Ardila, Nifa Mei and Dr. Ir. Suhartini,, MP and Rini Mutisari,, SP., MP (2022) Analisis Pendapatan Dan Risiko Pendapatan Usahatani Tembakau Penjualan Kering Dan Basah Di Desa Songowareng Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tembakau merupakan komoditas pertanian yang rentan terhadap iklim/cuaca, cara budidaya dan cara pengolahan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya fluktuasi produksi dan harga jual tembakau yang tidak menentu. Selain itu, terdapat perbedaan bentuk penjualan tembakau yaitu tembakau daun kering dan basah. Hal tersebut dapat berpengaruh pada besarnya pendapatan yang diterima petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pendapatan, faktor yang mempengaruhi pendapatan dan tingkat risiko pendapatan usahatani tembakau penjualan kering dan basah. Penelitian ini dilakukan di Desa Songowareng, Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan. Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel secara sengaja yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 50 orang yang terdiri dari 25 petani tembakau penjualan kering dan 25 penjualan basah. Metode analisis data yang dilakukan adalah analisis pendapatan (TR-TC) dan independent sampel t-test untuk mengetahui perbedaan pendapatan, analisis regresi linear berganda untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dan analisis risiko menggunakan rumus koefisien variasi untuk mengetahui tingkat risiko pendapatan usahatani tembakau penjualan kering dan basah. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan usahatani tembakau penjualan kering adalah sebesar Rp7.012.386 per LLG dan Rp11.635.181 per Ha. Sedangkan rata-rata pendapatan yang diperoleh petani tembakau penjualan basah adalah sebesar Rp4.112.374 per LLG atau Rp7.643.688 per Ha. Pendapatan usahatani tembakau penjualan kering lebih besar daripada usahatani tembakau penjualan basah. Hasil analisis independent sample t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan usahatani tembakau penjualan kering dan basah. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan hasil bahwa faktor harga jual, harga pupuk urea, harga pestisida, upah tenaga kerja dan bentuk penjualan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan, sedangkan secara parsial yang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan adalah harga jual, harga pestisida dan bentuk penjualan. Hasil analisis risiko pendapatan menunjukkan nilai koefisien variasi <0,5 yaitu sebesar 0,15 pada usahatani tembakau penjualan kering dan sebesar 0,45 pada penjualan basah. Selain itu, nilai batas bawah pendapatan juga menunjukkan nilai >0, yaitu sebesar Rp8.077.965 pada usahatani penjualan kering dan sebesar Rp827.781. Maka, usahatani tembakau penjualan kering dan basah di Desa Songowareng memiliki tingkat risiko yang rendah dan terhindar dari kerugian
English Abstract
Tobacco is an agricultural commodity that is vulnerable to climate/weather, cultivation methods and processing methods. This causes the fluctuated production and uncertain selling price. In addition, there are differences in tobacco sales, namely dry and wet tobacco. This can affect the amount of income received by tobacco farmers. This research aims to determine differences in income, affecting factors and risk levels of dry and wet tobacco farming. This research was conducted in Songowareng Village, Bluluk District, Lamongan Regency. Determination of the sample is carried out by purposive sampling method, which determines the sample intentionally in accordance with the criteria set by the researcher. The number of respondents used in this research was 50 people consisting of 25 wet sales and 25 dry sales tobacco farmers. The data analysis method used is income analysis (TR- TC) and independent sample t-test to determine the differences in income, multiple linear regression to analyze influencing factors and risk analysis using the coefficient of variation formula to determine the level of risk in dry and wet selling in tobacco farming. The results of the analysis show that the average dry sales tobacco farming income is Rp. 7.012.386/LLG and Rp.11.635.181/Ha. Meanwhile, the average income earned by wet selling tobacco farmers is Rp4.112.374/LLG and Rp7.643.688/Ha. The income of dry tobacco farming is greater than that of wet sales of tobacco. The results of the independent sample t-test analysis showed that there was a significant difference between dry and wet sales of tobacco farming income. The results of multiple linear regression analysis show that the selling price, price of urea fertilizer, pesticide price, labor wages and selling simultaneously have a significant effect on income, while partially having a significant effect on income are selling prices, pesticide prices and selling. The results of the income analysis show the coefficient of variation (CV) <0,5, which is 0,15 in dry selling tobacco farming and 0,45 in wet sales. In addition, the lower limit of income (L) also shows a value >0, which is Rp8,077,965 in dry sales farming and Rp827,781. Based on the coefficient of variation and the lower limit of income, it can be said that dry and wet tobacco farming in Songowareng Village has a low level of risk and protected from losses
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522040148 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 05 Sep 2022 01:35 |
Last Modified: | 05 Sep 2022 01:35 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193915 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Nifa Mei Ardila.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |