Konflik dan Peran (KUB) Kelompok Usaha Bersama Pantai Cemara Pada Pembangunan Ekowisata di Pantai Cemara, Kel. Pakis, Kab. Banyuwangi, Banyuwangi, Jawa Timur

Al yumna, Hafizh Noor Huda and Dr. Ir. Edi Susilo, MS and Mariyana Sari, S.Pi., MP (2021) Konflik dan Peran (KUB) Kelompok Usaha Bersama Pantai Cemara Pada Pembangunan Ekowisata di Pantai Cemara, Kel. Pakis, Kab. Banyuwangi, Banyuwangi, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Konflik merupakan suatu hal yang lumrah terjadi pada lingkungan sosial masyarakat. Pembangunan Ekowisata Pantai Cemara yang terletak di Kelurahan Pakis, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menemukan masalah konflik pada proses pembangunannya. Konflik timbul akibat kesalah pahaman, yang dinilai oleh beberapa oknum masyarakat bahwa pengelola pantai cemara sudah melakukan penguasaan lahan dan mengambil keuntungan untuk pribadi kelompok tanpa memperdulikan kepentingan masyarakat sekitar Pantai Cemara. Terbentuknya Pantai Cemara di mulai pada tahun 2009 atas inisiasi kelompok kecil nelayan yang perihatin dengan kondisi pantai yang mengalami abrasi yang sering kali membuat pemukiman juga terdampak banjir apabila air laut sedang pasang, selain itu kondisi pantai juga diperparah dengan banyaknya sampah. Kelompok kecil nelayan yang memiliki inisiasi membenahi pantai tersebut mengawali kegiatannya dengan membersihkan pantai dari sampah. Pada 2011 bantuan berupa 5000 bibit pohon Cemara Udang (Casuarina equisetifelia) untuk mengurangi abrasi pantai diberikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan kepada Bapak Mhy selaku ketua dari kelompok nelayan tersebut. Tingkat ketegangan konflik tersebut semakin meningkat seiring dengan dikenalnya Pantai Cemara dikalangan wisatawan lokal bahkan luar Kota Banyuwangi. hingga terdapat indikasi pengerusakan terhadap bibit pohon yang ditanam serta mencoba mengambil alih pengelolaan secara sepihak dengan menetapkan tarif parkir ilegal bagi pengunjung. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis konflik yang terjadi dan bagaimana penyelesaiannya serta mengetahui peran (KUB) Kelompok Usaha Bersama pada pembangunan Ekowisata Pantai Cemara secara keseluruhan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif, sebab objek yang diteliti masih bersifat luas dan kompleks, sehingga penelitian kualitatif dirasa lebih cocok digunakan. Metode kualitatif tidak mengenal populasi dan sampel sehingga digantikan dangan informan atau narasumber dan situasi sosial, yang terdiri dari tiga elemen penting yaitu (place) tempat pantai cemara, Kabupaten Banyuwangi, (actor) pelaku yang terlibat adalah kelompok usaha bersama (KUB) Pantai Cemara, (activity) kegiatan yang dilakukan di Kawasan ekowisata pantai cemara adalah penangkapan ikan, ekowisata, serta berdagang. Pencarian informan dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu pencarian informan dengan mempertimbangkan aspek pengetahuan terhadap objek penelitian dan pengaruhnya terhadap objek penelitian. Informan kunci penelitian ini adalah bapak MHY (ketua pengelola pantai), bapak SMP (sekertaris pengelola pantai), dan bapak KDR (ketua kelurahan) serta beberapa anggota KUB, pedagang di sekitar wilayah Pantai cemara, hingga pengelola parkir Pantai Cemara.vi Penelitian dilaksanakan pada pada tanggal 10 juni 2021 hingga 30 juni 2021 di Pantai Cemara, Kelurahan Pakis, Kabupaten Banyuwangi. Hasil yang didapatkan dari hasil pengambilan data pada penelitian yang dilakukan di Pantai Cemara yaitu adanya konflik yang terjadi pada awal hingga pertengahan pembangunan Pantai Cemara. Konflik di dasari oleh kesalah pahaman beberapa oknum masyarakat terhadap pembangunan ekowisata di Pantai Cemara. Resolusi konflik dapat dicapai dengan musyawarah antara kedua belah pihak yang berkonflik yaitu pengelola Pantai Cemara dengan Oknum masyarakat. Keikhlasan dan kelapangan dada salah satu pihak yang berkonflik mampu menciptakan solusi yang bersifat stabil sehingga tercipta ekosistem lingkungan yang aman, harmonis, dan berbudaya gotong royong. Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan maka terdapat beberapa saran yang berimplikasi terhadap eksisitensi serta keberlanjutan dari kegiatan Ekowisata di Pantai Cemara: Pertama adalah pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam dilingkungan Pantai Cemara secara bijak dan lestari mampu meningkatkan kesejahteraan pengelola dan masyarakat sekitar baik berupa materil dan non materil, sehingga pembangunan dapat diselaraskan dengan prinsip-prinsip berkelanjutan. Kedua, penerapan azas kekeluargaan dalam menjalankan hak dan kewajiban pengelolaan mampu menjadi pondasi yang kuat untuk meminimalisir konflik-konflik lainnya. Faktor pendukung lainnya adalah program-program sosial yang dibentuk untuk menjadi benteng yang kokoh dalam menciptakan lingkungan yang aman, harmonis, dan berbudaya gotong-royong. Proporsisi ini bermakna bahwa konflik yang terjadi pada pembangunan ekowisata di Pantai Cemara dapat diselesaikan dengan memberlakukan pendekatan sosial yang terarah dan terukur. Selain itu kelapangan dada dari salah satu pihak yang berkonflik mampu memberikan jalan tengah yang diterima oleh semua pihak pada nantinya, sehingga kemufakatan dapat terbentuk secara stabil. Asaz kekeluargaan dalam mengelola Pantai Cemara mampu membendung rasa sakit hati antara individu satu dengan individu lainnya. Kepekaan sosial pengelola Pantai Cemara mampu menciptakan rasa simpati yang besar pada masyarakat sehingga membentuk suatu ekosistem lingkungan yang aman, harmonis dan berbudaya gotong royong. Peranan pemerintah dan dinas terkait masih sangat dibutuhkan pada pembangunan ekowisata di Pantai Cemara, selain itu peran pengawasan serta pendampingan masih diperlukan hingga pengelolaan Pantai Cemara mampu menuju kemandirian di kemudian hari.

