Asas Keadilan Dalam Pembagian Hak Waris Sama Rata Bagi Ahli Waris Laki-Laki Dan Perempuan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Nomor 92/Pdt.G/2009/Pa.Mdn)

Fibali, Arini Alghina and Dr. Rachmi Sulistyarini, S.H., M.H and Dr. Nur Chanifah, S.Pd. I, M.Pd.I. (2023) Asas Keadilan Dalam Pembagian Hak Waris Sama Rata Bagi Ahli Waris Laki-Laki Dan Perempuan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Nomor 92/Pdt.G/2009/Pa.Mdn). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Putusan No 92/Pdt.G/2009/PA.Mdn merupakan putusan mengenai pembagian harta warisan sama rata bagi ahli waris laki-laki dan perempuan. Amar putusan hakim dalam perkara tersebut bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam Al-Quran pada Surat An-Nisa ayat 11 dan Pasal 176 Kompilasi Hukum Islam, yaitu Penggugat (anak laki-laki pewaris) mendapatkan 1/9 bagian dan pihak Tergugat (anak perempuan pewaris) mendapatkan bagian yang sama dengan Tergugat. Berdasarkan uraian pada paragraf di atas, penulis mengangkat rumusan masalah: (1) Apakah konsep pembagian waris sama rata pada amar putusan Pengadilan Agama Medan Nomor 92/Pdt.G/2009/Pa.Mdn telah sesuai dengan asas keadilan? (2) Apakah dasar penyimpangan pembagian hak waris pada putusan PA Mdn No.92/Pdt.G/2009/Pa.Mdn telah memenuhi unsur-unsur dalam maqashid syari'ah? Dalam menjawab permasalahan digunakan teori keadilan dan teori kemaslahatan sebagai pisau analisisnya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tesis ini adalah yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan kasus dan pendekatan perundang-undangan. Adapun jenis dan sumber bahan hukum yang digunakan yaitu bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier atau non hukum yang penelusurannya dilakukan dengan studi kepustakaan dan teknik analisis yakni secara perskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembagian harta warisan sama rata yang diputuskan oleh majelis hakim dalam mengadili perkara No.92/Pdt.G/2009/Pa.Mdn mempertimbangan adanya peran atau kontribusi ahli waris perempuan lebih besar daripada ahli waris laki-laki. Aspek keadilan dalam putusan tersebut jika dilihat dari makna adil dalam Islam yakni sama, seimbang, dan memberikan hak itu kepada setiap pemiliknya, maka amar putusan hakim dinilai telah sesuai. Putusan tersebut juga merupakan upaya dalam menciptakan keadilan, dalam hal ini apabila hakim memutuskan sesuai dengan ketentuan faraidh maka putusan tersebut tidak akan mengafirmasi keadilan bagi perempuan, sebab dalam perkara ini anak perempuan dari pewarislah yang lebih banyak berperan dalam kehidupan pewaris. Pertimbangan hakim tersebut juga diperkuat oleh pendapat mufassir kontemporer yang memaknai ulang pembagian warisan 2:1 bagi ahli waris anak laki-laki dan perempuan, dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi yang telah berubah dan kesadaran baru dikalangan perempuan. Untuk menerapkan prinsip keadilan, utamanya dalam pembentukan hukum mengenai pembagian harta warisan sama rata bagi anak laki-laki dan perempuan, hakim juga harus memperhatikan sisi kemasalahatan. Dalam perkara ini, pembagian sama rata yang diputuskan oleh hakim sesuai dengan prinsip maqasid syariah, hal itu berdasarkan pada keadaan dengan mempertimbangkan kondisi dan fakta kejadian perkara, peran ahli waris, dan bagian harta waris yang berhak didapatkan pada masing-masing ahli waris.

English Abstract

Decision Number 92/Pdt.G/2009/PA.Mdn bears the issue of equal distribution of inheritance to an heir and heiress. The dictum of the judges contravenes the provision written in the Quran, specifically in Surah An-Nisa Paragraph 11 and Article 176 of the Compilation of Islamic Law, where the claimant (the heir) receives 1/9 and the defendant (the heiress) receives the same amount. Departing from this issue, this research investigates: (1) is the concept of this distribution as in the Religious Court Decision of Medan Number 92/Pdt.G/2009/Pa.Mdn relevant to the principle of justice? (2) Does the basis for this improper distribution of inheritance in this religious court decision meet the aspects of maqashid syari’ah? This research referred to the theory of benefit to analyze the problems and used a normative-juridical method and case and statutory approaches, and primary, secondary, tertiary data, and non-legal materials. All these data were obtained from library research and analyzed using a prescriptive method. The research results show that the case of equal distribution as mentioned earlier was decided by the panel of judges in Decision Number 92/Pdt.G/2009/Pa.Mdn by considering the role and contribution of the heiress, rendering her receive a bigger amount than the heir. In terms of the justice principle, these portions are considered fair. The dictum delivered as in the decision is also relevant to the provision in faraidh, which is intended to foster justice, while the decision made is not to affirm justice on the side of women. The woman as the heiress in this case contributed a lot to the life of the testator. The judges’ decision is also supported by the notion of a contemporary mufassir that redefined the 2:1 distribution of inheritance for both the heir and heiress by taking into account the conditions that have experienced some changes and new awareness among women. To apply the principle of justice, it is important for the judges to consider the benefit for both parties by referring to the principle of maqasid syariah, where conditions and facts of the case, the role of the heir and heiresses, and the proportion of the inheritance received by both parties need to be taken into account.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 042301
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: Samuri
Date Deposited: 12 Jan 2024 07:59
Last Modified: 12 Jan 2024 07:59
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/209427
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
ARINI ALGHINA FIBALI.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (37MB)

Actions (login required)

View Item View Item