Pemilihan Lokasi Unit Produksi Silase Limbah Jagung dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Weighted Overlay dan di Desa Ana Engge, Kabupaten Sumba Barat Daya.

Nadilatul, Muchtasibah and Dr. Panji Deoranto,, STP, MP and Adipandang Yudono,, S.Si., MURP., Ph.D (2023) Pemilihan Lokasi Unit Produksi Silase Limbah Jagung dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Weighted Overlay dan di Desa Ana Engge, Kabupaten Sumba Barat Daya. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Desa Ana Engge merupakan desa yang terletak di Kecamatan Kodi, Kab. Sumba Barat Daya. Sebagian besar penduduk yang terdapat di Desa Ana Engge bekerja sebaga petani jambu mete. Seiring berjalannya waktu, produktivitas jambu mete mengalami penurunan yang diakibatkan hama ulat bulu. Adanya kendala tersebut mendorong pemerintah Provinsi NTT bekerja sama dengan Universitas Brawijaya dan Universitas Nusa Cendana dalam program TJPS untuk melakukan alih lahan jambu mete menjadi lahan jagung. Komoditas jagung dipilih karena cocok dengan jenis tanah yang ada, perawatannya yang cenderung mudah, dan merupakan tanaman pokok pengganti nasi sehingga diharapkan dengan beralihnya lahan jambu mete menjadi jagung dapat meningkatkan pendapatan warga Desa Ana Engge. Penanaman jagung menghasilkan limbah tanaman jagung yang diantaranya yaitu berupa jerami (batang dan daun), kulit jagung atau klobot, dan tongkol jagung. Banyaknya jumlah limbah yang dihasilkan mendorong dilakukannya pemanfaatan limbah jagung sehingga tidak terbuang percuma. Silase merupakan salah satu jenis pengolahan pakan untuk ternak yang pembuatannya dilakukan dengan cara melakukan fermentasi di dalam silo dengan prinsip anaerob yang memiliki tujuan untuk memperpanjang umur simpan dari limbah jagung sehingga dapat digunakan untuk pakan ternak dalam waktu yang lama. Salah satu tahapan perencanaan pembangunan unit produksi silase yaitu pemilihan lokasi yang tepat dan strategis. Pemilihan lokasi ini dilakukan untuk meminimalkan biaya yang digunakan serta sesuai dengan keadaan serta kebutuhan fasilitas dari unit produksi silase. Pada penelitian ini, metode pemilihan lokasi yang digunakan yaitu metode analisis spasial weighted overlay dengan menggunakan ArcGIS 10.8. Weighted overlay merupakan salah satu metode yang melakukan analisis data spasial dengan menggunakan teknik overlay dari beberapa peta yang berkaitan dengan faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan lokasi yang dikombinasikan dengan pembobotan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Responden AHP yang digunakan yaitu Kepala Desa Ana Engge, Koordinator Penyuluh Pertanian Ana Engge, dan Dosen Universitas Nusa Cendana NTT. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini antara lain jarak dengan lokasi ternak, jarak dengan lahan jagung, ketersediaan air dan listrik, jarak dengan sarana jalan, kondisi/fungsi jalan, kemiringan lereng, tata guna lahan, dan jarak dengan pemukiman. Berdasarkan perhitungan bobot dengan analisis AHP, didapatkan hasil perhitungan bobot yaitu jarak dengan lokasi ternak 12%, jarak dengan lahan jagung 12%, ketersediaan air 11%, ketersediaan listrik 8%, jarak dengan sarana jalan 13%, kondisi/fungsi jalan 11%, kemiringan lereng 8%, tata guna lahan 12%, dan jarak dengan pemukiman warga 13%. Berdasarkan hasil dari penelitian diketahui bahwa wilayah yang disarankan untuk dibangun unit produksi silase limbah jagung termasuk ke dalam kategori sangat sesuai (S1) pada peta kesesuaian lokasi. Wilayah ini memiliki luas 0,00064 km 2 dengan rentang nilai paling tinggi yaitu 4-5 dan terletak di Kampung Kalembu Madonu Mete B. Wilayah yang tergolong sesuai ini memiliki jarak dari sarana jalan kurang dari 50 m, kondisi lahan yang datar, dekat dengan sumber air, tersedia jaringan listrik, memiliki jarak 33 m dengan lokasi lahan jagung dan 130 m dari lokasi peternakan, serta memiliki jarak 120 m dengan pemukiman warga.

English Abstract

Ana Engge Village is a village located in Kodi District, Southwest Sumba Regency. Most of the residents in Ana Engge Village work as cashew farmers. Currently, cashew productivity has decreased due to caterpillar pests. The existence of these obstacles prompted the NTT Provincial government to collaborate with Brawijaya University and Nusa Cendana University in the TJPS program to convert cashew land into corn land. Corn commodities were chosen because they are suitable for the type of soil that exists, tend to be easy to maintain, and are a staple crop to replace rice, so it is hoped that the conversion of cashew land into corn can increase the income of Ana Engge Village residents. Corn produces corn plant waste, including straw (stems and leaves), corn husks, and corn cobs. The large amount of waste produced encourages the utilization of corn waste so that it is not wasted. Silage is a type of feed processing for livestock whose manufacture is carried out by fermenting in silos with anaerobic principles that aim to extend the shelf life of corn waste so that it can be used for animal feed for a long time. One of the stages of planning the construction of a silage production unit is the selection of the right and strategic site. This site is selected to minimize the costs used and according to the circumstances and facility needs of the silage production unit. .In this study, the site selection method used was the weighted overlay spatial analysis method using ArcGIS 10.8. The weighted overlay is a method that analyzes spatial data using overlay techniques from several maps related to factors that affect site selection combined with weighting the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The AHP respondents used were Village Head Ana Engge, Agricultural Extension Coordinator Ana Engge, and NTT Nusa Cendana University Lecturer. The criteria used in this study include distance to livestock location, distance to the cornfield, availability of water and electricity, distance to road facilities, road conditions/functions, slope, land use, and distance to residential areas. Based on the calculation of weights with AHP analysis, the results of weight calculations were obtained namely distance to livestock location 12%, distance to corn land 12%, water availability 11%, electricity availability 8%, distance to road facilities 13%, road conditions/functions 11%, slope slope 8%, land use 12%, and distance to residential areas 13%. Based on the results of the study, it is known that the recommended area to build a corn waste silage production unit is included in the very appropriate category (S1) on the site suitability map. This area has an area of 0.00064 km2 with the highest value range of 4-5 and is located in Kalembu Madonu Mete B. This suitable area has a distance from road facilities of less than 50 m, flat land conditions, is close to water sources, electricity networks are available, a distance of 33 m with the location of corn fields and 130 m from the location of farms, and has a distance of 120 m with residential areas.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052310
Uncontrolled Keywords: Silase, Pemilihan Lokasi, Analisis Spasial, AHP, Weighted Overlay Silage, Site Selection, Spatial Analysis, AHP, Weighted Overlay
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username verry
Date Deposited: 12 Jan 2024 03:32
Last Modified: 12 Jan 2024 03:32
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/209008
[thumbnail of Dalam Masa Embargo] Text (Dalam Masa Embargo)
Nadilatul Muchtasibah.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item