English Abstract

Conflict is a general measure in the social environment of society. The development of Pantai Cemara which located in Pakis, the regency of Banyuwangi, East Java appeared as a result of social resentment. In this particular case, the conflict rises as a resulf of miscommunication, which the local sees as if the community in Pantai Cemara taking the advantage of the surrounding area for their own beneficial purposes. In the beginning, Pantai cemara was initiated in 2009 for environmental puroses as a result of coastal abration which brings floods to surrounding villages and settlements. Besides, the aftermath of these events was constantly cause trashes along the shore. These small group of fishermans were having an enormous concern and started to clean the beach and planting several tree trunks which considered to be able to grow in the area since 2010. On 2011, a donation of 5000 pine tree seedlings were given by the Department of Fisheries and Marine Affairs to Mr. Muhyi as representative of the community. The conflict was escalated to a higher level, damages were found to the trees that are planted along the shore to an attempt of taking over the coastal unilaterally by setting illegal parking rates for tourist. The purpose of this research is to analyze the conflicts that occurred in the area, to acknoledge the early history of Pantai and to describe the reciprocal relationships that occur between the actors of Pantai Cemara and the surrounding community. Data collection in this study is used qualitative methods because the object under study was still broad and complex, so qualitative research is suitable. Qualitative methods do not recognize the population and sample so that they are replaced with informants or sources and social situations which consisted into three crucial elements which are place, actor, and activity. The search for informants was carried out using a purposive sampling method, for example in this case, the search for informants by considering several aspects, especially the knowledge aspect of the object under study. The main informants are Mr. Muhyi as chairman of Joint Business Group (KUB) of Pantai Cemara, and Mr. Sampurno as secretary of KUB Pantai Cemara, Mr Kadarisman as the District Head, KUB Members, Merchants and Parking officers. The research was carried out on June 10, 2021 to June 30, 2021 at Cemara Beach, Pakis Village, Banyuwangi Regency. The results obtained from data collection in research conducted at Cemara Beach are conflicts that occur at the beginning to the middle of the development of Cemara Beach. The conflict was based on a misunderstanding of some people in the community regarding the development of ecotourism in Cemara Beach. Conflict resolution can be achieved by deliberation between the two conflicting parties, between the manager of Cemara Beach and community elements. The sincerity and generosity of one of the parties to the conflict are expected to be able to create a stable solution so as to create a safe, harmonious, and mutually beneficial environmental ecosystem. Based on the research, there are several suggestions that have implications for the existence and sustainability of Ecotourism activities at Cemara Beach: First, the management and utilization of natural resources in the Cemara Beach environment wisely and sustainably can improve the welfare of managers and the surrounding community both materially and non-materially, with expectation that development can be aligned with sustainable principles. Second, the application of the principle of kinship in carrying out management rights and obligations can be a strong foundation to minimize other conflicts. This proportion means that conflicts that occur in ecotourism development in Cemara Beach can be resolved by applying a directed and measurable social approach. In addition, the generosity of one of the conflicting parties is able toviii provide a middle ground that is accepted by all parties in the future, so that consensus can be formed in a stable manner. The principle of kinship in managing Cemara Beach is expected to be able to stem misunderstandings between one individual and another. Social sensitivity in the management of Cemara Beach is able to create a great sense of sympathy in the community so that it is able to form a safe, harmonious and culturally collaborative environmental ecosystem. The role of the government and related agencies is still very much needed in the development of ecotourism in Cemara Beach, the role of supervision and assistance is also still needed so that the management of Cemara Beach is able to lead to independence in the future.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521080162
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping > 338.372 7 Products of fishing, whaling, hunting, trapping (Fishing)
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Zainul Mustofa
Date Deposited: 14 Jun 2022 02:03
Last Modified: 14 Jun 2022 02:03
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191079
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Hafizh Noor Huda Al-Yumna.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item