Zonasi Kawasan Cagar Budaya Kawasan Keraton Kasepuhan Cirebon

Fadhlurrohman, Muzhaffar Ahnaf and Dr. Wara Indira Rukmi, ST., MT. and Johannes Parlindungan, ST., MT., Ph.D (2023) Zonasi Kawasan Cagar Budaya Kawasan Keraton Kasepuhan Cirebon. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kawasan Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan salah satu cagar budaya berbentuk kawasan yang terletak di Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Meskipun sudah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya, dikategorikan sebagai kawasan lindung dalam RTRW Kota Cirebon tahun 2011-2031, namun upaya pelestarian yang dilakukan masih kurang optimal. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa permasalahan yang terjadi di sekitar keraton. Permasalahan pertama adalah Kawasan Keraton Kasepuhan yang terletak di daerah yang padat oleh pemukiman penduduk. Hal ini disampaikan oleh Laskara (2015) yang menyebutkan bahwa tanah sekitar keraton mulai dipadati oleh fungsi pemukiman penduduk. Menurut ICOMOS (2009), kepadatan bangunan dan penduduk merupakan salah satu faktor yang dapat mempercepat kerusakan baik pada fungsi maupun bangunan pada kawasan cagar budaya tersebut. Selain itu, keberadaan keraton sebagai destinasi wisata juga memberikan ancaman tersendiri. Supapto (2019) menjelaskan bahwa sebuah objek wisata, termasuk objek wisata budaya dapat memunculkan beragam kegiatan di sekitarnya sehingga menyebabkan tingginya intensitas kegiatan yang ada di dalam ruang tertentu. Rahmadianti (2017) menyebutkan bahwa tingginya intensitas kegiatan yang berada di sekitar cagar budaya berdampak buruk pada kerusakan pada cagar budaya itu sendiri. Maka dari itu dibutuhkan suatu instrumen yang dapat mengendalikan aktivitas pemanfataan ruang yang ada di Kawasan Keraton Kasepuhan Cirebon sekaligus berperan pelestarian Kawasan Keraton Kaseuphan Cirebon. Salah satu opsi pelestarian yang dapat diambil adalah membuat zonasi pada kawasan Keraton Kasepuhan Cirebon. Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan zonasi untuk melakukan pembagian ruang dengan batas tertentu situs dan kawasan cagar budaya yang berfungsi sebagai instrumen perlindungan cagar budaya. Dalam penyusunannya, dibutuhkan data yang menunjang seperti bentuk kawasan, makna kultural, dan juga kaarakteristik yang menunjang batas zona tersebut. Pembuatan zonasi pada kawasan ini dilakukan dengan mengolah temuan lapangan ke dalam pemetaan, dan mengkaji zonasi berdasarkan makna kultural pada zaman dahulu. Kemudian dilakukan perbandingan antara kondisi eksisting dengan zaman dulu untuk membuat zona yang sesuai dengan saat ini tanpa mengurangi makna dari zaman terdahulu.

English Abstract

The Keraton Kasepuhan area is a cultural heritage in the form of an area located in Kasepuhan Village, Lemahwungkuk District, Cirebon City. Even though it has been designated as a cultural heritage area, categorized as a protected area in the Cirebon City Spatial Plan for 2011-2031, the conservation efforts being made are still not optimal. This is shown by several problems that occur around the palace. The first problem is the Kasepuhan Palace area which is in a densely populated area. This was conveyed by Laskara (2015) who stated that the land around the palace was starting to be filled with residential functions. According to ICOMOS (2009), building and population density is one of the factors that can accelerate damage to both functions and buildings in the cultural heritage area. In addition, the existence of the palace as a tourist destination also poses a threat. Supapto (2019) explains that a tourist attraction, including a cultural tourism object, can bring up a variety of activities around it, causing a high intensity of activities in a certain space. Rahmadianti (2017) states that the high intensity of activities around cultural heritage has a negative impact on damage to the cultural heritage itself. Therefore we need an instrument that can control the existing spatial utilization activities in the Keraton Kasepuhan Area as well as play a role in preserving the Keraton Kaseuphan Area. One of the preservation options that can be taken is to make zoning in the Keraton Kasepuhan area. The purpose of this study is to formulate zoning to divide space within certain boundaries of cultural heritage sites and areas that function as instruments of cultural heritage protection. In its preparation, supporting data are needed such as the shape of the area, cultural meaning, and also the characteristics that support the boundaries of the zone. Zoning in this area is done by processing field findings into mapping, and studying zoning based on ancient cultural meanings. Then a comparison is made between the existing conditions and the past to create a zone that is in accordance with the present without reducing the meaning of the past.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: '0523070128
Uncontrolled Keywords: Herritage, Keraton Kasepuhan, Buffer-Zone,-Cagar Budaya, Keraton Kasepuhan, Zonasi
Subjects: 300 Social sciences > 307 Communities > 307.1 Planning and development > 307.121 6 City planning
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 27 Jul 2023 02:14
Last Modified: 27 Jul 2023 02:14
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/202153
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Muzhaffar Ahnaf.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (23MB)

Actions (login required)

View Item View Item