Pengaruh Biji Dari Warna Buah Berbeda Dan Media Tanam Terhadap Perkecambahan Biji, Pertumbuhan Bibit Dan Tanaman Serta Pembentukan Umbi Generasi Nol (G0) Porang (Amorphophallus Muelleri Blume)

Wardani, Imaniah Bazlina (2019) Pengaruh Biji Dari Warna Buah Berbeda Dan Media Tanam Terhadap Perkecambahan Biji, Pertumbuhan Bibit Dan Tanaman Serta Pembentukan Umbi Generasi Nol (G0) Porang (Amorphophallus Muelleri Blume). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Amorphophallus muelleri atau yang dikenal dengan porang merupakan tanaman umbi- umbian yang mengandung glukomannan tertinggi diantara jenis Amorphophallus lainnya yang ada di Indonesia. Kadar glukomannan yang tinggi serta banyaknya manfaat dari glukomanan mengakibatkan terjadinya peningkatan permintaan porang. Permasalahan tingginya permintaan tersebut tidak diimbangi oleh produksi porang di Indonesia, sehingga perlu memperbanyak bibit porang. Sumber bibit porang yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari biji karena dalam luasan lahan yang sama biji yang ditanam bisa lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan bahan tanam yang berasal dari umbi. Namun biji porang tidak dapat ditanam secara langsung di lapang, karena akan kalah kompetisi dengan gulma. Oleh karena itu perlu perlakuan pratanam di lahan tersendiri untuk menumbuhkan biji sampai terbentuk umbi yang dikenal dengan umbi generasi nol (G0) yaitu umbi yang terbentuk pertama kali dari suatu tanaman yang nantinya dapat digunakan sebagai bibit. Perkecambahan dan pertumbuhan biji bergantung pada tingkat kemasakan biji yang diindikasikan dari warna buahnya selain itu media tanam juga berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit. Komposisi media tanam yang tepat dapat mendukung kesuburan bibit. Ciri khas dari biji porang adalah mempunyai biji poliembrioni dimana dari satu biji dapat menumbuhkan lebih dari satu tanaman. Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian terkait pengaruh biji dari berbagai warna buah dan media tanam terhadap perkecambahan biji, pertumbuhan semaian, persentase munculnya biji poliembrioni dan karakteristik tunas-tunas poliembrioni serta umbi generasi nol porang yang dihasilkan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan penanaman biji porang pada tingkat kemasakan berbeda yang diindikasikan dari perbedaan warna buahnya (merah, kuning, hijau) pada empat jenis media tanam. Hasil yang diperoleh (variable terikat) dianalisis menggunakan ANOVA dengan signifikansi 5% dan jika sumber variasi berpengaruh dilanjutkan dengan uji Tukey 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji dari warna buah berbeda dan jenis media tanam berpengaruh terhadap keserempakan berkecambah, waktu muncul tunas, pertumbuhan semaian dan tanaman porang serta umbi G0 yang dihasilkan. Daya kecambah hanya dipengaruhi oleh jenis biji tanpa media tanam. Perlakuan terbaik yang dapat mendukung perkecambahan biji dan pertumbuhan semaian dan tanaman porang adalah perlakuan RM3. Perlakuan tersebut juga mampu menghasilkan umbi dengan bobot terberat yaitu 3,63 g yang tidak berbeda signifikan dengan RM1 yaitu 3.06 g. RM3 adalah biji dari buah merah yang ditanam pada media 3 (tanah : arang sekam: cocopeat), sedangkan RM1 adalah biji dari buah berwarna merah yang ditanam pada media 1 (tanah : arang sekam). Ditemukan pula adanya biji poliembrioni yang mampu menghasilkan 2-4 tanaman dengan persentase yang berbeda disetiap tingkat kemasakan biji dan jenis media tanam. Tunas-tunas yang dimunculkan dari biji poliembrioni setelah tumbuh menjadi tanaman dewasa memiliki ukuran yang berbeda beda dimana tanaman ke 1 lebih kecil daripada tanaman ke 2 hingga 4, sedangkan tanaman ke 2 hingga ke 4 memiliki ukuran yang relatif sama

English Abstract

Amorphophallus muelleri is a tuber plant that contains the highest glucomannan among other types of Amorphophallus in Indonesia. Because of high content of glucomannan and the many benefits of glucomannan, there is an increase in market demand from year to year. The problem is that the high demand is not matched by the production of porang in Indonesia, so that the expansion of porang plantations is needed which begins with the supply of seeded-porang in bulk. In this study the source of seeded- material came from seeds because more seeds can be planted than tuber in the same land area. Unfortunately, porang seeds cannot be planted directly in the field because they will be less competitive with weeds. Therefore it is necessary to plant first to produce zero generation tubers (G0) on separate fields. Tuber G0 is a tuber that is formed first from plants. Tuber G0 are seeded-materials that are more suitable than seeds for planting on field. As It is known, seed germination depends on the level of seed maturity. While the growth of seedlings, as a result of germination, is strongly influenced by the planting media. And the composition of the appropriate planting media can support good seedling growth. In addition, to produce G0 tubers, it is necessary to consider the polyembryonic properties of porang seeds. Based on the description above, a study was conducted on the effect of seed maturity and planting media on seed germination, seedling growth, zero porang generation tubers (G0) production, percentage of polyembrionic seed and characteristics of polyembryonic shoots. To achieve this objectives, planting porang seeds was carried out at different levels of maturity which indicated the differences in the color of the fruit (red, yellow, green) in the four types of planting media. The results were analyzed using ANOVA with a significance of 5% and if the source of variation was influential followed by the 5% Tukey test. The results obtained (dependent variable) were analyzed using ANOVA with a significance of 5% and if the source of variation was influential followed by a 5% Tukey test. The results showed that seeds of different fruit colors and types of planting media affected seed germination (except germination precentage), growth of seedlings and porang plants and G0 tubers produced. The best treatment that can support seed germination and seedling growth and porang plants growth is RM3 treatment. The treatment was also able to produce tubers with the heaviest weight, which was 3.63 g, which is not significantly different from RM1, which was 3.06 g. RM3 is a seed of red fruit grown on medium 3 (soil: husk charcoal: cocopeat), while RM1 is a seed of red fruit planted on medium 1 (soil: husk charcoal). Also it found polyembryonic seeds that were able to produce 2-4 plants with different percentages in each level of seed maturity. The shoots that produced from polyembryonic seeds after growing into mature plants have different size, where the 1st plant is smaller than the 2nd to 4th plants, while while the 2nd to 4th plants have relatively the same size.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/584.64/WAR/p/2019/041903810
Uncontrolled Keywords: Umbi Generasi Nol (G0) Porang (Amorphophallus muelleri Blume)
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 584 Liliopsida (Monocotyledons) > 584.6 Cyclanthales, Arales, Pandanales, Typhales > 584.64 Arales
Divisions: S2/S3 > Magister Biologi, Fakultas MIPA
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 26 Aug 2022 02:48
Last Modified: 26 Aug 2022 02:48
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193628
[thumbnail of IMANIAH BAZLINA WARDANI.pdf] Text
IMANIAH BAZLINA WARDANI.pdf

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item