Efek Paparan Gemcitabine-Cisplatin terhadap Testosterone, Sel Leydig, Sel Sertoli, dan Spermatogonia pada Hewan Coba Rattus Norvegicus

Rahmadian, Aldilla Wahyu and Dr. dr. Kurnia Penta Seputra,, Sp.U(K) and Dr. dr. Besut Daryanto,, Sp.B, Sp.U(K) and Dr. dr. Viera Wardhani,, M.Kes and dr. Kenty Wantri Anita,, M.Kes, Sp.PA (K) (2021) Efek Paparan Gemcitabine-Cisplatin terhadap Testosterone, Sel Leydig, Sel Sertoli, dan Spermatogonia pada Hewan Coba Rattus Norvegicus. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kanker buli merupakan keganasan yang terjadi pada buli. Kanker buli seringkali berasal dari sel epitel transisional yang merupakan sel penyusun mukosa buli. Kanker buli memiliki angka kejadian hingga tiga persen dari seluruh kasus kanker di dunia. Amerika mencatatkan angka sebesar 14,5 juta populasi penyintas kanker pada Januari 2014, diperkirakan angka ini akan meningkat mencapai 19 juta pada Januari 2024. Sebanyak 75% pasien pria usia produktif yang telah melewati masa kemoterapi memiliki angka harapan hidup hingga 5 tahun dan sebanyak 50% dari populasi ini berharap bisa memiliki keturunan. Sementara pemulihan tingkat fertilitas hanya dicapai oleh 50% hingga 80% dari populasi penyintas pada 2 sampai 5 tahun pasca kemoterapi. Obat gonadotoksik dapat mempengaruhi fertilitas pria melalui aksis Hipotalamus-Pituitari-Gonad atau melalui mekanisme non hormonal sehingga dapat memberikan efek secara langsung maupun tidak langsung terhadap spermatogenesis dan atau gangguan proses maturasi di epididimis. Obat kemoterapi memiliki mekanisme kerja umum menghambat proliferasi sel, maka infertilitas akibat kemoterapi mungkin berhubungan dengan hambatan pada proses spermatogenesis. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan rancangan percobaan post test only control group design, dimana subyek penelitian adalah tikus jantan (Rattus novergicus). Ada enam kelompok tikus yang akan diteliti, yaitu lima kelompok dengan pemberian satu hingga lima siklus kemoterapi GC dengan dosis terbagi dan satu kelompok kontrol. Setelah selesai siklus kemoterapi GC yang pertama, satu sisi testis tikus dilakukan orkidektomi untuk menilai adanya kerusakan jaringan pada testis dan juga untuk melihat adanya gangguan pada proses spermatogenesis. Perlakuan yang sama juga dilakukan pada kelompok tikus yang lain, setelah selesai siklus kemoterapi GC yang kedua, ketiga, keempat dan kelima. Perlakuan kemoterapi adjusted doses sesuai dengan formula Bachmann. Gemcitabine dengan dosis 40 mg/kg dan Cisplatin dengan dosis 1.5 mg/kg. Kemoterapi 1 siklus diberikan pada hari ke 1,2, 8, dan 15, kemudian diberi jeda 21 hari sebelum memulai siklus berikutnya. Hitungan hari dikonversi sesuai usia tikus. Pengukuran makroanatomi testis menggunakan mikrometer jangka sorong. Sementara pengukuran mikroanatomi testis menggunakan preparat testis yang dilakuakn pengecatan HE dan diperiksa dibawah mikroskop cahaya tipe BX51 merk Olympus dengan perbesaran 400x pada 10 lapangan pandang besar. Pengukuran Testosteron menggunakan ELISA kit dengan sampel supernatan darah yang telah disentrifugasi 3000 rpm selama 10 menit. Data peneitian disajikan dalam mean+SD kemudian dianalisa menggunakan software SPSS versi 22 dengan metode statistik one way ANOVA dilanjutkan dengan uji post-hoc Tukey untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara bermakna dan uji korelasi Pearson untuk melihat kekuatan hubungan perlakuan dengan dengan variable dependen jika memenuhi uji normalitas dan homogenitas. Untuk sebaran data dari variasi yang tidak normal maka analisis data dengan Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan uji post-hoc Mann- Whitney untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara bermakna dan uji korelasi Spearman untuk melihat kekuatan hubungan perlakuan dengan dengan variable dependen. Analisa dengan derajat kepercayaan 95% dan α=0,05. Terdapat perbedaan yang tidak bermakna pada panjang, lebar, dan volume testis serta terdapat hubungan yang tidak bermakna pada panjang, lebar, dan volume testis dengan jumlah siklus kemoterapi yang diberikan pada tikus jantan yang diberikan kemoterapi Gemcitabin-Cisplatin. Terdapat perbedaan yang bermakna pada diameter dan tebal epitel germinal tubulus seminiferus serta terdapat hubungan yang kuat dan bermakna pada diameter dan tebal epitel germinal tubulus seminiferus pada tikus jantan yang diberikan kemoterapi Gemcitabin-Cisplatin dibandingkan dengan jumlah siklus kemoterapi yang diberikan. Perbedaan jumlah sel Leydig, jumlah sel Sertoli, jumlah sel Spermatogonia, dan kadar hormon Testosteron pada tikus jantan yang diberikan kemoterapi Gemcitabin-Cisplatin dibandingkan dengan kontrol terjadi sejak siklus pertama. Didapatkan penurunan secara kuat dan bermakna jumlah sel Leydig, jumlah sel Sertoli, jumlah sel Spermatogonia, dan kadar hormon Testosteron pada tikus jantan yang diberikan kemoterapi Gemcitabin-Cisplatin seirimg dengan bertambahnya siklus kemoterapi. Jumlah sel Leydig dan sel Spermatogonia berhubungan kuat dan bermakna dengan kadar Testosteron.

