Astuti, Murti (2019) Pengaruh Triple Helix Terhadap Hubungan Antara Eko-Inovasi dan Kinerja Industri Kreatif Subsektor Kerajinan Marmer dan Batu Alam. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kerajinan marmer dan batu alam merupakan produk industri kreatif subsektor kerajinan yang sudah menjadi citra kota Tulungagung. Produk kerajinan umumnya merupakan kebutuhan tersier yang sangat tergantung pada perubahan trend dengan life cycle yang relatif pendek, oleh sebab itu harus selalu melakukan inovasi untuk meningkatkan kinerjanya. Khususnya untuk kerajinan marmer dan batu alam yang bahan bakunya menggunakan material tak terbarukan yaitu material galian golongan C, inovasi yang dilakukan sebisa mungkin yang tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan. Eko-inovasi adalah usaha untuk meningkatkan proses atau produk baru agar nilainya bisa meningkat tetapi secara signifikan juga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Walaupun masih dalam tahap passive eco-innovator, pengrajin di sentra industri ini telah melakukan eko-inovasi pada tahap organisasi, produk, proses dan marketing. Keberhasilan penerapan eko-inovasi sedikit banyak akan dipengaruhi oleh faktor eksternal yang merupakan stakeholder dari industri ini, salah satunya adalah sistem triple helix yang terdiri dari pemerintah, industri dan universitas sebagai stakeholder industri kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh triple helix terhadap hubungan antara penerapan eko-inovasi dan pencapaian kinerja sentra industri ini. Kebaruan dari penelitian ini karena obyek penelitiannya adalah sentra industri kreatif, pelakunya kebanyakan pemilik usaha kecil dan menengah yang masih dalam tahap passive eco-innovator dan selama ini belum pernah diteliti apakah aktivitas yang telah dilakukan oleh triple helix berpengaruh terhadap implementasi eko-inovasinya. Adapun obyek dari penelitian ini adalah sentra industri kreatif sub-sektor kerajinan marmer dan batu alam di Tulungagung. Data penelitian diperoleh dengan menyebarkan kuestioner pada pengrajin secara random. Dari populasi yang ada, berhasil dikumpulkan sampel sebanyak 81 pengrajin. Selanjutnya data diuji, diolah dan dianalisa dengan metode Consistent Partial Least Square (PLSc) menggunakan bantuan software SmartPLS 3.2.8 (student version) dengan tingkat signifikansi = 0,05.. Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa di sentra kerajinan marmer dan batu alam Tulungagung, aktivitas universitas (ξU) dan industri (ξI) sangat signifikan mempengaruhi inovasi eko-organisasi (ηO), dengan persamaan ηO = 0,113ξG + 0,445ξU + 0,337ξI, artinya aktivitas yang telah dilakukan oleh universitas dan industri dalam bentuk pelatihan manajemen bisnis dan keuangan telah berhasil membantu pengrajin dalam mengelola usahanya, tetapi tidak mempengaruhi inovasi eko-produk dan eko-proses. Aktivitas pemerintah (ξG) dan industri (ξI) sangat signifikan mempengaruhi inovasi eko-marketing (ηM), dengan persamaan ηM = 0,317ξG + 0,152ξU + 0,464ξI + 0,025ηO, artinya usaha yang telah dilakukan pemerintah seperti pendirian CIS-SMEsCO serta semakin banyaknya bisnis start up yang menawarkan cara berjualan secara online telah mempengaruhi eko-marketing. Aktivitas pemerintah (ξG), industri (ξI), inovasi eko-organisasi (ηO) dan inovasi eko-marketing (ηM) sangat signifikan mempengaruhi inovasi eko-proses (ηPr), dengan persamaan ηPr = 0,188ξG – 0,024ξU + 0,309ξI + 0,215ηO + 0,331ηM, berarti program pemerintah terkait pembangunan prasarana jalan, maupun manajemen produksi dan distribusi serta cara pemasaran baru yang dilakukan oleh pengrajin ternyata berhasil meningkatkan inovasi eko-prosesnya. Aktivitas industri (ξI) dan eko-marketing (ηM) sangat signifikan mempengaruhi inovasi eko-produk (ηPd), dengan persamaan ηPd = 0,128ξG – 0,025ξU + 0,398ξI + 0,174ηO + 0,342ηM – 0,007ηPr, artinya semakin banyak supplier yang memasok bahan baku yang legal, dan juga strategi marketing yang berhasil menjangkau