SUGIARTO, WAHYU and Dr. Izmi Yulianah, SP., M. Si (2023) Pengaruh Umur Panen Dan Lama Waktu Curing Terhadap Viabilitas Dan Vigor Benih Melon (Cucumis Melo L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Buah melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi dan menguntungkan untuk usaha tani sebagai sumber pendapatan petani. Kebutuhan melon nasional setiap tahunnya cenderung terus meningkat, seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Menurut Badan Pusat Statistik (2020), produksi melon di Indonesia dari tahun 2016-2020 secara berturut-turut adalah 117.344; 92.434; 118.708; 122.105; dan 138.117 ton dan hanya memenuhi kebutuhan nasional sekitar 40% pada tahun 2017. Dalam meningkatnya produksi buah melon ini, mengakibatkan permintaan ketersediaan akan benih melon terus meningkat sebagai bahan tanam. Untuk mencapai target produksi benih, biasanya buah melon dipanen sebelum waktu masak fisiologisnya. Buah melon yang telah dipanen pun terkadang tidak mendapatkan perlakuan pasca panen yang optimal karena segera untuk diproses benihnya. Maka dari itu sering didapatkan benih melon yang tidak bernas (kopong). Sehingga berpengaruh terhadap viabilitas dan vigor benih melon yang kurang optimal, karena benih belum siap secara fisiologis untuk dijadikan bahan tanam. Penanganan pasca panen terutama pada tahap penyimpanan juga menjadi hal penting untuk diperhatikan terkait kematangan fisiologis benih. Curing adalah salah satu perlakuan pasca panen pada kegiatan produksi benih melon, yaitu dengan menyimpan buah melon pada suhu ruang. Pada kegiatan curing diharapkan dapat memantapkan tingkat kematangan fisiologis dari benih dan dapat mengoptimalkan benih pada buah melon yang dipanen sebelum umur masak fisiologis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari berbagai umur panen dan lama waktu curing yang berbeda terhadap viabilitas dan vigor benih melon. Hipotesis dari penelitian ini yaitu Terdapat pengaruh yang berbeda dari berbagai umur panen dan lama waktu curing terhadap viabilitas dan vigor benih melon. Penelitian dilaksanakan di UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Sidoarjo pada bulan Februari sampai dengan Juni 2023. Penelitian mengenai umur panen dan lama waktu curing menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) factorial dua faktor dengan tiga kali ulangan, faktor pertama adalah umur panen terdiri dari tiga taraf yaitu panen buah 30 HSP (Hari Setelah Polinasi) (P1), panen buah 35 HSP (P2), dan panen buah 40 HSP (P3). Pengambilan sampel buah dilakukan secara acak terhadap buah yang sudah diberi label umur panen. Faktor kedua ialah lama waktu curing yang terdiri dari tiga taraf yaitu waktu curing 1 hari (C1), waktu curing 4 hari (C2), dan waktu curing 7 hari (C3). Terdapat 9 kombinasi perlakuan dengan tiga kali ulangan yang menghasilkan 27 satuan percobaan. Variabel yang diamati yaitu rendemen benih (%), persentase benih bernas (%), kadar air benih (%), bobot 100 butir (g), potensi tumbuh maksmum (%), daya berkecambah (%), laju perkecambahan (hari) dan indeks vigor (%). Data yang didapatkan dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam ANOVA (uji F) dengan taraf 5%. Apabila didapatkan hasil yang berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) taraf 5%. Hasil penelitian menujukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara umur panen dan lama waktu curing pada semua variabel pengamatan. Interkasi tidakii terjadi karena kedua perlakuan tidak saling mendukung untuk meningkatkan viabilitas dan vigor benih melon. Namun secara terpisah perlakuan umur panen berpengaruh nyata terhadap persentase benih bernas kadar air benih. Sementara perlakuan waktu curing tidak berpengaruh nyata pada seluruh variabel pengamatan. Persentase benih bernas umur panen 40 HSP (P3) lebih tinggi 5,22% jika dibandingkan dengan umur panen 30 HSP (P1). Kadar air umur panen 40 HSP (P3) lebih tinggi 2,89% dari perlakuan umur panen 35 HSP (P2). Waktu curing 4 hari (C2) memiliki rata-rata daya berkecambah dan indeks vigor yang paling tinggi.
English Abstract
Melon fruit (Cucumis melo L.) is a horticultural commodity that has high economic value and is profitable for farming as a source of income for farmers. The need for national melons every year tends to increase, in line with the increase in population. According to the Central Bureau of Statistics (2020), melon production in Indonesia from 2016-2020 was 117.344; 92.434; 118.708; 122.105; and 138.117 tons and only met 40% of the national need in 2017. With the increase in melon production, the demand for the availability of melon seeds continues to increase as planting material. To achieve the target of seed production, melons are usually harvested before their physiological maturity. Even melons that have been harvested sometimes do not get optimal post-harvest treatment because the seeds are immediately processed. Therefore, you often get melon seeds that are not ripe (hollow). So that it affects the viability and vigor of melon seeds which are less than optimal, because the seeds are not physiologically ready to be used as planting material. Post-harvest handling, especially at the storage stage, is also an important thing to note regarding the physiological maturity of the seeds. Curing is one of the post-harvest treatments in melon seed production, namely by storing melons at room temperature. Curing activities are expected to strengthen the level of physiological maturity of the seeds and to optimize the seeds of melons that are harvested before the physiological ripe age. Therefore, this study aims to determine the effect of various harvest ages and different curing times on the viability and vigor of melon seeds. The hypothesis of this study is that there are different effects of various harvest ages and curing times on the viability and vigor of melon seeds. The research was conducted at UPT Development of Agribusiness Food Crops and Horticulture Sidoarjo from February to June 2023. Research on harvesting age and curing time used a two-factor factorial Randomized Block Design (RBD) method with three replications, the first factor was harvest age consisting of three levels, namely fruit harvest 30 HSP (Day After Pollination) (P1), fruit harvest 35 HSP (P2), and fruit harvest 40 HSP (P3). Fruit sampling was carried out randomly on fruit that had been labeled harvesting age. The second factor is the length of curing time which consists of three levels, namely 1 day curing time (C1), 4 days curing time (C2), and 7 days curing time (C3). There were 9 treatment combinations with three replications resulting in 27 experimental units. The variables observed were seed yield (%), percentage of good seeds (%), seed moisture content (%), 100 grain weight (g), maximum growth potential (%), percentage of germination (%), germination rate (day) and vigor index (%). Data obtained from observations were analyzed using ANOVA analysis of variance (F test) with a level of 5%. If significantly different results are obtained, then proceed with the Honest Significant Difference (BNJ) test at the 5% level. The results showed that there was no interaction between harvesting age and curing time for all observed variables. The interaction did not occur because the two treatments did not support each other to increase the viability and vigor of melon seeds. However, separately the treatment of harvesting age had a significant effect on the percentage of good seeds and 1moisture content of the seeds. Whileiv the curing time treatment had no significant effect on all observed variables. The percentage of good seeds harvested at 40 HSP (P3) was 5.22% higher than the harvested age at 30 HSP (P1). The water content at harvest age 40 HSP (P3) was 2.89% higher than the treatment at harvest age 35 HSP (P2). Curing time of 4 days (C2) has the highest average germination and vigor index
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052304 |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Annisti Nurul F |
Date Deposited: | 12 Jan 2024 07:52 |
Last Modified: | 12 Jan 2024 07:52 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/209393 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Wahyu Sugiarto.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |