Hubungan antara Gas Karbon Dioksida (CO2) dan Suhu Rektal terhadap Respiratory Rate Ayam Petelur Fase Grower

Burhanudin, Ahmad and Heni Setyo Prayogi, S.Pt., M.Asc (2022) Hubungan antara Gas Karbon Dioksida (CO2) dan Suhu Rektal terhadap Respiratory Rate Ayam Petelur Fase Grower. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ayam petelur merupakan salah satu komoditas peternakan yang berperan dalam memenuhi kebutuhan protein hewani di Indonesia. Ayam petelur banyak dipelihara oleh peternak rakyat maupun peternak modern. Ayam petelur dipelihara mulai DOC atau pullet hingga mulai bertelur pada umur 18 minggu. Dalam memaksimalkan pemeliharaan pullet, kebutuhan nutrisi harus terpenuhi dan kondisi lingkungan pemeliharaan (suhu, kelembaban, kebisingan, karbon dioksida, ammonia) dikontrol agar tidak melebihi batas normal. Gas karbon dioksida (CO2) berasal dari hasil respirasi ternak dan hasil dari proses metabolisme bakteri yang hidup di dalam kandang. Gas CO2 yang melebihi batas normal menyebabkan ruang pemeliharaan terasa panas dan pengap. Gas CO2 bersifat asphyxiant yang berarti dalam kadar yang tinggi dapat menggantikan posisi oksigen di udara dan apabila hal ini terjadi maka ternak akan kekurangan oksigen. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan dan lemas pada ternak sehingga terjadi kemunduran waktu pertama bertelur. Semakin mundur waktu pertama bertelur maka semakin besar kerugian karena biaya pakan terus dikeluarkan tanpa diimbangi dengan pemasukan. Gangguan CO2 pada ayam dapat diketahui dengan memperhatikan beberapa indikator, yaitu respiratory rate dan suhu rektal ayam petelur. Penelitian ini dilaksanakan di kandang ayam petelur milik mas Rizky dan mbak Laras yang berlokasi di desa Pojok, Kecamatan Wates, Kota Kediri, Jawa Timur. Penelitian ini berlangsung selama 10 hari pada tanggal 15-24 Maret 2022. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gas CO2 dan suhu rektal terhadap respiratory rate ayam petelur fase grower. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peternak dan menambah kajian bagi mahasiswa mengenai hubungan antara gas CO2 dan suhu rektal terhadap respiratory rate ayam petelur fase grower. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam petelur strain isa brown yang berumur 9 minggu. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan dengan teknik observasi, yaitu dengan cara mengukur data pada variabel-variabel yang diteliti (karbon dioksida, respiratory rate, dan suhu rektal). Penelitian dilakukan di kandang terbuka dengan panjang 4 meter dan lebar 5 meter. Peralatan yang digunakan meliputi CO2 meter (SNDWAY SW-723), stopwatch, dan termometer digital. Pengambilan data dilakukan pada pagi, siang, sore, dan malam hari selama 10 hari. Setiap kali pengambilan data diambil 5 sampel secara acak untuk setiap variabel. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan korelasi bivariate dengan metode person product moment dengan bantuan aplikasi SPSS pada windows. Hasil analisis berupa koefisien korelasi untuk mengetahui tingkat hubungan antara 2 variabel dan p-value untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata gas CO2 dalam kandang sebanyak 569,47 ± 70,29 ppm (0,569 ± 0,0703 % komposisi udara)(batas maksimal 1000 ppm), rata-rata respiratory rate sebanyak 27,88 ± 2,66 per menit (RR normal 20-30 kali/menit), dan rata-rata suhu rektal senilai 40,91 ± 0,32 C (suhu rektal normal 40-42 C). Hasil analisis menunjukkan bahwa gas CO2 dan suhu rektal memiliki hubungan korelasi negatif yang sangat lemah dan tidak saling mempengaruhi; gas CO2 dan respiratory rate memiliki hubungan korelasi yang sangat lemah dan tidak saling mempengaruhi; respiratory rate dan suhu rektal memiliki hubungan korelasi yang kuat dan saling mempengaruhi; CO2 dan suhu rektal memiliki hubungan korelasi yang kuat terhadap respiratory rate. Kesimpulan dari penelitian ini adalah gas CO2 memiliki hubungan yang sangat lemah dengan respiratory rate atau suhu rektal , sedangkan respiratory rate memiliki hubungan yang kuat dengan suhu rektal.

English Abstract

The aim on this study was to elaborate the relatioship between CO2 gas and rectal tempereture toward respiratory rate of layer at grower phase. Therefore, 200 pullets at 9 weeks old reared at the postal house were involved on this assessment. The methodology on this research was experimental by measuring observed data. Data records were performed four times; in the morning, afternoon, evening, and night for ten days. The data were analyzed using bivariate correlation with the person product moment method with the SPSS application on windows. Observed variable were CO2 gas, respiratory rate, and rectal tempereture of chicken. The result showed that the correlation between CO2 gas (569.47 ± 70.29 ppm) and rectal temperature (40.91 ± 0.32°C) or respiratory rate (27.88 ± 2.66 in a minute) was very weak and has no effect. The correlation relationship between respiratory rate and rectal temperature was strong and has very real effect. Based on the result of this study, it can be concluded that CO2 gas has no relationship with respiratory rate and rectal temperature, but respiratory rate have strong relationship with rectal temperature.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522050195
Uncontrolled Keywords: Layer; CO2 gas levels; Respiratory rate; Rectal temperature.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 01 Nov 2022 01:10
Last Modified: 01 Nov 2022 01:14
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196020
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ahmad Burhanudin.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item