pasar ekspor yang makin sadar lingkungan, telah meningkatkan inovasi eko-produk. Inovasi eko-proses (ηPr) dan eko-produk (ηPd) sangat signifikan mempengaruhi kinerja inovatif (ηIP), dengan persamaan ηIP = – 0,026ηO – 0,296ηM + 0,594ηPr + 0,655ηPd, artinya permintaan desain produk yang lebih natural, ringan dan minimalis, serta proses produksi dan distribusi yang lebih hemat ternyata telah berhasil mempengaruhi kinerja inovatif. Pencapaian kinerja inovatif (ηIP) akibat pelaksanaan eko-inovasi ternyata secara signifikan mempengaruhi kinerja produksi (ηPP) dan kinerja market (ηMP), dengan persamaan ηPP = 0,514ηIP dan ηMP = 0,448ηIP + 0,454ηPP . Sementara itu, kinerja market (ηMP) dan kinerja produksi (ηPP) sangat signifikan mempengaruhi kinerja finansial (ηFP), dengan persamaan ηFP = 0,314ηMP + 0,552ηPP. Secara umum bisa disimpulkan bahwa di sentra industri kerajinan marmer dan batu alam Tulungagung, kinerja inovatif secara tidak langsung telah mempengaruhi kinerja finansial, melalui pengaruhnya pada kinerja market dan kinerja produksi. Sedangkan peningkatan kinerja inovatif akan bisa dicapai dengan menerapkan eko-inovasi dengan penekanan pada eko-proses dan eko-produk. Sementara itu agen triple helix yang berpengaruh secara langsung pada eko-proses dan eko-produk adalah agen pemerintah dan industri. Agen universitas hanya berpengaruh pada eko-organisasi. Berdasarkan analisis pengaruh antar variabel yang signifikan tersebut, bisa diusulkan beberapa aktivitas dari triple helix yang bisa meningkatkan implementasi eko-inovasi dan pada akhirnya bisa meningkatkan kinerja sentra industri kerajinan ini.
English Abstract
Marble and natural stone are the creative industry products of craft sub-sector which has been the image of Tulungagung City. Generally, craft products are the society's tertiary need which depend on the trend change with a relatively short life cycle. Therefore, innovation should be done to improve the performance, especially on marble and natural stone crafts where their raw material uses nonrenewable material classified in type C mining material. As far as possible, the innovation is done by minimizing the harm on the environment. Eco-innovation is an attempt to improve a process or a new product to increase its value significantly and minimize the negative effect on the environment. Even though still on the passive eco-innovator level, the craftsmen in this industry center have applied eco-innovation on the level of organization, product, process and marketing. The success of applying eco-innovation is much and less influenced by the external factors which are the stakeholders of this industry. One of them is the system of triple helix that consists of government, industry and university as the stakeholders of the creative industry. This study was aimed at knowing the influence of triple helix on the correlation between eco-innovation and the performance achievement of industry center. The novelty of the study was that the owners of the small and medium industry business were still on the level of passive eco-innovator and it had never been analyzed whether the activities of triple helix had influence on the eco-innovation implementation. The object of the study was the creative industry center of marble and natural stone craft sub-sector in Tulungagung. The data of the study were obtained by distributing questionnaires randomly to craftsmen. From the population, 81 craftsmen were taken as the sample. Next, the data were tested, processed and analyzed using the method of Consistent Partial Least Square (PLSc) with the help of software SmartPLS 3.2.8 of student version with the level of significance 0.05. Based on the data analysis, it was known that at Tulungagung marble and natural stone center, the university and industry activities (ξU) had very significant influence on eco-organization innovation (ηO), with the equation ηO = 0,113ξG + 0,445ξU + 0,337ξI, which meant that the activities performed by the university and industry, which were in the form of financial and business management training, had helped the craftsmen in managing their business. However, it did not influence the eco-product innovation and the eco-process. The government (ξG) and industry (ξI) activities influenced eco-marketing innovation(ηM) very significantly, with the equation ηM = 0,317ξG + 0,152ξU + 0,464ξI + 0,025ηO, which meant that there were attempts done by the government such as the establishment of CIS-SMEsCO and there were more start-up business that offered online technique of selling which gave effect on eco-marketing. The activities of government (ξG), industry (ξI), eco-organization innovation (ηO) and eco-marketing innovation (ηM) greatly influenced the eco-process innovation (ηPr), with the equation ηPr = 0,188ξG – 0,024ξU + 0,309ξI + 0,215ηO + 0,331ηM. This meant that the government program regarding with the road infrastructure development, the production and distribution management or the new way of marketing performed by the craftsmen finally improved the eco-process innovation. Industry (ξI) and eco-marketing (ηM) activities influenced the eco-product innovation (ηPd) very significantly with the equation ηPd = 0,128ξG – 0,025ξU + 0,398ξI + 0,174ηO + 0,342ηM – 0,007ηPr, which meant that there were more suppliers that provided legal raw material and the marketing strategy which had reached the export market which was environment friendly which improved eco-product innovation. Eco-process (ηPr) and eco-product (ηPd) innovation greatly influenced the innovative performance (ηIP) with the equation ηIP = – 0,026ηO – 0,296ηM + 0,594ηPr + 0,655ηPd, which meant that the demand for more natural design, light and minimalist product with more economical distribution and production process had succeeded influencing the innovative performance. Innovative performance achievement (ηIP) caused by the eco-innovation application influenced the production performance (ηPP) and market performance (ηMP) with the equation ηPP = 0,514ηIP dan ηMP = 0,448ηIP + 0,454ηPP. Meanwhile, the market performance (ηMP) and production performance (ηPP)vastly influenced the financial performance (ηFP) with the equation ηFP = 0,314ηMP + 0,552ηPP. Generally, it could be concluded that at Tulungagung marble and natural stone craft industry, the innovative performance indirectly influenced the financial performance through the influence on the market and production performance. In this case, the improvement of innovative performance could be achieved by applying eco-innovation and emphasizing on eco-process and eco-product. Meanwhile, the triple helix agents which influenced directly on eco-process and eco-product were the government and industry agents. The university agent merely influenced eco-organization. Based on the analysis of influence among the significant variables, it was suggested some activities of triple helix that could improve the implementation of eco-innovation and are hoped to improve the performance of craft industry center.
Other obstract
-
| Item Type: | Thesis (Doktor) |
|---|---|
| Identification Number: | DIS/338.064/AST/p/2019/061904760 |
| Uncontrolled Keywords: | eko-inovasi, industri kreatif, marmer dan batu alam, subsektor kerajinan, triple helix,-eco-innovation, creative industry, marble and natural stone, craft subsector, triple helix. |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.06 Production efficiency > 338.064 Effect of technological innovations |
| Divisions: | S2/S3 > Doktor Teknik Mesin, Fakultas Teknik |
| Depositing User: | Endang Susworini |
| Date Deposited: | 12 May 2022 03:42 |
| Last Modified: | 12 May 2022 03:42 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190355 |
![[thumbnail of MURTI ASTUTI.pdf]](http://repository.ub.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text
MURTI ASTUTI.pdf Download (9MB) |
Actions (login required)
 |
View Item |