Loegito, Mas and Prof. dr. M. Aris Widodo, MS. SpFK. Ph.D. and Prof. Dr. dr. Djanggan Sargowo, SpPD, SpJp(K) and dr. Aucky Hinting, PhD., SpAnd (2018) Efek pemberian ekstrak etanolik kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap struktur histopatologis testis, kadar MDA dan SOD spermatozoa epididymis, serta motilitas dan viabilitas spermatozoa tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang dipapar asap rokok. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan bahan alami yang mengandung senyawa bioaktif (xanthon) dan bermanfaat dalam bidang farmakologi. Beberapa derivat dari xanthon antara lain: alfa mangostin, beta mangostin, hidroxicuadra xanthon, dan smeathxanthon yang dapat berfungsi sebagai zat antioksidan. Asap rokok merupakan substansi yang mengandung berbagai macam senyawa kimia dalam bentuk gas dan padat.Beberapa senyawa gas yang terdapat dalam asap rokok ada yang bersifat radikal bebas. Adanya senyawa radikal bebas yang berlebihan didalam tubuh dapat menimbulkan gangguan fungsi fisiologis didalam organ-organ tubuh khususnya pada sistem reproduksi jantan, bila tidak ada keseimbangan antara antioksidan dengan radikal bebas pada organ tersebut. Walaupun demikian dalam jumlah sedikit adanya radikal bebas diperlukan dalam fungsi fisiologis tersebut. Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanolik kulit buah manggis terhadap struktur histopatologis jaringan testis, motilitas dan viabilitas spermatozoa, serta kadar MDA dan SOD sperma epididymis pada tikus Wistar jantan yang dipapar asap rokok dengan kepadatan asap rokok 38 mV, 63 mV dan 181 mV serta ekstrak etanolik kulit buah manggis. Penelitian ini adalah true experimental dengan rancanagan desain post test only control group design. Penelitian dilakukan dalam dua tahap penelitian.Tahap I dengan 24 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan terdiri dari kelompok kontrol (K-), kelompok perlakuan dengan kepadatan asap rokok 38 mV, kelompok perlakuan dengan kepadatan asap rokok 63 mV, dan kelompok perlakuan dengan kepadatan asap rokok 181 mV Sedangkan pada tahap II dengan 32 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi menjadi 8 kelompok perlakuan terdiri dari kelompok kontrol (K-), kelompok kontrol (K+) dengan asap rokok 63 mV; 3 kelompok perlakuan dengan ekstrak manggis M1 (25 mg),M2 (50 mg), dan M3 (100mg) per 200 gr BB tikus; serta 3 kelompok perlakuan yang diasapi rokok masing-masing dengan kepadatan 63 mV dan diberi ekstrak kulit buah manggis masing-masing 25 mg, 50 mg, dan 100 mg per 200 gr BB tikus. Setelah perlakuan 30 hari maka tikus-tikus dikorbankan untuk dilakukan pemeriksaan terhadap jaringan testis dan motilitas serta viabilitas spermatozoa epididymis, dan kadar MDA dan SOD sperma epididymis. Hasil penelitian menunjukan bahwa makin tinggi kepadatan asap rokok yang diberikan pada tikus Wistar menunjukkan bahwa derajad kerusakan jaringan testis tikus makin parah. Tetapi kerusakan jaringan testis pada tikus yang dipapar asap rokok dengan kepadatan 63 mV dan 181 mV tidak berbeda signifikan pada derajad kemaknaan (p > 0,05). Sedangkan pada penelitian tahap II perlakuan dengan asap rokok pada kepadatan 63 mV dengan pemberian ekstrak etanolik kulit buah manggis pada konsentrasi 25 mg, 50 mg, dan 100 mg per 200 gr BB tikus menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis dapat menurunkan derajad kerusakan jaringan testis bila dibandingkan dengan kelompok yang hanya diasapi rokok dengan perbedaan yang sangat signifikan (p = 0,00 < 0,05). Pada kelompok perlakuan yang diberi ekstrak etanolik kulit buah manggis tanpa pengasapan rokok menunjukkan adanya struktur jaringan testis yang lebih baik dari pada jaringan testis tikus yang diasapi rokok dengan perbedaan yang sangat signifikan (p = 0,00< 0,05). Hal ini menunjukkan adanya pengaruh positif dari senyawa dalam ekstrak kulit manggis terhadap pertumbuhan jaringan dalam