English Abstract

Bladder cancer is a urinary bladder malignancy which mostly arise from epithelium layer. Bladder cancer contribution was upto 3% to all neoplasm cases worldwide. Cancer survivors in US population were 14,5 million in 2014 and has been predicted to reach 19 million in 2024. Five year survival rate in productive male after chemotherapy is upto 75%, half of these population in willing for paternity. Unfortunately fertility rate recovery after 2-5 year of chemotherapy was only 50 – 80%. Hypothalamic-Pituitary-Gonadal axis will be affected by gonadotoxic drugs. These drugs also play act through non hoemonal pathway thus affecting spermatogenesis and sperm maturation. Chemotherapy which one of these kind of drugs has main action in inhibiting cell proliferation. Further, this may also decreasing overall cellular and hormonal compenent contributing to male fertility. This is an experimetal research with post test only control group design, Six groups of Rattus novergicus animal model classified into one control group and five treatment groups which each gof these groups receiving different dose of GC chemotherapy. After completing the cycle, orchiectomy was performed blood and testicle specimen is then analyzed. Chemotherapy with adjusted doses referring to Bachmann Formula. Gemcitabine is 40 mg/kg and Cisplatin is 1.5 mg/kg. One complete cycle of GC is given in the day 1,2, 8, and 15, after 21 days of interval then addiitional cycle is started. This schedule is refers to rat’s lifescale. Macroanatomy measured with milimeter ruler. Histology study was performed after testicle slide stained with HE and then observed with light microscope BX51 by Olympus (400x magnification in 10 HPF. Testosteron measurement using ELISA kit with blood supernatan after 3000 rpm centrifugation for 10 minutes. Data presentation in mean mean+SD and calculated using software SPSS 22th version, satistical analysis using one way ANOVA with post-hoc Tukey , Kruskal-Wallis with post-hoc Mann-Whitney, and Spearman corelation. All data is in α=0,05 . Length, width, and volume of testis were not significant parameters to observe effects of GC chemotherapy. Germinal epithelium diameter and also its thickness were significantly decreased along with increase of GC dose. Cell count of Leydig and Sertoli also decreased along with increase the GC dose. Serum testosterone level also reduced as the dose of GC is increased

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 042106
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 616 Diseases > 616.8 Diseases of nervous system and mental disorders
Divisions: Profesi Kedokteran > Spesialis Dermatologi dan Venereologi, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 23 May 2023 02:25
Last Modified: 23 May 2023 02:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/200047
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Aldilla Wahyu Rahmadian.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item