Analisis Produktivitas Dengan Pendekatan Green Supply Chain Management (Gscm) (Studi Kasus Di Pt Dua Sahabat Mendunia, Malang)

Putri, Aprilia Ardya and Riska Septifani, STP., MP and Dr. Panji Deoranto, STP, MP (2023) Analisis Produktivitas Dengan Pendekatan Green Supply Chain Management (Gscm) (Studi Kasus Di Pt Dua Sahabat Mendunia, Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Teh merupakan minuman yang memiliki banyak peminatnya di Indonesia. salah satu darah yang memproduksi teh adalah Kabupaten Malang, menurut Badan Pusat Statistik Jawa Timur pada tahun 2020 sebesar 885 ton dan pada tahun 2021 sebesar 887 ton. Salah satu perusahaan yang mengolah teh adalah PT. Dua Sahabat Mendunia. Permasalahan pada perusahaan dimulai dari stok barang yang menumpuk di gudang penyimpanan, penjualan retail yang tidak di perhatikan dan masa pre-order yang lama untuk produk teh serbuk selain varian jasmine. Oleh karena itu perlu diketahui produktivitas dalam rantai pasoknya. Pada saat ini perlu diketahui pengelolaan rantai pasok perusahaan dari hulu ke hilir. Adanya banyak tekanan dan tantangan untuk perusahaan untuk merancang dan menerapkan rantai pasokan yang benar-benar ramah lingkungan dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembobotan nilai KPI pada pengukuran produktivitas dengan pendekatan GSCM menggunakan AHP, menganalisis hasil pengukuran produktivitas dengan pendekatan GSCM menggunakan OMAX dan memberikan usulan perbaikan pada PT. Dua Sahabat Mendunia. Penelitian akan dilaksanakan di PT. Dua sahabat Mendunia, Malang pada bulan Desember 2022 sampai bulan Maret 2023. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, arsip perusahaan, observasi dan penyebaran kuesioner. Analisis produktivitas pada PT. Dua Sahabat Mendunia menggunakan pendekatan GSCM yaitu dimulai dari penerimaan bahan baku hingga ke pengiriman ke konsumen. Pendekatan inilah yang nantinya akan didukung oleh Key Performance Indicator (KPI). KPI ini akan membantu dalam analisis kinerja perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan. KPI yang telah didapatkan akan dilakukan pengukuran dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Pemilihan metode AHP karena metode yang dapat memudahkan dalam menyelesaikan keputusan dengan terstruktur dan sistemastis. Hasil dari pengukuran produktivitas yang dilakukan akan menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) dan indikator Tracffic Light System untuk scoring. Penggunaan metode OMAX dikarenakan metode ini sederhana, mudah dipahami, dapat dilaksanakan dengan mudah dan lebih fleksibel. Hasil perhitungan bobot AHP menunjukkan KPI terpenting dalam green procurement adalah P2 dengan bobot 0,17, pada green manufacturing ada M2 sebesar 0,17, pada green distribution ada D2 sebesar 0,2, dan KPI terpenting dalam reverse logistics adalah R2 dengan bobot 0,13. Ada 7 KPI yang didapat dari hasil perhitungan OMAX dan TLS, dan warnanya merah. Terdapat satu KPI merah dalam green procurement yaitu P2. Green manufacturing memiliki 4 KPI merah yaitu M1, M1, M3, M4. Pada green distribution memiliki 1 KPI yang berwarna merah yaitu D2. Pada reverse logistics terdapat 1 KPI merah yaitu R1. Untuk meningkatkan produktivitas, ada beberapa saran yang dapat digunakan perusahaan. Dalam pengadaan ramah lingkungan, perusahaan perlu mengadakan analisis dapal pemilihan bahan baku, lalu perusahaan juga dapat menggunakan metode FIFO. Pada green manufacturing perlu meninjau kebutuhan energi terlebih dahulu melalui penilaian peralatan. Pada green distribution penggunaan energi pada proses distribusi bisa lebih efektif dan efisien. Pada reverse logistic perusahaan bisa melakukan evaluasi untuk perbaikan.

English Abstract

Tea is a drink that has a lot of devotees in Indonesia. one of the bloods that produces tea is Malang Regency, according to the East Java Central Bureau of Statistics in 2020 it will be 885 tons and in 2021 it will be 887 tons. One of the companies that process tea is PT. Dua Sahabat Mendunia. Problems with the company started with the stock of goods piling up in the storage warehouse, retail sales that were not paid attention to and the long pre-order period for powder tea products other than the jasmine variant. Therefore it is necessary to know the productivity in the supply chain. At this time it is necessary to know the company's supply chain management from upstream to downstream. There are many pressures and challenges for companies to design and implement truly green and sustainable supply chains. This study aims to analyze the weighting of KPI values on productivity measurements using the GSCM approach using AHP, analyze the results of productivity measurements using the GSCM approach using OMAX and provide recommendations for improvements to PT. Dua Sahabat Mendunia. The research will be carried out at PT. Dua Sahabat Mendunia, Malang from December 2022 to March 2023. Data collection was carried out by interviews, company archives, observation and distributing questionnaires. Productivity analysis at PT. Dua Sahabat Mendunia uses the GSCM approach, starting from receiving raw materials to sending them to consumers. This approach will later be supported by the Key Performance Indicator (KPI). This KPI will assist in the analysis of company performance related to the environment. KPIs that have been obtained will be measured using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The choice of the AHP method is due to the method which can make it easier to complete decisions in a structured and systematic manner. The results of the productivity measurement will use the Objective Matrix (OMAX) method and the Traffic Light System indicator for scoring. The use of the OMAX method is because this method is simple, easy to understand, can be implemented easily and is more flexible. The results of the AHP weight calculation show that the most important KPI in green procurement is P2 with a weight of 0.17, in green manufacturing there is M2 with a weight of 0.17, in green distribution there is a D2 with a weight of 0.2, and the most important KPI in reverse logistics is R2 with a weight of 0.13. There are 7 KPIs obtained from the results of OMAX and TLS calculations, and the colors are red. There is one red KPI in green procurement, namely P2. Green manufacturing has 4 red KPIs namely M1, M1, M3, M4. The green distribution has 1 red KPI, namely D2. In reverse logistics, there is 1 red KPI, namely R1. To increase productivity, there are several suggestions that companies can use. In environmentally friendly procurement, the company needs to carry out an analysis in the selection of raw materials, then the company can also use the FIFO method. In green manufacturing, it is necessary to review energy requirements first through equipment assessment. In green distribution, the use of energy in the distribution process can be more effective and efficient. In reverse logistics, companies can evaluate for improvement.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	052310
Uncontrolled Keywords:	AHP, GSCM, OMAX, Teh-AHP, GSCM, OMAX, Tea
Divisions:	Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian
Depositing User:	Unnamed user with email y13w@ub.ac.id
Date Deposited:	11 Jan 2024 03:50
Last Modified:	11 Jan 2024 03:50
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/208150

Text (DALAM MASA EMBARGO) APRILIA ARDYA PUTRI.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (3MB)

Actions (login required)

View Item