SINTESIS MEMBRAN BIOKERAMIK HIDROKSIAPATIT DARI CANGKANG RAJUNGAN (Portunus pelagicus) MENGGUNAKAN METODE SINTERING DENGAN PENAMBAHAN POLIVINIL ALKOHOL.

Muhammad Iqbal, Kamal and Dr. Yusuf Wibisono, STP., M.Sc and Dina Wahyu Indriani,, STP, M.Sc. (2023) SINTESIS MEMBRAN BIOKERAMIK HIDROKSIAPATIT DARI CANGKANG RAJUNGAN (Portunus pelagicus) MENGGUNAKAN METODE SINTERING DENGAN PENAMBAHAN POLIVINIL ALKOHOL. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Membran merupakan media berpori semi permeabel yang berfungsi untuk memisahkan partikel berukuran molekul (spesi) dalam larutan. Salah satu jenisnya yaitu membran biokeramik yang memanfaatkan bahan biokeramik. Hidroksiapatit merupakan salah satu biokeramik yang diperoleh dari proses sintesis bahan alami. Hidroksiapatit dapat dibuat menggunakan limbah seperti limbah cangkang rajungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari bahan baku berupa hidroksiapatit dan mengetahui karakteristik dari membran biokeramik hidroksiapatit yang dihasilkan. Proses sintesis hidroksiapatit menggunakan metode pengendapan kimia basah. Karakterisasi hidroksiapatit yang telah disintesis menunjukkan kehadiran gugus PO 4 3- dan OH - yang merupakan gugus fungsional dari hidroksiapatit (HA), serta gugus CO 3 2- . Pola difraksi yang dihasilkan menunjukkan adanya fase hidroksiapatit sebesar 97,7% dan hasil pengukuran partikel hidroksiapatit sebesar 265,5 nm. Proses sintesis membran biokeramik menggunakan metode sintering. Sintesis membran biokeramik hidroksiapatit menggunakan variasi penambahan Polivinil Alkohol (PVA) sebesar 0,324; 0,492; 0,66 gram. Proses sintering dilakukan pada suhu 1000 o C selama 3 jam dengan variasi heating rate 5 dan 12 o C/menit. Hasil menunjukkan penyusutan diameter membran tertingi setelah sintering yaitu pada membran dengan penambahan PVA 0,492 gr pada 12 o C/menit. Penyusutan tebal membran tertingi setelah sintering yaitu pada membran dengan penambahan PVA 0,66 gr pada 12 o C/menit. Penyusutan massa membran tertingi setelah sintering yaitu pada membran dengan penambahan PVA 0,492 gr pada 12 o C/menit. Densitas membran tertingi setelah sintering yaitu pada membran dengan penambahan PVA 0,324 gr pada 12 o C/menit. Porositas membran tertingi setelah sintering yaitu pada membran dengan penambahan PVA 0,66 gr pada 5 o C/menit. Pola difraksi yang dihasilkan pada setiap membran menunjukkan kemiripan antar satu dengan lainnya. Pola difraksi menunjukkan munculnya dua fase paling dominan yaitu fase beta trikalsium fosfat (βTCP) dan fase hidroksiapatit. Fluks membran tertinggi dan terendah setelah sintering yaitu pada membran dengan penambahan PVA 0,66 gr pada 5 o C/menit dan membran dengan penambahan PVA 0,324 gr pada 12 o C/menit.

English Abstract

Membrane is a semi-permeable porous media that functions to separate molecularsized particles (species) in solution. One type is a bioceramic membrane that utilizes bioceramic materials. Hydroxyapatite is one of the bioceramics obtained from the synthesis of natural materials. Hydroxyapatite can be made using waste such as crab shell waste. This study aims to determine the characteristics of raw materials in the form of hydroxyapatite and to determine the characteristics of the hydroxyapatite bioceramic membrane produced. The hydroxyapatite synthesis process uses a wet chemical precipitation method. Characterization of hydroxyapatite that has been synthesized shows the presence of PO 4 3- and OH - groups which are functional groups of hydroxyapatite (HA), as well as CO 3 2- groups. The resulting diffraction pattern shows the presence of hydroxyapatite phase of 97.7% and the measurement of hydroxyapatite particles of 265.5 nm. The bioceramic membrane synthesis process uses the sintering method. Synthesis of hydroxyapatite bioceramic membrane using variation of polyvinyl alcohol (PVA) addition of 0.324; 0.492; 0.66 gram. The sintering process was carried out at 1000 o C for 3 hours with heating rate variations of 5 and 12 o C/minute. The results showed the highest membrane diameter shrinkage after sintering was in the membrane with the addition of 0.492 g PVA at 12 o C/min. The highest membrane thickness shrinkage after sintering is in the membrane with the addition of PVA 0.66 gr at 12 o C/min. The highest membrane mass shrinkage after sintering is in the membrane with the addition of PVA 0.492 gr at 12°C/min. The highest membrane density after sintering is in the membrane with the addition of PVA 0.324 g at 12°C/min. The highest membrane porosity after sintering is in the membrane with the addition of PVA 0.66 gr at 5 o C/min. The diffraction patterns produced on each membrane show similarities between one another. The diffraction pattern shows the appearance of the two most dominant phases, namely the beta tricalcium phosphate (βTCP) phase and the hydroxyapatite phase. The highest and lowest membrane flux after sintering is in the membrane with the addition of PVA 0.66 gr at 5 o C/min and the membrane with the addition of PVA 0.324 gr at 12°C/min.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052310
Uncontrolled Keywords: bioceramic membrane, blue crab shell, hydroxyapatite, sintering
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username verry
Date Deposited: 11 Jan 2024 03:36
Last Modified: 11 Jan 2024 03:36
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/208120
[thumbnail of Dalam Masa Embargo] Text (Dalam Masa Embargo)
Muhammad Iqbal Kamal.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item