Studi Kontrastif Tindak Tutur Perintah Bahasa Jepang dan Bahasa Banjar (Kajian Pragmatik)

Rahmah, Fahra Auliani and Ismatul Khasanah, S.Pd., M.Pd., M.Ed., Ph.D. and Dr. Roosi Rusmawati, M.Si. (2023) Studi Kontrastif Tindak Tutur Perintah Bahasa Jepang dan Bahasa Banjar (Kajian Pragmatik). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ketika melakukan tindak tutur perintah, setiap masyarakat mempunyai gaya bahasa dan standar kesantunan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut seringkali menyebabkan kesalahan penggunaan bahasa oleh penutur. Akibatnya, tujuan tindak tutur perintah tidak tercapai. Adanya persamaan dan perbedaan pada tindak tutur perintah bahasa Jepang dan bahasa Banjar perlu dikaji agar diketahui apa saja bentuk tindak tutur perintah bahasa Jepang dan apa saja bentuk tindak tutur perintah bahasa Banjar. Setelah itu akan terlihat persamaan dan perbedaan di antara kedua tindak tutur perintah. Tujuannya dalah untuk menunjukkan cara menuturkan tindak tutur bahasa Jepang dan bahasa Banjar dengan baik dan benar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui kajian pustaka berupa film. Data yang digunakan yaitu kalimat perintah yang ada pada film berbahasa Jepang dan berbahasa Banjar. Setelah terkumpul, data diklasifikasikan dan ditranslasikan, baru kemudian dianalisis secara kontekstual. Teori yang digunakan dalam menganalisis data yaitu teori pragmatik yang melihat tindak tutur berdasarkan konteks dan situasi tutur, teori strategi kesantunan Brown dan Levinson, serta teori kontrastif. Hasil dari penelitian ini dijabarkan dalam bentuk narasi dari segi ekspresi yang digunakan, intonasi, posisi penutur dan lawan tutur, hubungan penutur dan lawan tutur, serta jenis tuturan yang digunakan. Ditemukan hasil persamaan di antara bahasa Jepang dan bahasa Banjar yaitu, perintah dituturkan oleh penutur yang memiliki hubungan akrab dengan lawan tutur. Perbedaan yang ada yaitu, pada bahasa Jepang hanya ditemukan tindak tutur perintah yang dituturkan oleh penutur yang memiliki posisi lebih tinggi daripada lawan tutur dan posisi setara dengan lawan tutur. Sedangkan dalam tindak tutur perintah bahasa Banjar, ditemukan tindak tutur yang dituturkan oleh penutur yang memiliki posisi lebih tinggi, lebih rendah, dan setara dengan lawan tutur. Pada tindak tutur perintah bahasa Jepang ditemukan bentuk dengan pola ~なさい (-nasai)、~ろ (- ro)、dan ~よ (-yo). Pada tindak tutur perintah bahasa Banjar ditemukan bentuk dengan pola ‘akan’, kata perintah, ‘padahi’, ‘-nah’, kata benda+akhiran ‘i’, kata sifat+akhiran ‘i’, ‘pang’, dan ‘-lah’. Saran untuk penelitian selanjutnya, bisa menggunakan data tindak tuutr yang diperoleh langsung dari masyarakat Jepang dan masyarakat Banjar.

English Abstract

Every community has different language styles and politeness standards when performing command speech acts. These differences often lead to errors in the use of language by speakers. As a result, the purpose of the command speech act is not achieved. The existence of similarities and differences in Japanese and Banjar language imperative speech acts needs to be studied in order to find out what are the forms of command speech acts in Japanese and what are the forms of command speech acts in Banjar language. After that, the similarities and differences between the two command speech acts will be seen. The goal is to show how to say Japanese and Banjarese speech acts properly and correctly. The method used in this research is descriptive qualitative. Data was collected through literature review in the form of films. The data used are command sentences in Japanese and Banjar language films. Once collected, the data is classified and translated, then analyzed contextually. The theory used in analyzing the data is pragmatic theory which looks at speech acts based on context and speech situation, Brown and Levinson's politeness strategy theory, and contrastive theory. The results of this study are described in narrative form in terms of the expressions used, intonation, the position of the speaker and the interlocutor, the relationship between the speaker and the interlocutor, and the type of speech used. Similar results were found between Japanese and Banjarese, namely, commands are spoken by speakers who have a close relationship with the interlocutor. The difference is that in Japanese there are only speech acts of commands uttered by speakers who have a higher position than the addressee and an equal position with the addressee. Whereas in the command speech acts of the Banjar language, speech acts are found that are spoken by speakers who have a higher, lower, and equal position with the interlocutor. In Japanese command speech acts, forms with patterns ~なさい (-nasai)、~ろ (- ro)、and ~よ(-yo). In the command speech acts of the Banjar language found forms with the pattern 'will', command words, 'padahi', '-nah', nouns + 'i' endings, adjectives + 'i' endings, 'pang', and '-lah'. Suggestions for further research, can use speech follow data obtained directly from the Japanese community and the Banjar community

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 0423120001
Uncontrolled Keywords: Studi kontrastif, Tindak tutur, Perintah, Bahasa Jepang, Bahasa Banjar,Contrastive study, Speech acts, Commands, Japanese, Banjarese
Subjects: 400 Language > 410 Linguistics
Divisions: S2/S3 > Magister Linguistik Terapan, Fakultas Ilmu Budaya
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 06 Oct 2023 04:12
Last Modified: 06 Oct 2023 04:12
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/203554
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Fahra Auliani Rahmah.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item