Alfa Centauri Huda, Vina and Prof. Ir. Arifin Noor Sugiharto, M.Sc.,Ph.D (2023) Kompatibilitas Persilangan Intraspesifik Dan Interspesifik Pada Beberapa Galur Labu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Labu merupakan tanaman penting di Indonesia. Berdasar Badan Pusat Statistik (2020) produksi labu madu di Indonesia pada tahun 2019 sebesar 407,963 ton. Sementara itu, konsumsi labu di Indonesia pada tahun 2019 sebesar 1,822 kg/kapita/tahun (Kementrian Pertanian, 2020). Tingginya kebutuhan labu di Indonesia menciptakan peluang produksi labu. Sebab itu diperlukan riset lebih lanjut untuk menghasilkan varietas unggul dengan produksi tinggi serta sesuai dengan market preference di Indoensia. Pembentukan varietas unggul melalui pemuliaan tanaman merupakan suatu proses yang panjang yang salah satunya adalah pembuatan keragaman. Pembuatan keragaman plasma nutfah dapat dilakukan melalui upaya persilangan baik intraspesifik maupun interspesifik. Namun, tak semua tanaman yang disilangkan kompatibel sehingga diperlukan penelitian mengenai kompatibilitas persilangan untuk mendapatkan varietas baru dari hasil persilangan yang kompatibel. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui kompatibilitas pada persilangan intraspesifik dan interspesifik antara C. maxima: (galur: JP-70, KJ-17, KJ-19, KJ-24, dan H-59) serta C. moschata: (galur: T-30, T44, dan T45) serta mengetahui efek xenia dan metaxenia pada karakter kualitatif dan kuantitatif. Hipotesis penelitian ini adalah persilangan intraspesifik dan interspesifik antara C. maxima serta C. moschata memiliki tingkat kompatibilitas yang bervariasi serta terdapat efek xenia dan metaxenia yang mempengaruhi sifat kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2022 - February 2023 di Desa Areng-Areng, Kel. Dadaprejo Kec. Junrejo, Kota Batu. Peralatan yang digunakan diantaranya peralatan tanam dan alat pengamatan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah 8 galur Cucurbita moschata dan Cucurbita maxima, yaitu KJ17, KJ19, KJ14, T45, T44, T30, H59, JP70. Bahan lainnya yaitu pupuk urea, kalium, SP- 27, boron, kompos, dolomit, insektisida dan fungisida. Percobaan ini menggunakan rancangan perkawinan Line x Tester yang disusun berdasar baris tunggal. Karakter yang diamati karakter kuantitatif (persentase buah jadi, persentase biji fertil, bobot 100 biji, jumlah biji per-buah, panjang biji, lebar biji, tebal biji, bobot buah, bobot buah tanpa biji, dan tingkat kemanisan) dan karakter kualitatif (bentuk buah, warna kulit buah, warna buah, bentuk biji, dan warna biji). Data kuantitatif dianalisis menggunakan uji u Mann-Whitney test dan data kualitatif dianalisis menggunakan persentase perubahan. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa semua hasil penyerbukan sendiri pada kedua spesies kompatibel dan galur C. maxima (JP70) inkompatibel dengan semua galur C. moschata dan C. maxima. Hasil persentase biji isi menunjukkan C. moschata kompatibel pada penyerbukan sendiri dan persilangan intraspesifik, sementara persilangan interspesifik menghasilkan biji inkompatibilitas sebagian dan inkompatibilitas penuh. Pada C. maxima semua kombinasi persilangan kompatibel kecuali pada C. maxima (H59) x C. maxima (JP70) sebab tidak ada buah yang terbentuk dari hasil persilangan. Analisis data kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung polen tetua jantan terhadap beberapa karakter buah dan biji tetua betina.
English Abstract
Squash is an important crop in Indonesia. Based on the Badan Pusat Statistik (2020) squash production in Indonesia in 2019 is 407,963 tons. Meanwhile, pumpkin consumption in Indonesia in 2019 was 1,822 kg/capita/year (Kementan, 2020). The high demand for squash in Indonesia creates opportunities for pumpkin production. Therefore, further research is needed to produce superior varieties with high production and in accordance with market preferences in Indonesia. Formation of superior varieties through plant breeding is a long process, one of which is the creation of diversity. Generating plant diversity can be done through crosses, both intraspecific and interspecific. However, not all plants that are crossed are compatible, so research is needed on the compatibility of crosses to obtain new varieties from compatible crosses. The purpose of this study was to determine the compatibility of intraspecific and interspecific crosses between C. maxima: JP-70, KJ-17, KJ-19, KJ-24, and H-59 and C. moschata: T-30, T44, and T45. And determine xenia and metaxenia effect on both quantitative and qualitative character. This research hypothesizes that there are intraspecific and interspecific crosses between C. maxima: JP-70, KJ-17, KJ-19, KJ-24, and H-59 and C. moschata: T-30, T44, and T45 have varying levels of compatibility and there’s xenia and metaxenia effect that affect sqush quantitative and qualitative character. The research was conducted in December 2022 - February 2023 in ArengAreng Village, Kel. Dadaprejo, Kec. Junrejo, Kota Batu. The equipment used includes planting equipment and observation tools. The materials used in this study were 8 lines of C. moschata and C. maxima, KJ17, KJ19, KJ24, T45, T44, T30, H59, JP70. Other ingredients were urea, potassium, SP-27, boron, compost, dolomite, insecticides, and fungicides. This experiment used Line x Tester mating design. The observed characters were quantitative (percentage of fruit set, percentage of fertile seeds, weight of 100 seeds, number of seeds per fruit, seed length, seed width, seed thickness, fruit weight, seedless fruit weight, and sweetness) and qualitative characters (fruit shape, fruit skin color, flesh color, seed shape, and seed color). Quantitative data were analyzed using the Mann-Whitney U-test and qualitative data were analyzed using percentages. The research conducted showed compatibility results based on the percentage of fruit set showing that all self-pollinated results in both species were compatible and JP70 line was incompatible with all C. moschata and C. maxima lines. The percentage of hull seeds showed that C. moschata was compatible with self-pollination and intraspecific crosses, while interspecific crosses produced partially incompatible and fully incompatible seeds. In C. maxima all cross combinations were compatible except for C. maxima H59 x C. maxima JP70 because no fruit was formed from the crosses. The quantitative and qualitative data analysis carried out showed that there xenia and metaxenia effect on several fruit and seed characteristics of the female parent.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052304 |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Annisti Nurul F |
Date Deposited: | 12 Jan 2024 03:07 |
Last Modified: | 12 Jan 2024 03:07 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/208779 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Vina Alfa Centauri Huda.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (5MB) |
Actions (login required)
View Item |