Upaya Peningkatan Produktivitas Padi Gogo Dengan Implementasi Sistem Pertanian Padi Kompleks.

Prayoga, Mohd. Firman and Dr. Uma Khumairoh,, SP., M.Sc (2023) Upaya Peningkatan Produktivitas Padi Gogo Dengan Implementasi Sistem Pertanian Padi Kompleks. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Permintaan beras yang terus meningkat mendorong petani untuk meningkatkan produksi padi dari tahun ke tahun. Namun demikian, sistem pertanian padi sawah saat ini seringkali dituduh sebagai sistem pertanian yang banyak berkontribusi terhadap perubahan iklim karena penggenangan yang menyebabkan gas metana dan pembakaran jerami yang melepas karbon dioksida. Dengan demikian, peningkatan produksi dan lahan sawah padi berarti meningkatkan emisi-emisi gas rumah kaca sebagai pemicu perubahan iklim. Salah satu sistem pertanian padi yang berpotensi mengurangi gas rumah kaca adalah system padi gogo. Akan tetapi, hasil panen padi dari sistem padi gogo ini masih sangat jauh lebih rendah dari hasil panen padi sawah. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan hasil panen padi pada system padi gogo salah satunya dengan metode pertanian padi kompleks atau Complex Rice Systems (CRS). CRS pada pertanian padi sawah mengintegrasikan padi dengan azolla, itik, dan ikan. Pada sistem padi gogo, beberapa penyesuaian spesies yang diintegrasikan dilakukan misalkan mengganti azolla dengan kacang-kacangan dan posisi tempat berlindung ikan dapat dibuat pada kolam terpisah hanya sebagai sumber air untuk menyiram padi jika dibutuhkan, sedangkan sedimen kolam dapat digunakan sebagai pupuk organik padi. Jerami padi digunakan sebagai penutup tanah atau mulsa, dan peran itik masih sama pada padi gogo. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui produktivitas padi gogo yang menerapkan konsep pertanian padi kompleks dengan tingkat kompleksitas yang berbeda. Penelitian dilaksanakan pada September hingga Desember 2022 di Dusun Blobo, Desa Sukorahararjo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Adapun alat yang diperlukan yaitu leaf area meter dan soil tester. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu benih padi padi varietas ciherang, pupuk kandang kambing, itik, benih kacang buncis kenya, dan jerami padi. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali. Pengamatan dilakukan terhadap panjang tanaman, luas daun, jumlah anakan per rumpun, jumlah anakan produktif, kelembaban tanah, bobot gabah kering panen, bobot gabah kering giling, bobot kering brangkasan, jenis dan kerapatan gulma, dan berat kering gulma. Data yang terkumpul dianalisa dengan analisis varian atau ANOVA. Apabila hasil dari analisis varian menunjukkan beda nyata, maka dilanjutkan dengan uji lanjut menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem pertanian padi kompleks dengan kompleksitas tertinggi terdiri dari padi, pupuk organik, jerami, buncis Kenya dan itik (POJKI) menghasilkan gabah kering giling tertinggi mencapai 3.92 ton/ha. Pada penelitian ini, tidak semua komponen yang dikombinasikan dapat menguntungkan bagi tanaman padi. Perlakuan dengan kombinasi padi dengan kacang buncis kenya (POK), padi dengan jerami (POJ), dan kombinasi keduanya yaitu padi, buncis kenya dan jerami (POJK) menunjukkan hasil panen padi yang lebih rendah dibandingkan dengan padi organik saja (PO) yaitu 1.21 ton/ha, 1.66 ton/ha dan 1.99 ton/ha berturut-turut. Dua perlakuan lainnya yang mengintegrasikan itik (POI, padi+pupuk organiK+itik dan POJI, padi+pupuk kendang+jerami dan itik), memiliki hasil panen yang lebih baik dari monokultur organik yaitu 2.17 ton/ha dan 2.89 ton/ha berturut-turut.

English Abstract

The growing demand for rice encourages farmers to increase rice production from year to year. However, the current paddy rice farming system is often accused of contributing to climate change due to waterlogging that causes methane gas and straw burning that releases carbon dioxide. However, increasing rice paddy production and land area means increasing greenhouse gas emissions that trigger climate change. One rice farming system that has the potential to reduce greenhouse gases is the upland rice system. However, rice yields from upland rice systems are still significantly lower than from paddy rice farming system. For this reason, it is necessary to make efforts to improve rice yields in upland rice systems using the Complex Rice Systems (CRS) method. CRS in paddy rice farming integrates rice with azolla, ducks, and fish. In upland rice systems, some adjustments to the integrated species are made, for example replacing azolla with legumes and the position of the fish shelter can be made in a separate pond only as a source of water for watering rice if needed, while the pond sediment can be used as organic fertilizer for rice. Rice straw is used as ground cover or mulch, and the role of ducks is still the same in upland rice system. Therefore, this study was conducted to determine the productivity of upland rice that apply the concept of complex rice farming system with different levels of complexity. The research was conducted from September to December 2022 in Blobo Hamlet, Sukorahararjo Village, Kepanjen District, Malang Regency, East Java Province. The tools needed are leaf area meter and soil tester. While the materials used are rice seeds of ciherang rice variety, goat manure, ducks, kenya bean seeds, and straw. The design used in this research is a Randomized Block Design (RBD) with 7 treatments repeated 4 times. Observations were made on plant length, leaf area, tillers per clump, number of productive tillers, soil moisture, harvest dry grain weight, milled dry grain weight, dry weight of stover, weed type and density, and dry weight of weeds. The collected data were analyzed by analysis of variance or ANOVA. If the results of the analysis of variance showed a significant difference, then continued with further tests using Duncan Multiple Range Test (DMRT). The results showed that the application of a complex rice farming system with the highest complexity consisting of rice, organic fertilizer, straw, kenya beans and ducks (POJKI) produced the highest yield reaching 3.92 tons/ha. In this study, not all components combined can be beneficial for rice plants. Treatments with a combination of rice with kenya beans (POK), rice with straw (POJ), and a combination of both rice, kenya bean and straw (POJK) showed lower rice yields compared to organic rice (PO) at 1.21 tons/ha, 1.66 tons/ha and 1.99 tons/ha sequantially. The other two treatments that integrated ducks (POI = organic rice + fertilizer + ducks and POJI = organic rice + fertilizer + straw and ducks), have better yields than organic monoculture at 2.17 tons/ha and 2.89 tons/ha sequantially.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052304
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username ismiatun
Date Deposited: 10 Jan 2024 04:10
Last Modified: 10 Jan 2024 04:10
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/207316
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Mohd. Firman Prayoga.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item