Firmansyah, Rafli and Damanik, Hardianti and Ausa, Rizanis Rizki and Adicandra, Ilham Hibatullah and Dr. Ir. Ita Wahju Nursita,, M.Sc. (2023) Pengaruh Kompos Feses Kambing dengan Penambahan Kultur Mikroba Azotobacter terhadap Pertumbuhan Kacang Hias (Arachis pintoi). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kotoran kambing dapat digunakan sebagai pupuk kandang untuk diolah. Pupuk kotoran kambing mengandung rasio C/N sebesar 21,12%; kandungan N sebesar 1,41%; kandungan P sebesar 0,54%; dan kandungan K sebesar 0,75%. Kotoran kambing merupakan salah satu jenis bahan organik yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi tanaman, hal ini dikarenakan pemberian kotoran kambing dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah karena bahan organik yang diberikan pada tanah sehingga dapat menggemburkan tanah. Ada banyak jenis pupuk, tetapi dari sekian banyak jenis pupuk kandang, pupuk kotoran kambing dapat menjadi pupuk handal untuk menghasilkan produk tanaman. Pupuk dari feses kambing memiliki kelebihan diantaranya seperti meningkatkan ketahanan tanaman terhadap sejumlah organisme pengganggu tanaman, meningkatkan organisme yang dapat membantu kesuburan tanah, meningkatkan kandungan nutrisi tanah, mengandung unsur hara makro dan mikro serta tidak merusak lingkungan. Pupuk kompos dibuat dengan menambahkan sisa tumbuhan dan hewan yang telah membusuk atau lapuk dengan bantuan mikroba sebagai pengurai untuk mempercepat penguraian pupuk. Sebagai pengganti pupuk sintetis, sisa tumbuhan dan kotoran hewan belum dimanfaatkan secara maksimal. Bahan organik seperti daun, jerami, alang-alang, rerumputan, dedak padi, batang jagung, sulur, ranting, dan kotoran hewan yang telah diuraikan oleh mikroorganisme pengurai disebut kompos. Proses pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba- mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. bakteri yang dikenal sebagai azotobacter ini banyak terdapat di lahan pertanian dan banyak terdapat di rizosfer tanah. Azotobacter merupakan bakteri aerob yang dapat memfiksasi N2 bebas di udara dan dapat digunakan sebagai pupuk hayati. untuk potensinya sebagai pupuk hayati. Azotobacter dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Semua Azotobacter sp. isolat yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman, memperlancar perkecambahan biji, dan menghasilkan Indole Acetic Acid (IAA). Materi yang digunakan dalam penelitian ini berupa kompos berbahan dasar feses kambing dan kultur mikroba Azotobacter yang difermentasikan secara anaerob. Feses yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Peternakan Kambing milik Bapak Dadang sebanyak 100 kg dan kultur mikroba Azotobacter yang diberikan sesuai perlakuan. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode percobaan. Rancangan yang dipergunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam ulangan. Perlakuan yang diguanakan adalah penambahan kompos dan tanah dengan level yang berbeda. Analisis data yang digunakan yaitu analisis ragam (ANOVA) dan apabila diperoleh hasil berbeda nyata (P<0,05) atau sangat berbeda nyata (P<0,01), maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan kultur mikroba Azotobacter pada kompos feses kambing dapat meningkatkan kandungan unsur hara kompos. menurut badan standar nasional tahun 2004, standar minimal kandungan pada kompos yaitu memiliki N total 0,40%; P 0,10%; K 0,20%; dan C/N 10-20. Hal ini dapat menunjukan bahwa kandungan yang terdapat pada semua perlakuan kompos adalah ideal dan dapat memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, dan jumlah daun. rataan tinggi pada Arachis pintoi terendah terdapat pada perlakuan P0 dengan rataan 23,48d±1,166, diikuti P1 dengan rataan tinggi 24,57c±0,843. Rendahnya rataan tinggi Arachis pintoi pada perlakuan P0 dan P1 disebabkan oleh kandungan unsur hara kompos yang terdapat pada perlakuan P0 dan P1 masih tergolong rendah dibandingkan dengan perlakuan P2 dan P3. Masing-masing kandungan unsur hara kompos pada perlakuan P0 dan P1 adalah sebagai berikut: P0= N 0,24%; P 0,073%; K 0,04%. Sedangkan P1= N 0,45%; P 0,11%; K 0,21%. Rendahnya kandungan unsur hara yang terdapat pada perlakuan P0 dan P1 mengakibatkan pertumbuhan khususnya tinggi tanaman menjadi kurang optimal. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Penambahan kultur mikroba Azotobacter pada kompos feses kambing dapat meningkatkan unsur hara sesuai dengan SNI 19-7030-2004 dan pertumbuhan Arachis pintoi, meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang, dan jumlah daun. Pemberian tanah 40% dan kompos sebanyak 60% adalah proporsi terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan Arachis pintoi.
English Abstract
The purpose of this study was to determine the effect of composting goat manure with the addition of Azotobacter microbial culture on the growth of ornamental bean plants (Arachis pintoi) and to determine the best proportion of compost with soil as a medium for growing ornamental beans plant (Arachis pintoi). The composting process is a process in which organic matter undergoes biological decomposition, especially by microbes that use organic matter as an energy source. The design used was a completely randomized design (CRD) with four treatments and six replications. The treatment used was the addition of compost and soil at different levels. The goat manure used comes from several farms in Bangelan Village, Malang Regency. Goat manure used as much as 100 kg. The Azotobacter microbial culture used was MA-11. According to laboratory analysis resulted in Appendix X, the addition of Azotobacter microbial culture could improve the quality of compost as a planting medium. The minimum standards for compost content were 0.40% total N, 0.10% P, 0.20% K and 10-20 C/N (National Standards Agency, 2004). This indicated that the content contained in all compost treatments was ideal. The addition of Azotobacter microbia culture into goat compost increased the nutrition and growth of Arachis pintoi, including plant height, number of branches, number of leaves. Giving compost up to 60% was the best proportion to increase the growth of Arachis pintoi. The suggestion from this study was that it is necessary to carry out further research regarding the effect of Azotbacter microbial culture on the number of flowers, fresh weight and shoots on Arachis pintoi plants.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0523050128 |
Uncontrolled Keywords: | dekomposisi, peternakan, kotoran kambing, penanaman sedang, tanah. .- decomposition, farms, goat manure, planting medium, soil. |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 17 May 2023 02:31 |
Last Modified: | 17 May 2023 02:31 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/199754 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Rafli Firmansyah.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (1MB) |
Actions (login required)
View Item |