Christyan, Andhika Moekti and Dr. Ir. A. Tunggul Sutan Haji,, MT and Prof. Dr. Ir. Bambang Suharto,, MS (2022) Efektivitas Ruang Terbuka Hijau dalam Mereduksi Emisi Gas Karbon Dioksida di Wilayah Kota Kediri, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perkembangan perkotaan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari, dan salah satu hal krusial yang mempengaruhinya adalah aksestabilitas. Kota Kediri merupakan salah satu kota terbesar ketiga di Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah 63,40 km2 dan penduduk berjumlah 287.962 jiwa pada sensus 2021. Dari ketiga kecamatan yang dimiliki oleh Kota Kediri, Kecamatan Mojoroto adalah yang terluas yakni seluas 24,6 km2 atau 38,8% dari luas total Kota Kediri. Selanjutnya Kecamatan Pesantren merupakan kecamatan terluas kedua yakni seluas 23,9 km2 atau 37,7% dari total luas kota dan terakhir adalah Kecamatan Kota yang memiliki luas area 14,9 km2 atau 23,5% dari luas keseluruhan Kota Kediri. Aktivitas yang terjadi dalam proses pembangunan di wilayah perkotaan secara fisik cenderung menggunakan ruang-ruang terbuka dan menjadikannya area terbangun. Salah satu langkah yang dapat dilaksanakan untuk mempertahankan serta meningkatkan kualitas lingkungan adalah dengan mempersiapkan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ruang Terbuka Hijau merupakan area yang memanjang berbentuk jalur, dan atau area mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka. Pada umumnya RTH di daerah perkotaan di desain sedemikian rupa dengan maksud meningkatkan keindahan, kenyamanan, dan tetap memiliki fungsi yang baik yaitu sebagai paru-paru kota dalam menyerap karbon dioksida (CO2) dan menyediakan oksigen (O2) yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karbon dioksida merupakan gas rumah kaca penyebab pemanasan global yang ditimbun di atmosfer karena kegiatan manusia. Emisi karbon dioksida berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil seperti aktivitas transportasi. Sedangkan oksigen yang merupakan kebutuhan dasar bagi manusia dan mampu menjaga suhu udara agar tetap sejuk dan nyaman bagi lingkungan dihasilkan dari Ruang Terbuka Hijau yang didalamnya terdapat vegetasi yang bertumbuh dan berkembang. Dengan makin berkembangnya Kota Kediri dari waktu ke waktu, diperlukan adanya sebuah tindakan untuk menjamin akan ketersediaan Ruang Terbuka Hijau yang berfungsi untuk mereduksi emisi gas karbon dioksida. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas dari Ruang Terbuka Hijau yang saat ini telah ada di Kota Kediri serta menganalisis emisi CO2 yang dilepaskan oleh aktivitas transportasi, respirasi, dan penggunaan gas LPG di lingkungan masyarakat Kota Kediri. Penelitian ini dilaksanakan dengan cara menghitung dan menganalisis jumlah kendaraan, penduduk, serta keluarga dalam penggunaan gas LPG yang ada di Kota Kediri dan memproyeksikannya hingga tahun 2030. Penelitian kali ini menggunakan metode traffic counting untuk mengetahui jumlah kendaraan kendaraan bermotor yang beroperasi di Kota Kediri. Metode ini dilaksanakan di tiap kelurahan dengan masing-masing diambil dua sample jalan yang dinilai dapat mewakili kepadatan transportasi daerah tersebut. Sedangkan Ruang Terbuka Hijau yang di survei adalah Taman Sekartaji, Taman Kawasan Sudanco Supriyadi, RTH GOR Jayabaya, RTH Semampir / Lahan Penghijauan, Alun-Alun Kota Kediri, Taman Ngronggo, Taman Stasiun, Taman Monumen Pancasila, Taman Memorial Park, Hutan Joyoboyo, Taman Bantaran Sungai Brantas, dan Taman Tempurejo dengan daya serap total sebesar 554.214,61 kgCO2/hari atau 202.288.333,24 kgCO2.tahun. Sedangkan daya serap Ruang Terbuka Hijau Total di Kota Kediri adalah sebesar 1.265.941 kg/ha/hari. Dari data yang telah diperoleh, dapat diketahui jika konsentrasi emisi yang dihasilkan dari aktivitas respirasi di Kota Kediri pada tahun 2021 sebesar 4,630 kg/m3 dan diproyeksikan akan bertambah di tiap tahunnya. Dari aktivitas penggunaan gas LPG Rumah Tangga keseluruhan di Kota Kediri, didapatkan hasil konsentrasi emisi sebesar 1,745 kg/m3 di tahun 2021 dan terus bertambah di tiap tahunnya. Lalu konsentrasi emisi yang ditemukan pada sektor industri di Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren adalah sebesar 211,94 kg.m3. Konsentrasi emisi CO2 yang terakhir berasal dari aktivitas transportasi yaitu sebanyak 211,272 kg/m3 pada tahun 2021 dan selalu meningkat juga di tiap tahunnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat dikatakan jika Ruang Terbuka Hijau di Kota Kediri akan mampu mereduksi kadar emisi CO2 yang akan dihasilkan pada masing – masing daerah hingga tahun 2030
