Analisis Integrasi Harga Bawang Merah di Kabupaten Malang dan Kabupaten Nganjuk

Ifadah, Zur’atul and Wiwit Widyawati,, SP., MP (2023) Analisis Integrasi Harga Bawang Merah di Kabupaten Malang dan Kabupaten Nganjuk. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran semusim dimana oleh sebagian masyarakat biasanya banyak dimanfaatkan sebagai bumbu penyedap makanan hingga sebagai obat tradisonal. Banyaknya kebutuhan akan bawang merah tersebut membuat permintaan akan bawang merah sangatlah tinggi. Namun, Petani dalam memproduksi bawang merah dalam jumlah yang tidak tentu sehingga mengakibatkan harga bawang merah berfluktuasi. Apabila harga pasar bawang merah menurun maka dapat menyebabkan para petani bawang merah merugi dan mengurangi penanaman pada masa tanam selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis integrasi harga bawang merah ditingkat produsen dan ditingkat konsumen yang ada di Kabupaten Malang dan Kabupaten Nganjuk. Peneliti memilih lokasi tersebut karena lokasi tersebut merupakan salah satu wilayah sentra produksi bawang merah di Jawa Timur. Peneliti mengambil data time series pada periode 2013-2021. Metode pengolahan data yang digunakan adalah ECM (error correction model) dimana metode ini digunakan untuk mencari keseimbangan dalam hubungan jangka pendek menuju jangka panjang. Aplikasi yang digunakan adalah Eviews 10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar bawang merah antara harga produsen dan harga konsumen di Kabupaten Malang maupun di Kabupaten Nganjuk terintegrasi dalam jangka panjang dan jangka pendek. Hal tersebut dapat ditunjukkan melalui uji kointegrasi dimana hasil uji kointegrasi kedua variabel tersebut menunjukan nilai probabilitas sebesar 0.0000 sehingga nilai tersebut lebih kecil dari nilai tingkat signifikan 5%. Selain itu juga terjadi integrasi jangka pendek (ECM) antara harga bawang merah ditingkat produsen dan ditingkat konsumen Kabupaten Malang dan Kabupaten Nganjuk. Nilai ECT pada harga produsen dan konsumen bawang merah di Kabupaten Malang yaitu sebesar 0.5315 dimana nilai negatif menunjukkan bahwa pergerakan harga akan menjauhi titik keseimbangan. Dari nilai ECT tersebut menunjukkan bahwa sekitar 53% terjadi ketidaksesuaian antara harga jual bawang merah di tingkat produsen yang aktual dengan diinginkan akan mengalami penyesuaian. Sehingga penyesuaian harga pada kondisi keseimbangan harga bawang merah di tingkat produsen dan di tingkat konsumen Kabupaten Malang membutuhkan waktu sekitar 2 bulan (1/0.5315). Sedangkan nilai ECT (0.4458) yang diperoleh dari harga produsen dan konsumen di Kabupaten Nganjuk, menunjukkan bahwa sekitar 45% terjadi ketidaksesuaian antara harga jual bawang merah ditingkat produsen yang aktual dengan yang diinginkan akan mengalami penyesuaian. Sehingga penyesuaian harga pada kondisi keseimbangan harga bawang merah di tingkat produsen dan ditingkat konsumen Kabupaten Nganjuk membutuhkan waktu sekitar 2,3 bulan (1/0.4458). ii Berdasarkan analilsis dapat disimpulkan bahwa pasar bawang merah di Kabupaten Malang maupun Kabupaten Nganjuk telah terintegrasi. Saran yang dapat diberikan yaitu produsen atau petani, lembaga pemasaran dan konsumen diharapkan dapat memanfaatkan teknologi yang ada secara maksimal seperti membangun jaringan informasi komoditas hortikultura agar perubahan harga dapat diterima secara cepat. Selain itu, pemerintah juga diharapkan dapat membantu dalam memfasilitasi sarana dan prasarana sistem pemasaran agar tidak terjadi dominasi harga oleh pihak-pihak tertentu.

English Abstract

Shallots are one of the seasonal vegetable commodities which some people usually use as a food seasoning and as a traditional medicine. The large number of needs for shallots makes the demand for shallots very high. However, farmers produce shallots in uncertain quantities, resulting in fluctuating shallot prices. If the market price of shallots decreases, it can cause shallot farmers to lose money and reduce planting in the next planting period. The purpose of this study was to analyze the integration of shallot prices at the producer level and at the consumer level in Malang District and Nganjuk District. Researchers chose this location because it is one of the central areas of shallot production in East Java. Researchers took time series data in the period 2013-2021. The data processing method used is ECM (error correction model) where this method is used to find a balance in the short-term to long-term relationship. The application used is Eviews 10. The results showed that the shallot market between producer prices and consumer prices in Malang District and Nganjuk District was integrated in the long and short term. This can be shown through the cointegration test where the test results show a probability value of 0.0000 so that the value is smaller than the 5% significant level value. In addition, there is also a short-term integration (ECM) between the price of shallots at the producer level and at the consumer level in Malang District and Nganjuk District. The ECT value on the producer and consumer prices of shallots in Malang District is 0.5315 where a negative value indicates that price movements will move beyond the equilibrium point. From the ECT value, it shows that about 53% there is a discrepancy between the actual selling price of shallots at the producer level and the desired price will be adjusted accordingly. So that the price adjustment in the condition of the equilibrium price of shallots at the producer level and at the consumer level in Malang District takes about 2 months (1/0.5315). While the ECT value (0.4458) obtained from producer and consumer prices in Nganjuk District, shows that around 45% there is a discrepancy between the actual and desired selling price of shallots at the producer level. So that the price adjustment in the condition of the equilibrium price of shallots at the producer level and at the consumer level in Nganjuk District takes about 2,3 months (1/0.4458). Based on the analysis, it can be concluded that the shallot market in Malang District and Nganjuk District has been integrated. Suggestions that can be given are producers or farmers, marketing institutions and consumers are expected to be able to make maximum use of existing technology such as building a horticultural commodity information network so that price changes can be accepted quickly. In addition, the government is also expected to assist in facilitating the marketing system facilities and infrastructure to prevent price domination by certain parties.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523040177
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: PKN 01 UB
Date Deposited: 14 Jun 2023 03:52
Last Modified: 14 Jun 2023 03:52
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/201615
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
ZURATUL IFADAH.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item