testis. Jumlah sel Sertoli pada penelitian tahap I menunjukkan bahwa makin tinggi kepadatan asap rokok yang dipaparkan pada tikus, meyebabkan makin berkurangnya sel Sertoli dengan perbedaan yang sangat signifikan (p = 0,00< 0,05). Hal tersebut merupakan akibat dari rusaknya jaringan testis karena pengaruh senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam asap rokok. Sedangkan jumlah sel Sertoli pada kelompok perlakuan yang diberi ekstrak etanolik kulit buah manggis menunjukkan bahwa makin tinggi konsentrasi ekstrak kulit manggis yang diberikan pada tikus tidak menyebabkan makin naiknya jumlah sel Sertoli secara signifikan baik pada kelompok yang diberi asap rokok maupun yang tidak diberi asap rokok, serta menunjukkan tidak adanya perbedaan yang sangat signifikan terhadap kelompok kontrol (K+).(p = 0,245 > 0,05). Berdasarkan Post Hock Test menunjukkan bahwa jumlah sel Sertoli pada kelompok perlakuan dengan asap rokok 63 mV berbeda dengan xi jumlah sel Sertoli pada kelompok kontrol negatif (K-), Kelompok M1R, M2R dan kelompok M3R. Pengaruh asap rokok terhadap jumlah sel spermatosit pachiten menunjukkan bahwa makin tinggi kepekatan asap rokok yang dipaparkan pada tikus, menyebabkan makin menurunnya jumlah spermatosit pachiten dan berbeda sangat signifikan (p = 0,00 < 0,05).Menurunnya sel-sel spermatosit pachiten ini karena terganggunya proses perkembangan dari sel-sel spermatogonium pada daerah basalis compartmen tidak dapat tumbuh menjadi sel spermatosit pachiten didaerah adluminal compatmen. Sedangkan pengaruh ekstrak kulit buah manggis terhadap jumlah sel spermatosit pachiten menunjukkan bahwa makin tinggi konsentrasi ekstrak kulit manggis yang diberikan pada tikus menunjukkan kenaikan jumlah sel spermatosit pachiten yang dipapar asap rokok menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dengan p=0,022 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis dapat mempengaruhi naiknya jumlah sel Sertoli sehingga tight junction yang dibentuk oleh sel-sel Sertoli untuk memisahkan antara daerah compatmen basalis dengan daerah compartmen adluminal dapat terjadi dengan baik sehingga memacu proses pertumbuhan spermatogonium menjadi spermatosit pachiten. Berdasarkan hasil analisa tentang jumlah sel Leydig pada kelompok tikus yang dipapar asap rokok dengan kepadatan 38 mV, 63 mV, dan 181 mV menunjukkan bahwa makin tinggi kepadatan asap rokok maka jumlah sel Leydig makin menurun dan berbeda signifikan dengan jumlah sel Leydig pada kelompok yang tidak diasapi rokok dengan derajad signifikansi p= 0,00 < 0,05. Sedangkan pada perlakuan dengan ekstrak etanolik kulit buah manggis menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanolik kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) pada kelompok tikus yang tidak dipapar asap rokok maupun kelompok yang dipapar asap rokok tidak menunjukkan adanya perbedaan jumlah sel leydig yang signifikan dengan p= 0,198 .> 0,05. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena sel Leydig membentuk susunan jaringan yang agak padat. Pengaruh asap rokok terhadap motilitas spermatozoa menunjukkan bahwa makin tinggi kepekatan asap rokok yang dipaparkan pada tikus Wistar menyebabkan makin menurunnya motilitas spermatozoa epididymis yang berbeda signifikan. (p = 0,00< 0,05). Sedangkan motilitas spermatozoa epididymis pada tikus yang diberi ekstrak etanolik kulit buah manggis 25 mg dan 50 mg per 200 gr BB tikus menunjukkan adanya peningkatan motilitas spermatozoa yang sangat bagus dan berbeda signifikan dengan motilitas spermatozoa pada kelompok (K-) ( p = 0,00 < 0,05). Tetapi motilitas spermatozoa kelompok tikus yang dipapar asap rokok dan diberi ekstrak etanolik kulit buah manggis 25 mg, 50 mg, dan 100 mg per 200 gr BB tikus tidak menunjukan adanya kenaikan motilitas spermatozoa, bahkan tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. (p = 0,509 > 0,05). Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena kandungan antioksidan dalam ekstrak kulit buah manggis tidak berlebihan adanya. Bila kita tinjau tentang viabilitas spermatozoa epididymis kelompok tikus yang dipapar asap rokok menunjukkan bahwa makin tinggi kepadatan asap rokok yang dipaparkan pada tikus akan menyebabkan makin menurunnya viabilitas spermatozo epididymis tikus tersebut dan berbeda signifikan (p = 0,00< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa makin tinggi kepekatan asap rokok maka kandungan radikal bebasnya makin tinggi, sehingga adanya viabilitas spermatozoa makin menurun karena rusaknya membran sel spermatozoa akibat terjadinya lipid peroksidasi yang mengakibatkan banyak sel-sel spematozoa yang mati. Dengan adanya penambahan ekstrak etanolik kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) pada kelompok tikus yang tidak dipapar asap rokok menunjukkan adanya kenaikan viabilitas spermatozoa epididymis, tetapi makin tinggi kadar ekstrak etanolik kulit buah manggis yang diberikan menunjukkan adanya penurunan viabilitas spermatozoa. Demikian pula terjadi pada kelompok yang dipapar asap rokok dan diberi ekstrak kulit buah manggis. Hal ini perlu adanya penelitian lebih lanjut. Pemberian asap rokok menyebabkan terjadinya kenaikan kadar MDA dalam sperma epididymis. Makin tinggi kepadatan asap rokok yang dipaparkan pada tikus wistar menunjukkan adanya kenaikan kadar MDA dalam sperma, walaupun tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signikan dengan p=0,098> 0,05.Demikian pula kadar MDA sperma epididymis tikus yang diberi berbagai konsentrasi ekstrak etanolik kulit buah manggis dan dipapar asap rokok mengalami penurunan walaupun tidak berbeda signifikan dengan p= 0,082 > 0,05 Sedangkan berbagai konsentrasi ekstrak etanolik kulit buah manggis dapat xii menurunkan kadar MDA sperma epididymis tikus dengan perbedaan yang sangat signifikan dengan derajad signifikansi p=0,028 < 0,05. Hal tersebut disebabkan makin banyaknya radikal bebas yang bereaksi dengan molekul-molekul lemak, terutama jaringan lemak yang menyusun membran spermatozoa yang banyak mengandung molekul-molekul lemak tak jenuh (polyunsaturated fatty acid) dan menghasilkan molekul-molekul MDA. Pemberianberbagai kepadatan asap asap rokok pada tikus Wistar akan menyebabkan menurunnya kadar SOD dalam sperma epididymis.Makin tinggi kepadatan asap rokok yang diberikan pada tikus akan menyebabkan makin menurunnya kadar SOD sperma epididymis tikus. Walaupun tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dengan p=0,136> 0,05 Pemberian ekstrak etanolik kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) pada dosis 25 mg, 50 mg, dan 100 mg per 200 gr per berat tubuh tikus pada tikus akan menyebabkan naiknya kadar SOD dengan derajad signifikansi p= 0,054 >0,05. Sedangkan pemberian berbagai konsentarsi ekstrak etanolik kulit buah manggis pada tikus yang dipapar asap rokok 63 mV menunjukkan adanya kenaikkan kadar SOD sperma epididymis pada derajad signifikansi p=0,042 < 0,05. Hal tersebut disebabkan karena adanya zat antioksidan didalam ekstrak etanolik kulit buah mangis yang dapat menetralisasi kadar radikal bebas didalam asap rokok.
Item Type: | Thesis (Doktor) |
---|---|
Identification Number: | DIS/615.323 624/LOE/e/2018/041805945 |
Uncontrolled Keywords: | Asap rokok, ekstrak etanolik kulit buah manggis, tubulus seminiferus, motilitas dan viabilitas spermatozoa, MDA dan SOD sperma. |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 615 Pharmacology and therapeutics > 615.3 Organics drugs > 615.32 Drugs derived from plants and mikroorganisms > 615.323 624 Drugs derived from specific plants (Mangosteens, Tea) |
Divisions: | S2/S3 > Doktor Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 11 Oct 2022 06:54 |
Last Modified: | 11 Oct 2022 06:54 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195551 |
Text
Mas Loegito.pdf Download (10MB) |
Actions (login required)
View Item |