Analisis Pengendalian Kualitas Produk Bakpia Menggunakan Metode Six Sigma dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) (Studi Kasus di CV Mesta Menggala Food, Malang)

Saragih, David Alentua and Dr. Ir. Endah Rahayu Lestari, MS. and Wendra Gandhatyasri Rohmah, STP, MP. (2023) Analisis Pengendalian Kualitas Produk Bakpia Menggunakan Metode Six Sigma dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) (Studi Kasus di CV Mesta Menggala Food, Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bakpia merupakan kue kering berbahan dasar tepung terigu dengan beragam rasa. CV Mesta Menggala Food merupakan salah satu produsen bakpia dengan beragam rasa seperti kacang hijau, coklat, green tea, tangkwee, durian, keju dan kopi dengan merek dagang “Pia Cap Mangkok”. Pada kegiatan produksi masih terdapat penyimpangan yang menyebabkan produk cacat. Produk cacat merupakan produk yang tidak sesuai dengan standar mutu perusahaan sehingga menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Jenis produk cacat pada produksi bakpia di CV Mesta Menggala Food adalah bakpia gosong, kulit pecah, isian keluar dan bentuk tidak sesuai. Sebab itu diperlukan analisis pengendalian kualitas untuk memperkecil jumlah produk cacat. Six sigma merupakan pendekatan untuk memecah permasalahan yang ada dengan memperhatikan sistem pengelolaan dan perbaikan proses produksi. Six sigma berfungsi untuk perbaikan terus menerus sehingga meningkatkan kualitas produk sesuai standar yang ditentukan oleh perusahaan. Proses produksi yang baik dapat diketahui melalui kapabilitas proses. Kapabilitas proses merupakan ukuran kinerja yang menunjukkan proses berjalan sesuai ketentuan perusahaan dan menghasilkan produk yang sesuai standar yang ditentukan oleh perusahaan. Pada penelitian ini menggunakan six sigma dengan pendekatan DMAI (define – measure – analyze – improve). DMAI berfungsi untuk menghilangkan langkah – langkah maupun kondisi yang bermasalah sehingga mencapai target level six sigma. Pada tahapan analyze, digunakan analisis Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk menentukan prioritas perbaikan yang akan direkomendasikan untuk peningkatan kualitas produksi dengan bantuan penialian responden ahli. Hasil analisis memperoleh 3 jenis penyimpangan hasil produksi sebagai Critical to Quality (CTQ) yaitu isian bakpia keluar, bakpia gosong dan bakpia bantat. Hasil perhitungan nilai DPMO pada proses produksi bakpia sebesar 62.708 dan nilai sigma 3.0325. Kapabilitas proses menunjukkan kemampuan proses produksi memperoleh nilai final yield sebesar 81,19% dan indeks kapabilitas proses Cp sebesar 1,0108333. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan CV Mesta Menggala Food mencapai standar industri Indonesia namun tidak mencapai standar industri Amerika dan internasional. Analisis dilakukan dengan diagram fishbone untuk mengetahui penyebab potensial penyimpangan produk dan menggunakan metode FMEA untuk menentukan prioritas perbaikan berdasarkan nilai total RPN. Penyimpangan isian bakpia keluar secara berturut turut dengan niai total RPN diakibatkan oleh kurang teliti dalam pencetakan bakpia (840), faktor metode yaitu berat isian bakpia yang tidak sesuai SOP (721), kurangnya keterampilan (491) dan perawatan mesin tidak rutin (219). Bakpia gosong diakibatkan oleh kelalalian memutar loyang bakpia (583), wadah pengovenan tidak dalam kondisi yang baik (300) dan perawatan oven tidak rutin (178). Rekomendasi perbaikan yang diberikan pada tahapan improve adalah peningkatan pengawasan produksi, pengadaan dan perbaikan peralatan, perbaikan metode pencetakan bakpia dan penjadwalan perawatan mesin.

English Abstract

Bakpia is a dry cake made from wheat flour, which consists of skin and various fillings. CV Mesta Menggala Food is one of the bakpia producers with various flavors such as green bean, chocolate, green tea, tangkwee, durian, cheese and coffee with the trademark "Pia Cap Mangkok". In production activities there are still deviations that cause the product defect. Defect products are products that do not comply with the company's quality standards, causing losses to the company. Types of products defect in the production of bakpia at CV Mesta Menggala Food, the bakpia was burnt, the skin was broken, the stuffing came out and the shape was not right. Therefore, a quality control analysis is needed to minimize the number of products defect. Six sigma is an approach to solving existing problems by paying attention to the management system and improvement of the production process. Six sigma functions for continuous improvement so as to improve product quality according to the standards set by the company. A good production process can be identified through process capability. Process capability is a performance measure that shows the process is running according to company regulations and produces products that meet the standards set by the company. In this study using six sigma with the DMAI approach (define – measure – analyze – improve). DMAI functions to eliminate problematic steps or conditions so as to reach the target level six sigma. In the analyze stage, it is useddo Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) analysis to determine priority improvements that will be recommended to improve production quality. The results of the analysis obtained 3 types of production deviations as Critical to Quality (CTQ), namely bakpia out, burnt bakpia and bantat bakpia. The results of the calculation of the DPMO value in the bakpia production process are 62.708 and the sigma value is 3.0325. Process capability shows the ability of the production process to obtain a final yield value of 81.19% and a process capability index Cp of 1.0108333. Based on the results obtained, it shows that CV Mesta Menggala Food has reached Indonesian industry standards but has not reached American and international industry standards. Analysis was carried out using a fishbone diagram to determine the potential causes of product deviations and using the FMEA method to determine improvement priorities based on the total RPN value. Irregularities in the bakpia filling coming out successively were caused by inaccuracy in printing the bakpia (840), method factors, namely the weight of the bakpia filling that did not comply with the SOP (721), lack of skill (491) and non-routine machine maintenance (219). Burnt bakpia was caused by negligence in turning the bakpia (583), the oven container was not in good condition (300) and the oven maintenance was not routine (178). Recommendations for improvements given at the improve stage are increased production check, procurement and repair of equipment, method of bakpia assembling will be fixed and machine maintenance sceduled.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	052310
Uncontrolled Keywords:	Bakpia, DMAIC, FMEA, Pengendalian Kualitas, Six Sigma-Bakpia, DMAIC, FMEA, Quality Control, Six Sigma
Divisions:	Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian
Depositing User:	Unnamed user with email y13w@ub.ac.id
Date Deposited:	15 Jan 2024 03:32
Last Modified:	15 Jan 2024 03:32
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/209928

Text (DALAM MASA EMBARGO) DAVID ALENTUA SARAGIH.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (3MB)

Actions (login required)

View Item