English Abstract
Urban development is something that cannot be avoided, and one of the crucial things that affect it is accessibility. The city of Kediri is one of the third largest cities in East Java Province with an area of 63.40 km2 and an operating population of 287,962 in the 2021 census. Of the third sub-districts owned by the City of Kediri, Mojoroto District is the largest with an area of 24.6 km2 or 38 , 8% of the total area of Kediri City. Furthermore, the Pesantren Sub-district is the second largest sub-district with an area of 23.9 km2 or 37.7% of the total city area and the last is the City District which has an area of 14.9 km2 or 23.5% of the total area of Kediri City. Activities that occur in the process in urban areas physically tend to use open spaces and use development areas. One of the steps that can be taken to maintain and improve the quality of the environment is to prepare Green Open Space (RTH). Green Open Space is an area that extends in the form of a path, and or groups areas whose use is more open. In general, green open space in urban areas is designed in such a way with the aim of increasing beauty, comfort, and still having a good function, namely as city lungs in absorbing carbon dioxide (CO2) and providing oxygen (O2) which is very important for life. Carbon dioxide is a greenhouse gas that causes global warming that is stored in the atmosphere by human activities. Carbon dioxide emissions come from the combustion of fossil fuels, activities such as transportation. While oxygen, which is a basic need for humans and is able to maintain the air temperature to keep it cool and comfortable for the environment, is produced from Green Open Space in which there is vegetation that grows and develops. With the development of the City of Kediri from time to time, it is necessary to take an action to ensure the availability of Green Open Space which functions to reduce carbon dioxide gas emissions. This study was conducted with the aim of knowing the effectiveness of the Green Open Space that currently exists in the City of Kediri and analyzing CO2 emissions from transportation, respiration, and the use of LPG gas in the community of Kediri City. This research was carried out by calculating and analyzing the number of vehicles, residents, and families in the use of LPG gas in Kediri City and projecting it until 2030. This study uses the traffic counting method to determine the number of motorized vehicles operating in Kediri City. This method is implemented in each kelurahan with two examples of roads that are considered to represent the transportation density of the area. While the Green Open Spaces that are supervised are Sekartaji Park, Sudanco Supriyadi Regional Park, Jayabaya GOR RTH, Semampir RTH / Green Land, Kediri City Square, Ngronggo Park, Station Park, Pancasila Monument Park, Memorial Park, Joyoboyo Forest, Bantaran Park Brantas River, and Tempurejo Park with a total absorption capacity of 554,214.61 kgCO2/day or 202,288,333.24 kgCO2.year. Meanwhile, the absorption capacity of Total Green Open Space in Kediri City is 1,265,941 kg/ha/day. From the data obtained, it can be seen that the emission concentration resulting from respiratory activity in Kediri City in 2021 is 4,630 kg/m3 and will increase every year. From the overall use of household LPG gas in the City of Kediri, the results of the emission concentration are 1,745 kg/m3 in 2021 and continue to increase every year. Then the emission concentration found in the industrial sector in Kota and Pesantren sub-districts is 211.94 kg.m3. The last concentration of CO2 emissions comes from transportation activities, which is as much as 211,272 kg/m3 in 2021 and always increases every year. Based on the research that has been done, it can be said that the Green Open Space in the City of Kediri will be able to reduce the level of CO2 emissions that will be produced by each region until 2030.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522100313 |
Uncontrolled Keywords: | Carbon Dioxide, Green Open Space, Urban,Karbon dioksida, Perkotaan, Ruang Terbuka Hijau |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 19 Jan 2023 01:24 |
Last Modified: | 19 Jan 2023 01:24 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196729 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Andhika Moekti Christyan.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (5MB) |
Actions (login required)
View Item |