Pengaruh Konsentrasi Eco-Enzyme terhadap Pertumbuhan dan Hasil Buncis Tipe Tegak (Phaseolus vulgaris var. Gipsy L.) Dalam Polybag.

Iqbal Abdillah Rasyid, Muhammad and Dr. Ir. Sitawati ,, MS. (2023) Pengaruh Konsentrasi Eco-Enzyme terhadap Pertumbuhan dan Hasil Buncis Tipe Tegak (Phaseolus vulgaris var. Gipsy L.) Dalam Polybag. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman Buncis (Phaseous vulgaris L.) merupakan salah satu jenis sayuran polong yang dikenal masyarakat dunia dan termasuk salah satu komoditi yang dibudidayakan di Indonesia. Produksi buncis di Indonesia pada Tahun 2022 mencapai 325.602 ton.ha-1 dengan luasan panen sebesar 25.104 ha. Buncis menyumbang 1,87% produksi tanaman sayuran di Indonesia. Tingkat produksi buncis di Indonesia mengalami kenaikan produksi dari tahun 2020 hingga 2022 sebesar 6,4% atau setara dengan 19.679 ton.ha-1 (Badan Pusat Statistik, 2020). Meningkatnya produksi buncis dapat terus ditingkatkan dengan ekstensifikasi budidaya buncis. Sebagai upaya dari peningkatan produksi buncis di Indonesia, langkah yang dapat dilakukan yaitu melalui proses pemupukan menggunakan ecoenzyme yang bertujuan untuk mempelajari dan mendapatkan konsentrasi ecoenzyme yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil buncis yang maksimal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Juni 2023 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang berlokasi di Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Penelitian ini merupakan percobaan non-faktorial yang menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Terdapat 5 perlakuan, dimana setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali, sehingga terdapat 25 satuan perlakuan. Setiap satuan perlakuan terdapat 6 polybag sehingga jumlahnya menjadi 150 tanaman. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian eco-enzyme dengan konsentrasi E0 (0 ml.l-1), E10 (10 ml.l-1), E20 (20 ml.l-1), E30 (30 ml.l-1), E40 (40 ml.l-1). Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya plastik polybag, cetok, gembor, gunting, spidol, meteran, timbangan digital, papan tabel, SPAD, dan kamera. Bahan yang digunakan diantaranya benih buncis tegak (Phaseous vulgaris L.) var. Gipsy, tanah, pupuk kandang ayam, sekam padi, pupuk urea, KCl dan pupuk organik eco-enzyme sesuai konsentrasi perlakuan. Parameter pertumbuhan yang diamati terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah cabang, waktu muncul bunga dan umur terbentuk polong. Pengamatan hasil panen berupa jumlah polong, panjang dan diameter polong, umur panen, bobot polong per tanaman dan jumlah klorofil daun. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji ANOVA pada taraf 5%. Apabila hasil pengujian terdapat pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf 5% untuk menentukan pengaruh pemberian beberapa konsentrasi eco-enzyme terhadap tanaman buncis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman buncis memberikan respon terhadap pemberian eco-enzyme yang berpengaruh terhadap tinggi tanaman (E40 (40 ml.l-1)), jumlah daun (E40 (40 ml.l-1)), luas daun (E40 (40 ml.l-1)), jumlah cabang (E40 (40 ml.l-1)), jumlah polong (E40 (40 ml.l-1)), panjang dan diameter polong (E10 (10 ml.l-1), E20 (20 ml.l-1), E30 (30 ml.l-1) dan E40 (40 ml.l-1)), bobot polong per tanaman (E40 (40 ml.l-1)), dan jumlah klorofil daun (E30 (30 ml.l-1) dan E40 (40 ml.l-1)). Perlakuan terbaik pada seluruh variabel penelitan terdapat pada perlakuan E40 (40 ml.l-1).

English Abstract

Beans (Phaseous vulgaris L.) is a type of legume that is known to the world community and is one of the commodities cultivated in Indonesia. Indonesian bean production in 2022 reach 325,602 tons.ha-1 with a harvested area of 25,104 ha. Beans contribute 1.87% of vegetable crop production in Indonesia. The level of bean production in Indonesia experienced an increase in production from 2020 to 2022 by 6.4% or the equivalent of 19,679 tons.ha-1 (Statistics of Indonesia, 2020). Increased production of beans can be continuously increased by extending the cultivation of beans. As an effort to increase bean production in Indonesia, steps that can be taken are through a fertilization process using eco-enzymes which aims to study and obtain the right eco-enzyme concentrations for maximum growth and yield of bean. This research was conducted in April – June 2023 in the Experimental Field of the Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya, located in Jatimulyo, Lowokwaru District, Malang City. This study was a randomized block design (RBD). There were 5 treatments with 5 replications, so there were 25 treatment unit. Each treatment unit contained 6 polybags for a total of 150 plants. The treatment given to eco-enzyme at a concentrated of E0 (0 ml.l-1), E10 (10 ml.l-1), E20 (20 ml.l- 1), E30 (30 ml.l-1), E40 (40 ml.l-1). The tools that will be used in this research include plastic polybags, trowel, watering can, scissors, markers, meters, digital scales, table boards, chlorophyll meter, and cameras. The materials to be used are bean seeds of the Gipsy variety (Phaseous vulgaris L.), soil, chicken manure, rice husk, urea fertilizer, KCl fertilizer and organic eco-enzyme fertilizer according to the treatment concentration. Growth parameters observed consisted of plant height, number of leaves, leaf area, number of branches, time of flower emergence and age of pod formation. Observation of yields in the form of the number of pods, length and diameter of the pods, harvest age, pod weight per plant and the amount of leaf chlorophyll. Observational data analyzed using ANOVA at the 5% level of significance. If the test results have a significant effect, then continue with Least Significant Difference (LSD) test with a level of 5% significance to determine the response pattern of beans to doses of eco-enzyme. The results showed that bean plants responded to eco-enzyme application which affected the observed parameters with the best results, such as plant height (E40 (40 ml.l-1)), the number of leaves (E40 (40 ml.l-1)), the leaf area (E40 (40 ml.l- 1)), the number of branches (E40 (40 ml.l-1)), number of pods (E40 (40 ml.l-1)), the length and diameter of the pods (E10 (10 ml.l-1), E20 (20 ml.l-1), E30 (30 ml.l-1) and E40 (40 ml.l-1)), pod weight per plant (E40 (40 ml.l-1)), and total leaf chlorophyll (E30 (30 ml.l-1) and E40 (40 ml.l-1)). The best treatment for all research variables was in the E40 treatment (40 ml.l-1).

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052304
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username ismiatun
Date Deposited: 10 Jan 2024 07:43
Last Modified: 10 Jan 2024 07:43
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/207556
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Muhammad Iqbal Abdillah Rasyid.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item