hingga tahun 2016 mencapai 5,31 ton/ha-1. Hasil panen jagung menghasilkan limbah berupa daun, batang, tongkol, dan kulit buah (klobot) yang memiliki tingkat kecernaan rendah. Setiap 100 kg jagung akan menghasilkan limbah sebanyak 20- 30%, dalam 1 hektar lahan dapat menghasilkan 9 ton tanaman jagung dengan limbah mencapai 1,8-2,7 ton. Peternakan sebagai bagian dari bidang agroindustri yang berperan penting dalam pertumbuhan masyarakat sebagai sumber protein. Produktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor jenis ternak, jenis kelamin, umur, lingkungan, dan nutrisi pakan. Hijauan merupakan pakan utama ternak yang ketersediaanya terbatas dimusim kemarau. Pakan memiliki peran penting dalam kesuksesan usaha ternak ruminansia karena 60-70% biaya produksi digunakan untuk pembelian pakan. Penurunan pakan ternak hijauan pada musim kemarau dapat diatasi dengan teknologi pakan awetan berupa silase. Silase pakan komplit (kombinasi hijauan dan konsentrat) memiliki nutrisi pakan yang lebih tinggi dibandingan formulasi silase dari satu jenis bahan (tunggal). Kabupaten SBD memiliki komoditas unggulan berupa jagung. Sehingga penelitian dilakukan di desa Ana Engge pada luas lahan penelitian 0.3 ha. Jenis tanaman jagung yang dibudidayakan yaitu hibrida dengan limbah yang dihasilkan dari kegiatan detaseling mencapai 1.249,97 kg/ha. Data hasil penelitian dianalisis dengan metode Rancang Acak Kelompok (RAK) split plot menggunakan dua faktor yaitu proporsi formula (P) dan bahan tambahan (T). Jenis bahan yang digunakan untuk silase meliputi limbah jagung, dedak, jagung menir, tongkol jagung giling dengan bahan aditif berupa molase, EM4, dan urea dengan waktu fermentasi selama 21 hari. Terdapat tiga perulangan dengan waktu simpan yang berbeda yaitu 0 hari, 7 hari, dan 14 hari. Hasil perlakuan pembuatan silase komplit tidak berbeda nyata (P < 0,05) terhadap sifat fisik, begitupula pada uji nutrisi Bahan Kering (BK) menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P < 0,05) sedangkan perlakuan pada silase komplit limbah jagung dengan penambahan bahan aditif dengan lama penyimpanan berbeda dihasikan berbeda nyata (P > 0,05) terhadap Protein Kasar (PK). Formulasi terbaik silase komplit limbah jagung diperoleh dengan penambahan urea yang memiliki nilai slope 0,0043.

English Abstract

Corn (Zea mays) is a food crop that can be used as animal feed. Corn productivity continued to increase from 2012 which reached 4,5 tons / ha-1 until 2016 reached 5,31 tons / ha-1. Corn yields produce waste in the form of leaves, stems, cobs, and fruit peels (klobot) which have a low level of digestibility. Every 100 kg of corn will produce as much as 20- 30% of waste, in 1 hectare of land can produce 9 tons of corn crops with waste reaching 1,8-2,7 tons. Animal husbandry as part of the agro-industrial field which plays an important role in the growth of society as a source of protein. Livestock productivity is influenced by factors such as livestock breed, gender, age, environment, and feed nutrition. Forage is the main feed for livestock whose availability is limited in the dry season. Feed has an important role in the success of the ruminant livestock business because 60-70% of production costs are used for the purchase of feed. The decline in forage fodder in the dry season can be overcome by preserved feed technology in the form of silage. Complete feed silage (a combination of forage and concentrates) has higher feed nutrition than silage formulations from one type of ingredient (single). SBD District has a superior commodity in the form of corn. So the research was conducted in Ana Engge village on a research land area of 0,3 ha. The type of corn crop cultivated is a hybrid with waste generated from detaseling activities reaching 1.249,97 kg / ha. The data from the study were analyzed using the split plot Randomized Group Design (RAK) method using two factors, namely the proportion of the formula (P) and additional ingredients (T). The types of materials used for silage include waste corn, bran, corn groats, ground corn cobs with additives in the form of molasses, EM4, and urea with a fermentation time of 21 days. There are three iterations with different shelf times, namely 0 days, 7 days, and 14 days. The results of the treatment for making complete silage did not differ markedly (P < 0,05) to physical properties, as well as in the dry matter (BK) nutrition test showed results that did not differ markedly (P < 0,05) while, the treatment of complete silage of corn waste with the addition of additives with different storage durations is significantly different (P > 0,05) to Crude Protein (PK). The best formulation of complete silage of corn waste is obtained by the addition of urea which has a slope value of 0,0043.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	052310
Uncontrolled Keywords:	EM4, Konsentrat, Limbah Jagung, Molase, Silase Komplit, Urea-Complete Silage, Concentrates, Corn Waste, EM4, Molasses, Urea
Divisions:	Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian
Depositing User:	Unnamed user with email y13w@ub.ac.id
Date Deposited:	16 Jan 2024 07:24
Last Modified:	16 Jan 2024 07:24
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/211041

Text (DALAM MASA EMBARGO) Erlita Sunaiyatur Rohmatin.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (3MB)

Actions (login required)

View Item