Pengaruh Fermentasi Limbah Kulit Nanas (Ananas Comosus, L.Merr) Pada Bagian Yang Berbeda Terhadap Kecernaan In Vitro Dan Palatabilitas

Nurrosidah, Alfyyah and Prof. Dr. Ir. Hendrawan Soetanto, M.Rur. Sc., (2023) Pengaruh Fermentasi Limbah Kulit Nanas (Ananas Comosus, L.Merr) Pada Bagian Yang Berbeda Terhadap Kecernaan In Vitro Dan Palatabilitas. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pakan utama ternak ruminansia ialah hijauan, tetapi tingkat kesediaan hijauan pada musim kemarau di daerah tertentu semakin terbatas. Salah satu cara mengatasi masalah ini ialah dengan memanfaatkan limbah industri perkebunan yang harganya murah serta tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. Pemanfaatan limbah ini salah satunya adalah dengan memanfaatkan limbah kulit nanas sebagai pakan fermentasi. Kulit nanas memiliki tingkat kematangan yang berbeda pada bagian-bagiannya. Berdasarkan pernyataan tersebut perlu adanya penelitian mengenai apakah ada perbedaan nilai nutrisi pada bagian kulit nanas yaitu bagian atas, bagian tengah, bagian bawah dan campuran setelah difermentasi dan manakah yang terbaik diantaranya, sehingga hasil fermentasi tersebut harus melalui tahap evaluasi pakan yakni tahan uji kecernaan secara in vitro terlebih dahulu lalu diberikan kepada ternak untuk mengamati uji palatabilitas pakan dengan sistem kafetaria. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber ix informasi dan evaluasi mengenai pemberian pakan fermentasi limbah kulit nanas pada bagian berbeda yang ditinjau dari segi kecernaan in vitro dan palatabilitas pakan. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah limbah kulit nanas yang diperoleh dari pabrik selai nanas yang berada di Wlingi-Blitar. Proses fermentasi kulit nanas dilakukan tanpa penambahan bahan aditif selama 14 hari. Fermentasi ini memanfaatkan kandungan karbohidrat yang ada pada kulit nanas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini adalah P1 = Limbah Kulit Nanas Bagian Atas; P2 = Limbah Kulit Nanas Bagian Tengah; P3 = Limbah Kulit Nanas Bagian Bawah dan P4 = Limbah Kulit Nanas Bagian Atas, Tengah dan Bawah (Campuran). Variabel yang diukur adalah KcBK dan KcBO serta uji palatabilitas dengan sistem kafetaria. Uji Palatabilitas pada ternak menggunakan 4 ternak kambing. Data dianalisa menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda duncan (UJBD). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perlakuan fermentasi kulit nanas pada bagian yang berbeda memberikan adanya pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kandungan KcBK dan KcBO. Nilai analisis KcBK terbaik terdapat pada perlakuan P4 (54,77 ± 0,19d) dan analisis KcBO terbaik terdapat pada perlakuan P4 (59,92 ± 0,79d). Hasil rata-rata statistik uji palatabilitas pakan dengan sistem kafetaria menunjukkan adanya pengaruh yang nyata (P<0,05) yakni fermentasi limbah kulit nanas dapat diterima baik oleh ternak secara keseluruhan meskipun pakan fermentasi pada bagian bawah kulit nanas (P3) adalah yang paling disukai oleh ternak. x Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pakan fermentasi limbah kulit nanas berpotensi sebagai sumber pakan basal ternak ruminansia dan sangat disarankan perlu adanya proses penglayuan lebih lama untuk mengurangi kadar air pada kulit nanas, idealnya kurang dari 70% untuk mendapatkan pakan fermentasi yang berkualitas tinggi.

English Abstract

Pineapple peels have been regarded as a potent source of ruminant feed after being ensilaged for certain days. The feeding practice utilizing pineapple peel silage for ruminant animals are well documented in the literature. The objectives of this study were to ascertain the quality of different parts of pineapple peels after ensilaged for 14 days in terms of in vitro dry matter (IVDMD) and organic matter digestibilities (IVOMD) and the palatability assessed by cafetaria feeding using four bucks. Based on the values of IVDMD and IVOMD that were less than 60 % the pineapple peel silage may be classified as a basal diet for ruminants regardless of the different part of pineapple peels. The relatively moderate values of IVDMD and IVOMD may be attributable to high moisture content of the pineapple peels. Nevertheless, the result of palatability test vii of pineapple silages resulted in good acceptance by the bucks even though the silage containing bottom part of pineapple peels was the most preferred by the bucks. In conclusion, pineapple peel silage can be regarded as a potential source of basal diet for ruminants and it is strongly recommended that a longer wilting period is needed to reduce the moisture content of pineapple peel, ideally to reach as low as 70 % to obtain high quality of silage.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: '0523050161
Uncontrolled Keywords: Fermentasi, limbah kulit nanas, limbah kulit nanas bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 13 Sep 2023 01:50
Last Modified: 13 Sep 2023 01:50
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/202882
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Alfyyah Nurrosidah.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item