Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sintrong (Crassocephalum crepidioides) Terhadap Bakteri Vibrio parahaemolyticus Seacara In vitro

Grimaldy, Michael Yrasyach and Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS and Ir. Ellana Sanoesi, MP (2022) Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sintrong (Crassocephalum crepidioides) Terhadap Bakteri Vibrio parahaemolyticus Seacara In vitro. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bakteri Vibrio parahaemolyticus dapat menyebabkan penyakit Early Mortality Syndrome (EMS) yang menyerang pada udang. Bakteri ini juga dapat menyerang hewan budidaya lainnya seperti ikan kerapu. Kerugian yang disebabkan oleh bakteri V. parahaemolyticus menimbulkan kerugian yang cukup besar. Para budidaya biasa menggunakan antibiotik untuk mengendalikan penyakit, namun pemberian antibiotik yang terus menerus dengan dosis yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah baru yang berdampak pada lingkungan, ikan, dan manusia. Alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan pengobatan menggunakan bahan alami, salah satu contohnya adalah daun sintrong (Crassocephalum crepidioides). Daun sintrong mengandung senyawa-senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri yang bisa digunakan sebagai obat alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan ekstrak daun sintrong (C. crepidioides) dan dosis optimal terhadap bakteri V. parahaemolyticus. Penelitian dilakukan di Laboratorium Sentra Ilmu Hayati (LSIH), Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Januari hingga Febuari 2022. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan mengamati secara langsung pengaruh pemberian berbagai dosis ekstrak daun sintrong terhadap bakteri V. parahaemolyticus. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan serta 3 kali pengulangan. Dosis perlakuan yang digunakan adalah A (25 ppm), B (50 ppm), C (75 ppm), D (100 ppm), dan E (125 ppm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun sintrong (C. crepidioides) memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap daya hambat bakteri V. parahaemolyticus. Pengamatan zona hambat pada inkubasi selama 24 jam didapatkan rata-rata hasil zona bening tertinggi yaitu pada perlakuan E (125 ppm) sebesar 28,1 mm. pengamatan zona bening pada inkubasi selama 48 jam menunjukkan tidak ada penurunan, sehingga ekstrak daun sintrong memiliki sifat anitibakteri yaitu bakteriosidal. Hubungan antara ekstrak daun sintrong terhadap bakteri V. parahaemolyticus menunjukkan pola linier dengan persamaan Y = 0,0229x + 6,8825 dan koefisien R2 = 0,9766. Pemberian ekstrak daun sintrong (C. crepidioides) terhadap bakteri V. parahaemolyticus dapat menghambat pertumbuhan dari bakteri tersebut. Ekstrak daun sintrong bersifat bakteriosidal yang dapat membunuh bakteri. Hasil zona hambat tertinggi terdapat pada dosis 125 ppm dimana Semakin tinggi dosis ekstrak kasar daun sintrong (C. crepidiodies) yang diberikan maka akan semakin besar diameter zona hambat yang terbentuk.

English Abstract

Vibrio parahaemolyticus can cause Early Mortality Syndrome (EMS) that attacks shrimp. These bacteria can also attack other cultured animals such as groupers. The losses caused by V. parahaemolyticus are are considerable losses. Fish farmers usually use antibiotics to control the disease, however the prolonged use of antibiotics with inappropriate/the wrong dose can cause new problems that impacts the enviroment, fish, and humans. Alternative that can be done is to treat using natural ingredients, one of the example is Crassocephalum crepidioides leaves. C. crepidioides leaves contain compounds that have a potential as an antibacterial which can be used as an alternative medication. The aim of this research is to find out the effect of C. crepidioides leaves extract and the optimal dose against V. parahaemolyticus. This research was conducted at Sentra Ilmu Hayati Laboratory (LSIH), Brawijaya University, Malang in January until February 2022. The method used is an experimental method by observing directly the effect of giving various doses of C. crepidioides leaves extract on V. parahaemolyticus. This research used a completely randomized design with 5 treatments and 3 repetitions. the treatment doses used were A (25 ppm), B (50 ppm), C (75 ppm), D (100 ppm), dan E (125 ppm). The results showed that the use of C. crepidioides leaves extract gave a significant effect on the inhibition of V. parahaemolyticus. The observation result of the inhibition zone after incubation for 24 hours showed the highest average clear zone was treatment E (125 ppm) of 28.1 mm. The observation result of the clear zone after incubation for 48 hours showed no decrease, with the result that C. crepidioides leaves extract has antibacterial properties, namely bactericidal. The relationship between C. crepidioides leaves extract and V. parahaemolyticus showed a linear pattern with the equation Y = 0.0229x + 6.8825 and coefficient R2 = 0.9766. Giving C. crepidioides leaves extract to V. parahaemolyticus can inhibit the growth of these bacteria. C. crepidioides leaves extract is bactericidal which can kill bacteria. The highest inhibitory zone results were at the dose of 125 ppm where the higher dose of crude extract of C. crepidioides leaves given, the larger the diameter of the inhibition zone formed.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522080051
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.95 Biological resources > 333.956 Fishes
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 25 Jul 2022 07:04
Last Modified: 25 Jul 2022 07:04
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192631
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Michael Yrasyach Grimaldy.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item