Pemanfaatan Limbah Jeroan Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) sebagai Pupuk Organik Cair (POC) untuk Pertumbuhan Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) dengan Sistem Hidroponik.

Nilam Pramestya., Sabrinna and Putri Setiani, ST, MES, Ph.D and Dr. Ir. Jhohanes Bambang Rahadi Widiatmono,, MS and Prof. Dr. Ir. Bambang Suharto,, MS (2023) Pemanfaatan Limbah Jeroan Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) sebagai Pupuk Organik Cair (POC) untuk Pertumbuhan Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) dengan Sistem Hidroponik. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

RINGKASAN Limbah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang berupa gas, cair maupun padat. Salah satu contohnya ialah limbah perikanan yang banyak dihasilkan dari kegiatan rumah tangga. Pada umumnya limbah ikan memiliki kandungan nitrogen, phospor, dan kalium yang mana kandungan tersebut merupakan komponen penyusun pupuk organik. Sangat disayangkan apabila potensi limbah ikan yang sangat besar hanya berakhir di tempat pembuangan. Limbah ikan yang terbuang dapat memicu timbulnya pencemaran udara akibat bau menyengat yang ditimbulkan, selain itu dapat mencemari dan merusak ekosistem laut apabila limbah tersebut langsung dibuang ke laut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan lingkungan ialah dengan memanfaatkan limbah menjadi Pupuk Organik Cair (POC). Pada penelitian ini, limbah perikanan yang dimanfaatkan ialah limbah jeroan ikan mujair. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah POC limbah jeroan ikan mujair dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman pakcoy secara hidroponik wick serta mengetahui berapa dosis yang paling optimal. Pembuatan POC limbah jeroan ikan mujair ditambahkan dengan bahan pendukung lainnya diantaranya air cucian beras, EM-4, dan tetes tebu. Berdasarkan hasil pengujian awal, POC limbah jeroan ikan mujair memiliki kandungan N, P, K sebesar 0,22 ± 0,00 %, 0,0349 ± 0,00036 %, dan 0,40 ± 2,31 %. POC limbah jeroan ikan mujair secara statistik memiliki pengaruh yang sangat nyata terhadap beberapa parameter yang diteliti, diantaranya ialah tinggi, luas daun, berat kering, dan berat basah tanaman pakcoy. Sedangkan pada parameter jumlah helai daun, POC limbah jeroan ikan mujair tidak menunjukkan pengaruh yang nyata. Namun, tanaman pakcoy pada penelitian ini dapat dikatakan tidak layak karena pertumbuhannya yang sangat lambat sehingga menghasilkan pakcoy yang kurus dan kecil. Penyebab tanaman pakcoy yang kerdil ialah karena kurangnya kandungan nutrisi pada POC sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan dari tanaman pakcoy. Dari beberapa perlakuan yang diberikan, perlakuan ke-5 (P5) dengan dosis POC limbah jeroan ikan mujair sebanyak 25 ml/600 ml air memiliki pengaruh yang paling tinggi terhadap parameter tinggi tanaman yaitu sebesar 10,20 cm dan luas daun sebesar 3, 15 cm2. Sedangkan pada parameter berat basah dan berat kering tanaman pakcoy, perlakuan yang memberikan pengaruh paling tinggi ialah perlakuan ke-4 (P4) viii dengan dosis POC limbah jeroan ikan mujair sebanyak 20 ml/600 ml air dan perlakuan ke-5 (P5) dengan dosis POC limbah jeroan ikan mujair sebanyak 25 ml/600 ml air. Dari kedua perlakuan tersebut, masing- masing memberikan hasil berat basah dan berat kering sebesar 0,46 dan 0,03 gram. Hasil analisis regresi hubungan antara dosis POC (x) dengan parameter pada penelitian ini (y) menunjukkan bahwa dosis optimal dari 10 perlakuan yang diberikan ialah 23,4 ml POC untuk parameter tinggi tanaman, 25 ml POC untuk parameter luas daun, 22,7 ml POC untuk parameter berat kering, dan 23,2 ml POC untuk parameter berat basah.

English Abstract

SUMMARY Waste is the remainder of human activities in the form of gas, liquid or solid. One example is fisheries waste which is often generated from household activities. In general, fish waste contains nitrogen, phosphorus and potassium, which are components of organic fertilizer. It would be a shame if the huge potential of fish waste only ends up in landfills. Discarded fish waste can trigger air pollution due to the strong odor it produces, besides that it can pollute and damage the marine ecosystem if the waste is thrown directly into the sea. One effort that can be made to overcome environmental problems is by utilizing waste into Liquid Organic Fertilizer. In this research, the fishery waste used was tilapia fish innards. The aim of this research is to find out whether the Liquid Organic Fertilizer of tilapia fish innards waste can influence the growth of pakcoy plants using hydroponic wicks and to find out what the most optimal concentration is. Making Liquid Organic Fertilizer from tilapia fish innards waste is added with other supporting materials including rice washing water, EM-4, and sugar cane molasses. Based on initial test results, the Liquid Organic Fertilizer of tilapia fish innards waste has N, P, K contents of 0.22 ± 0.00%, 0.0349 ± 0.00036%, and 0.40 ± 2.31%. The Liquid Organic Fertilizer of tilapia fish innards waste statistically has a very real influence on several parameters studied, including height, leaf area, dry weight and wet weight of pak choy plants. Meanwhile, on the parameter number of leaves, the Liquid Organic Fertilizer of tilapia fish innards waste did not show a significant effect. However, the pak choy plants in this study could be said to be unfit because their growth was very slow, resulting in pak choy plants that were thin and small. The cause of stunted pakcoy plants is due to the lack of nutritional content in the Liquid Organic Fertilizer so that it cannot meet the needs of the pakcoy plants. Of the several treatments given, the 5th treatment (P5) by administering 25 ml of tilapia fish innards waste Liquid Organic Fertilizer /600 ml of water had the highest influence on plant height parameters, namely 10.20 cm and leaf area of 3.15 cm2. Meanwhile, on the parameters of wet weight and dry weight of pakcoy plants, the treatment that had the highest influence was the 4th treatment (P4) by administering 20 ml of tilapia fish innards waste Liquid Organic Fertilizer /600 ml of water and the 5th treatment (P5) by administering Liquid Organic Fertilizer tilapia fish innards waste as much as 25 ml/600 ml of water. From these two treatments, each gave wet weight and dry weight results of 0.46 and 0.03 grams. The results of the regression analysis of the x relationship between POC dose (x) and the parameters in this study (y) show that the optimal dose of the 10 treatments given was 23.4 ml POC for plant height parameters, 25 ml POC for leaf area parameters, 22.7 ml POC for dry weight parameters, and 23.2 ml POC for wet weight parameters.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052310
Uncontrolled Keywords: Hidroponik Wick, Pertumbuhan, Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Jeroan Ikan Mujair, dan Tanaman Pakcoy.
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username saputro
Date Deposited: 15 Jan 2024 03:19
Last Modified: 15 Jan 2024 03:19
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/209821
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Sabrinna Nilam Pramestya.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item