Pengaruh Pengelolaan Lahan Terhadap Keanekaragaman Serangga Aerial Pada Kawasan Agroforestri Pinus Dan Kopi Di Hutan Pendidikan Ub “Ub Forest”

Hidayah, Shelpia Maully and Rina Rachmawati,, S.P., M.P., M.Eng (2022) Pengaruh Pengelolaan Lahan Terhadap Keanekaragaman Serangga Aerial Pada Kawasan Agroforestri Pinus Dan Kopi Di Hutan Pendidikan Ub “Ub Forest”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kawasan hutan merupakan kawasan yang dapat dikatakan cukup stabil untuk mendukung kehidupan flora dan fauna yang beragam pada areal hutan. Namun luas lahan hutan saat ini mengalami penurunan akibat deforestrasi atau penebangan hutan sehingga menyebabkan perubahan pada pengelolaan lahan. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga keanekaragaman flora dan fauna yaitu dengan mempertahankan fungsi hutan. Pengelolaan lahan untuk mempertahankan fungsi hutan salah satunya dengan pengelolaan lahan hutan sebagai agroforestri. Beberapa makhluk hidup yang banyak ditemukan pada areal hutan yaitu serangga aerial. Serangga dapat menjadi indikasi kestabilan lingkungan, lingkungan dapat dikatakan stabil apabila keberadaan serangga yang memiliki berbagi macam peranan tidak saling mendominasi. Peranan serangga dalam ekosistem antara lain yaitu sebagai herbivor, predator, parasitoid, polinator, dan vektor penyakit. Kawasan hutan yang dapat digunakan sebagai upaya pembelajaran yaitu hutan pendidikan UB “UB Forest”. Beberapa pengelolaan yang dilakukan pada lahan di kawasan agroforestri hutan pendidikan UB yaitu BAU (Bussiness As Usual), HC (High Management Coffee), MC (Medium Management Coffee), dan LC (Low Management Coffee). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman serangga aerial pada tipe pengelolaan lahan kawasan agroforestri pinus dan kopi di Hutan Pendidikan UB. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober hingga Desember 2021 di Lahan Agroforestri Hutan Pendidikan Universitas Brawijaya, Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pengamatan dan identifikasi dilakukan di Laboratorium Pengendalian Hayati Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Prosedur penelitian pertama yaitu penentuan lokasi dan plot pengamatan, pengamatan dilakukan pada lahan agroforestri pinus dan kopi di hutan pendidikan UB pada tujuh plot pengelolaan lahan yang berbeda yaitu BAU, HC, MC, dan LC dengan tambahan perlakuan prunning dan trimming-prunning. Setiap plot pengamatan memiliki luas 40 x 60 m yang terbagi menjadi 24 sub plot dengan masing-masing sub plot seluas 10 x 10 m. Penentuan sub plot pengamatan dilakukan dengan menggukan metode random sampling. Kedua yaitu pemasangan perangkap dengan menggunakan pan trap dan YST (Yellow Sticky Trap) yang dipasang pada seluruh sub plot pengamatan yang telah ditetapkan. Ketiga yaitu Pengamatan kondisi lingkungan, kondisi lingkungan yang diamati meliputi suhu dan kelembaban, pengamatan dilakukan dengan menggunakan alat HOBO MX2200. Keempat yaitu pengamatan vegetasi yang dilakukan untuk mengetahui jumlah, total, dan persentase tanaman pinus dan kopi. Kelima yaitu pengambilan sampel dengan cara mengambil seluruh perangkap yang telah diletakkan pada sub plot pengamatan setelah satu hari satu malam. Selanjutnya yaitu pengawetan serangga aerial dilakukan dengan merendam serangga menggunakan alkohol 70% dan diidentifikasi berdasarkan buku Borror et al. vi (Pengenalan Pelajaran Serangga) dan kunci identifikasi “Hymenoptera of The World”. Analisis data hasil pengamatan meliputi analisis indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, indeks dominansi, analisis ragam, uji korelasi, dan analisis kemiripan. Seluruh analisis dilakukan dengan menggunakan package vegan dari R Statistic. Hasil penelitian menunjukkan serangga aerial yang diperoleh sebanyak 1118 individu (34 morfospesies, 28 famili, dan 6 ordo). Keanekaragaman tertinggi terdapat pada Ordo Coleoptera dan kelimpahan jenis tertinggi terdapat pada Ordo Hymenoptera yang merupakan ordo terbesar dan tersebar di muka bumi. Berdasarkan hasil identifikasi lebih lanjut famili Ichneumonidae pada plot HC (TP) memiliki kelimpahan tertinggi, hal ini karena ketersediaan tempat berlindung dan ketersediaan makanan tambahan pada areal plot HC yang lebih banyak dibandingkan dengan pengelolaan plot lainnya. Ordo serangga yang ditemukan beranekaragam namun pada kelompok Ordo Mecoptera hanya ditemukan pada lahan BAU. Diketahui bahwa lahan BAU merupakan lahan dengan naungan terbuka sehingga memungkinkan intensitas cahaya yang masuk lebih banyak dibandingkan plot pengelolaan lainnya, sehingga kurang sesuai untuk kelompok Ordo Mecoptera khususnya larva Panorpidae. Pada pengelolaan lahan agroforestri pinus dan kopi di Hutan Pendidikan UB ditemukan serangga aerial dengan berbagai macam peran, peran terbesar terdapat pada kelompok serangga yang berperan sebagai herbivor, parasitoid, detritivor, dan predator. Berdasarkan analisis diketahui bahwa indeks keanekaragaman dan indeks kemerataan seluruh plot tergolong sedang dan indeks dominansi seluruh plot tergolong rendah. Hal tersebut menunjukkan pada plot pengelolaan lahan memiliki kondisi yang hampir stabil yang ditunjukan dengan tingkat dominansi yang rendah atau dapat dikatakan tidak ada dominansi. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pengelolaan lahan tidak berpengaruh terhadap keanekaragaman serangga namun berpengaruh nyata terhadap kelimpahan jenis serangga aerial. Rata-rata kelimpahan serangga aerial tertinggi terdapat pada plot HC (TP), hal ini menunjukkan pengelolaan pada plot HC dengan tambahan perlakuan trimming-prunning memberikan dampak positif bagi ketersediaan serangga aerial. Sedangkan berdasarkan hasil uji korelasi ditunjukkan bahwa suhu, kelembaban, dan jumlah vegetasi tidak berkorelasi terhadap keanekaragaman dan kelimpahan jenis serangga aerial, sehingga berpengaruh juga terhadap komposisi kemiripan pada tujuh plot pengamatan yang menunjukkan bahwa seluruh plot pengamatan memiliki komposisi yang mirip

