Nurwati, Risa Ayu and Dr. Ir.Mustakim, M.P., IPM (2022) Teknik Padding Chrome Pada Proses Penyamakan Dengan Variasi Asam Terhadap Krom Oksidasi, Derajat Keasaman, Suhu Kerut Dan Kekuatan Sobek. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kelinci merupakan salah satu hewan pseudoruminan, secara umum kelinci memiliki potensi biologis dan ekonomi yang tinggi untuk menghasilkan daging, kulit dan bulu bermutu. Salah satu potensi dalam hubungannya dengan peternakan rakyat adalah kelinci mampu tumbuh dan berkembang biak dari pakan hijauan, limbah pertanian, dan limbah pangan serta dapat dipelihara pada skala rumah tangga/skala kecil. Kulit kelinci merupakan salah satu jenis hasil ternak yang menjadi produk fungsional dan bernilai ekonomi yang cukup tinggi. Pada umumnya kulit dimanfaatkan sebagai bahan pembuat dompet, jaket, sepatu dan beberapa produk lainnya yang memanfaatkan kulit kelinci sebagai bahan bakunya. Komoditas kulit digolongkan menjadi kulit mentah dan kulit samak. Kulit mentah adalah bahan baku kulit yang ditanggalkan dari tubuh hewan yang mengalami proses-proses pengawetan atau siap samak. Kulit mentah dibedakan atas kulit hewan besar(hides) seperti sapi, kerbau, dan kuda, serta kelompok kulit yang berasal dari hewan kecil(skins), seperti kambing,domba,calf,dan kelinci. Proses penyamakan yaitu proses mengubah kulit mentah menjadi kulit tersamak(leather). Proses ini untuk mengubah kulit mentah yang mudah rusak oleh aktivitas mikroorganisme (Mustakim, Widati, Umam dan Umaya. 2015). Penyamakan kulit secara umum dibagi menjadi empat, yaitu peyamakan nabati, penyamakan minyak, penyamakan sintesis, dan penyamakn mineral dengan bahan penyamak krom. Penyamakan merupakan proses paling penting dalam produksi kulit samak. (Prayitno. 2014). Krom (Cr) sebagai bahan penyamak kulit yang paling banyak digunakan oleh industri penyamakan kulit dan sekitar 85% kulit dunia disamak menggunakan krom (Sugihartono. 2016). Krom mampu bereaksi dan membentuk ikatan dengan asam amino protein kolagen kulit (Mustakim, Aris dan Kurniawan, 2010). Industri penyamakan kulit pada umumnya menggunakan bahan penyamakan mineral berbahan krom (Cr) menghasilkan limbah cair yang mengandung logam krom. Dalam penyamakan kulit, krom tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, tapi sebaiknya dikurangi konsentrasi pengunaannya (Ardinal, Salmariza dan Kasim, 2014). Namun dapat dihindari dengan kontrol proses yang benar diantaranya dengan mengendalikan pH pada proses netralisasi, menghindari penggunaan ammonia pada proses pewarnaan, dan menggunakan 1-3% zat penyamak nabati padaproses retanning (Font, Rius, Marsal, Sanchez, Hauber, Tommaselli., 2006). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana teknik padding chrome pada proses penyamakan dengan variasi asam pada kulitt kelinci terhadap krom oksidasi, derajat keasaman, suhu kerut dan kekuatan sobek. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengaruh penggunaan krom dan asam pada teknik padding chrome kulit kelinci tersamak. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2021 berlokasi di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP) Yogyakarta sebanyak 15 lembar kulit kelinci New Zealand White. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Variabel yang diuji meliputi krom oksidasi, derajat keasaman, suhu kerut dan kekuatan sobek. Perlakuan ini menggunakan krom 3% dan konsentrasi asam oksalat, yaitu sebesar 0,25%, 0,5%, 0,75% dan 1%. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) Apabila ada perbedaan maka dianalisis lanjut dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar krom, suhu kerut dan kekuatan sobek, serta berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap derajat keasaman (pH) pada kulit kelinci tersamak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penambahan krom 3% dan asam oksalat sampai dengan level 1% sebagai bahan penyamak memberikan peningkatan terhadap kadar krom oksida, suhu kerut dan kekuatan sobek dan tidak meberikan peningkatan terhadap derajat keasaman (pH) pada kulit kelinci tersamak. Perlakuan terbaik diperoleh dari penambahan krom 3% dan asam oksalat 0,75.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522050078 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 18 Jul 2022 05:04 |
Last Modified: | 18 Jul 2022 05:04 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192185 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Risa Ayu Nurwati.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (1MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |