Master’s Study Program Linguistics Faculty Of Cultural Studies Universitas Brawijaya

Putri Agustin, Herastanti (2022) Master’s Study Program Linguistics Faculty Of Cultural Studies Universitas Brawijaya. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tradisi pernikahan Jawa adalah sakral dan suci karena pasangan baru akan menjalankan kehidupan rumah tangga. Adapun ciri-ciri dari tradisi pernikahan Jawa seperti Siraman, Midodareni, Akad, Temu Manten, dan Ngunduh Mantu. Temu Manten adalah puncak dari pernikahan tradisi Jawa yang memiliki makna sebagai pertemuan kedua mempelai. Ada banyak simbol di sana yang mewakili tentang kehidupan pernikahan. Kajian yang berkaitan dengan simbol adalah semiotika. Berdasarkan teori Barthes, semiotika terdiri dari denotatif, konotatif, dan mitos. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna semiotik pada serial Temu Manten yang terjadi di Malang. Fokus penelitian ini adalah menjelaskan makna denotatif dan konotatif dalam rangkaian Temu Manten di Malang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan teori Barthes untuk menganalisis data. Sumber data dari wawancara dengan informan dan beberapa buku yang berhubungan dengan Temu Manten. Data berupa dokumentasi dikumpulkan pada 11 Mei 2022 di Temas, Malang, Jawa Timur. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik seperti: 1) Mengamati dan mencatat; 2) Wawancara dengan informan; 3) Merekam dan mencatat; 4) Mentranskripsi. Data penelitian ini adalah rangkaian Temu Manten seperti, Ijol Kembar Mayang, Balangan Gantal, Tangkep Asta, Ngidak Endog, Wijikan, Junjung Derajat, Apradak Sina, Sinduran, Timbang Pangkon, Tanem Jeru, Kacar Kucur, Dulangan, Mapag Besan , dan yang terakhir adalah Sungkeman. Data dianalisis dengan menggunakan teori Roland Barthes tentang denotatif, konotatif dan mitos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua mempelai harus menjadi keluarga yang baik dan bermanfaat bagi orang lain. Keluarga akan selalu mendukung dan membimbing mereka untuk menghadapi kehidupan rumah tangga yang harmonis. Dalam menghadapi kehidupan rumah tangga, teruslah belajar untuk mengolah perasaan dan niat yang telah diberikan oleh Tuhan untuk dapat saling memahami. Singkatnya, setelah melakukan Temu Manten, kedua mempelai akan memiliki kehidupan rumah tangga yang rukun dan damai.

English Abstract

Javanese wedding tradition is sacred and holy because the new couple will run a domestic life. There are characteristics in Javanese wedding tradition such as Siraman, Midodareni, Akad, Temu Manten, and Ngunduh Mantu. Temu Manten is a highlight from the Javanese tradition wedding which has meaning as the meeting of the bride and the groom. There are lots of symbols there that represent about the marriage life. The study relates to symbol is semiotic. Based on Barthes’s theory, semiotic consists of denotative, connotative, and myths. This study aims to analyze the semiotic meaning on the series of Temu Manten that occurs in Malang. The focus of this study is explaining the denotative and connotative meaning in the sequence of Temu Manten in Malang. This study used qualitative method and used Barthes’s theory to analyze the data. The source of the data is from the interviewing the informant and some books that related to Temu Manten. Data in the form of documentation was collected in May 11th, 2022 in Temas, Malang, East Java. The data collected by using these techniques, such as: 1) Observing and taking notes; 2) Interviewing the informant.; 3) Recording and taking note.; 4) Transcribing. The data of this study is the sequence of Temu Manten such as, Ijol Kembar Mayang, Balangan Gantal, Tangkep Asta, Ngidak Endog, Wijikan, Junjung Derajat, Apradak Sina, Sinduran, Timbang Pangkon, Tanem Jeru, Kacar Kucur, Dulangan, Mapag Besan, and the last is Sungkeman. The data was analyzed by using Roland Barthes’s theory about denotative, connotative and myth. The result showed that the groom and the bride must be nice family and helpful to others. The family will always support and guide them to face a harmonious domestic life. Keep learning to process the feelings and intentions that have been given by God to be able to understand one another. In short, after doing Temu Manten, the bride and the groom will have a harmonious and peaceful domestic life.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 0422120002
Uncontrolled Keywords: Semiotika, Temu Manten, Denotatif, Konotati
Subjects: 400 Language > 410 Linguistics
Divisions: S2/S3 > Magister Linguistik Terapan, Fakultas Ilmu Budaya
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 27 Jan 2023 03:58
Last Modified: 27 Jan 2023 03:58
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196985
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Heras Tanti Agustin.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item