English Abstract

The forest area is an area that can be said to be stable enough to support the diverse flora and fauna in the forest area. However, the area of forest land is currently decreasing due to deforestation or forest logging, causing changes in land management. Efforts can be made to maintain the diversity of flora and fauna, namely by maintaining the function of the forest. One of the ways to manage land to maintain forest functions is to manage forest land as agroforestry. Some living things that are found in forest areas are aerial insects. Insects can be an indication of environmental stability, the environment can be said to be stable if the presence of insects that have various kinds of roles do not dominate each other. The role of insects in the ecosystem, among others, as herbivores, predators, parasitoids, pollinators, and vectors of disease. The forest area that can be used as a learning effort is UB's educational forest "UB Forest". Some of the management carried out on land in the agroforestry area of UB's educational forest, namely BAU (Bussiness As Usual), HC (High Management Coffee), MC (Medium Management Coffee), and LC (Low Management Coffee). This research was conducted to determine the diversity of aerial insects in the type of land management in pine and coffee agroforestry areas in UB's Educational Forest. The research was carried out from October to December 2021 in the Agroforestry Land of the Brawijaya University Education Forest, Tawangargo Village, Karangploso District, Malang Regency, East Java. Observations and identification were carried out at the Laboratory of Biological Control, Department of Pests and Plant Diseases, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya. The first research procedure was to determine the location and observation plots. The observations were carried out on pine and coffee agroforestry in UB's education forest on seven different land management plots, namely BAU, HC, MC, and LC with additional pruning and trimming-prunning treatments. Each observation plot has an area of 40 x 60 m which is divided into 24 sub-plots with each sub-plot covering an area of 10 x 10 m. Determination of the sub-plot of observations is done by using the random sampling method. The second is the installation of traps using pan traps and YST (Yellow Sticky Trap) which are installed on all sub-plots that have been determined. The third is Observation of environmental conditions, the observed environmental conditions include temperature and humidity, observations were carried out using the HOBO MX2200 tool. Fourth, vegetation observations were carried out to determine the number, total, and percentage of pine and coffee plants. The fifth is sampling by taking all the traps that have been placed on the observation sub plot after one day and one night. Furthermore, the preservation of aerial insects is carried out by immersing the insects using 70% alcohol and identified based on the book Borror et al. (Insect Study Introduction) and identification key “Hymenoptera of viii The World”. Analysis of observational data includes analysis of diversity index, evenness index, dominance index, analysis of variance, correlation test, and similarity analysis. All analyzes were carried out using the vegan package from R Statistics. The results showed that the aerial insects obtained were 1118 individuals (34 morphospecies, 28 families, and 6 orders). The highest diversity is found in the Order Coleoptera and the highest species abundance is in the Order Hymenoptera, which is the largest and most widespread order on earth. Based on the results of further identification, the Ichneumonidae family in the HC plot (TP) has the highest abundance, this is because the availability of shelter and the availability of additional food in the HC plot area is more than that of other plot management. The insect orders found were diverse, but the Mecoptera group was only found on BAU land. It is known that the BAU land is an open shaded area so that it allows more light intensity to enter than other management plots, so it is not suitable for the Mecoptera Order group, especially Panorpidae larvae. In the management of pine and coffee agroforestry in the UB Education Forest, aerial insects with various roles were found, the biggest role was in the group of insects that acted as herbivores, parasitoids, detritivores, and predators. Based on the analysis, it is known that the diversity index and uniformity index of all plots are moderate and the dominance index of all plots is low. This shows that the land management plot has an almost stable condition which is indicated by a low level of dominance or it can be said that there is no dominance. The results of the analysis of variance showed that land management had no effect on insect diversity but had a significant effect on the abundance of aerial insect species. The highest average abundance of aerial insects was found in the HC plot (TP), this shows that management in the HC plot with additional trimming-prunning treatment has a positive impact on the availability of aerial insects. Meanwhile, based on the results of the correlation test, it is shown that temperature, humidity, and the amount of vegetation are not correlated with the diversity and abundance of aerial insect species, so that it also affects the composition of similarities in the seven observation plots, which indicates that all observation plots have a similar composition

Other obstract

-

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	0522040150
Subjects:	600 Technology (Applied sciences) > 632 Plant injuries, diseases, pests > 632.6 Animal pests
Divisions:	Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman
Depositing User:	Nur Cholis
Date Deposited:	05 Sep 2022 02:14
Last Modified:	05 Sep 2022 02:16
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193930

Text (DALAM MASA EMBARGO) SHELPIA MAULLY HIDAYAH.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (3MB)

Actions (login required)

View Item