Mubin, Miftakhul and Dr. Ir. Titin Sumarni,, MP (2023) Respon Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.) terhadap Perbedaan Populasi dan Waktu Tanam Kacang Hijau (Vigna radiata L.) pada Sistem Tumpangsari. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tanaman jagung merupakan tanaman nomor dua terpenting di Indonesia setalah tanaman padi. Jagung dapat dimanfaatkan masyarakat baik untuk konsumsi sehari-hari maupun pakan ternak. Konsumsi jagung sebagai pakan ternak semakin meningkat dari tahun ke tahun. Diperkirakan 58% kebutuhan jagung dalam negeri digunakan untuk pakan ternak, tetapi hanya 30% yang digunakan untuk pangan dan sisanya untuk keperluan industri dan benih lainnya. Tanaman penting selain jagung yaitu tanaman kacang hijau. Permintaan kacang hijau dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan semakin beragamnya produk olahan kacang hijau yang dihasilkan oleh rumah tangga dan industri skala besar. Demi memanfaatkan sumber daya lahan secara efisien dan memenuhi kebutuhan pasar secara optimal, maka perlu dilakukannya penanaman dengan sistem tumpangsari. Tujuan dilakukan penelitian ini ialah untuk mengetahui populasi dan waktu tanam tanaman kacang hijau yang paling tepat pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung dengan pola tumpangsari. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2022 hingga Februari 2023 di Agrotechnopark Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur yang terletak pada ketinggian 303 meter di atas permukaan laut (mdpl). Penelitian merupakan percobaan non-faktorial dan disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan. Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali, percobaan dilakukan dengan kombinasi perlakuan sebagai berikut: P1 (Monokultur Jagung Populasi Rendah), P2 (Monokultur Jagung Populasi Tinggi), P3 (Jagung Populasi Tinggi + 0 MST (Minggu Setelah Tanam)), P4 (Jagung Populasi Tinggi + 1 MST), P5 (Jagung Populasi Tinggi + 2 MST), P6 (Jagung Populasi Rendah + 0 MST), P7 (Jagung Populasi Rendah + 1 MST), P8 (Jagung Populasi Rendah + 2 MST) serta dilakukan penanaman secara monokultur tanaman kacang hijau untuk menghitung NKL (Nisbah Kesetaraan Lahan). Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf 5%. Apabila dari hasil pengujian didapatkan perlakuan berpengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan populasi dan waktu tanam tanaman kacang hijau pada sistem tumpangsari memberikan pengaruh nyata pada parameter pertumbuhan tanaman jagung dan tidak memberikan pengaruh nyata pada parameter hasil tanaman jagung. Jagung monokultur populasi 53.333 tanaman ha-1 dan jagung monokultur populasi 61.538 tanaman ha-1 menghasilkan bobot tongkol tanaman jagung secara berurutan sebesar 5,89 ton ha- 1 dan 5,77 ton ha-1, sedangkan jagung populasi 53.333 tanaman ha-1 + tanaman kacang hijau 2 mst dan jagung populasi 61.538 tanaman ha-1 + tanaman kacang hijau 2 mst menghasilkan bobot tongkol tanaman jagung secara berurutan sebesar 7,55 ton ha-1 dan 7,10 ton ha-1. Namun, perlakuan jagung populasi 61.538 tanaman ha-1 + tanaman kacang hijau 2 mst menghasilkan NKL yang paling tinggi yaitu 1,77.
English Abstract
Corn is the second most important crop in Indonesia after rice. Corn can be used by the community both for daily consumption and animal feed. Consumption of corn as animal feed is increasing from year to year. It is estimated that 58% of domestic corn needs are used for animal feed, but only 30% is used for food and the rest is for industrial and other seeds. Another important crop besides corn is mung bean. The demand for mung bean from year to year is increasing along with the increasing variety of processed mung bean products produced by households and large-scale industries. In order to utilize land resources efficiently and fulfill market needs optimally, it is necessary to plant with an intercropping system. As well as setting the spacing and planting time so that there is no competition between plants. The purpose of this study was to determine the population and planting time of the most appropriate mung bean on the growth and yield of corn plants with an intercropping pattern. The research will be carried out from November 2022 to February 2023 at Agrotechnopark Universitas Brawijaya, Jatikerto Village, Kromengan District, Malang Regency, East Java Province which is located at an altitude of 303 meters above sea level (masl). The study was a non-factorial experiment and was arranged using a Randomized Block Design (RBD) with 8 treatments. Each treatment was repeated 4 times, the experiment was carried out with the following treatment combinations: P1 (Low Population Maize Monoculture), P2 (High Population Maize Monoculture), P3 (High Population Maize + 0 WAP (Week After Planting)), P4 (High Population Maize + 1 WAP), P5 (High Population Maize + 2 WAP), P6 (Low Population Maize + 0 WAP), P7 (Low Population Maize + 1 WAP), P8 (Low Population Maize + 2 WAP) and planting monoculture green bean plants to calculate LER (Land Equivalent Ratio). Observational data were analyzed using analysis of variance (F test) with a level of 5%. If the test results show that the treatment has a significant effect, then a further test of Honest Significant Difference (HSD) is carried out at the level of = 5%. The results showed that the combination of population treatment and planting time of mung bean in the intercropping system had a significant effect on the growth parameters of the corn plants and had no significant effect on the parameters of the corn yields. Corn monoculture population 53.333 plants ha-1 and maize monoculture population 61.538 plants ha-1 yielded corn cob weights of 5,89 tons ha-1 and 5,77 tons ha-1 respectively, while corn population 53.333 plants ha-1 + Mung bean plants 2 WAP and corn population 61.538 ha-1 plants + green bean plants 2 WAP yielded corn cob weights of 7,55 tons ha-1 and 7,10 tons ha-1 respectively. However, the treatment of corn with a population of 61.538 plants ha- 1 + green bean plants 2 WAP produced the highest LER of 1,77.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052304 |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Unnamed user with username ismiatun |
Date Deposited: | 10 Jan 2024 01:08 |
Last Modified: | 10 Jan 2024 01:08 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/206939 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Miftakhul Mubin.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |