Syahrul, - and Prof. Dr. Ir. Ifar Subagiyo, M.Agr.St., (2022) Pengaruh kepadatan biji terhadap konsentrasi dan produksi nutrisi hijauan jagung (Zea Mays.L) dengan sistem aquaponik. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pakan hijauan memegang peranan penting pada produksi ternak ruminansia. Teknologi aquaponik dapat menghasilkan produksi serta kandungan nutrisi hijauan yang berkualitas. Kepadatan biji merupakan aspek yang erat hubungannya dengan fase pertumbuhan tanaman. Penentuan kepadatan biji yang tepat sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi tanaman dengan nilai nutrien dan kecernaan yang memadai sebagai pakan ternak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepadatan biji terhadap produksi hijauan ditinjau dari Bahan Kering (BK), Bahan Organik (BO) dan Protein Kasar (PK) fodder jagung aquaponik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi, maupun pertimbangan penentuan kepadatan biji serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanaman jagung dengan sistem aquaponik. Materi dalam penelitian ini adalah biji jagung Bisi-18 yang diperoleh dari pasar Karangploso Kabupaten Malang, Penanaman jagung secara aquaponik dilakukan di Green House Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Metode yang digunakan adalah percobaan, mengikuti pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali perlakuan dan 3 kali ulangan. Adapun perlakuannya yaitu kepadatan biji 100, 150, dan 200 biji ditiap perlakuan. Analisis data menggunakan ANOVA (Analysis of Variance). Jika hasil analisis menunjukkan perbedaan nyata maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap panjang tanaman, panjang tanaman tertinggi didapat pada P2 52,5 cm. Dari hasil penelitian didapat bahwa perlakuan kepadatan biji yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan Bahan kering, Bahan organik dan Protein Kasar. Namun hasil tertinggi kandungan Bahan Kering bagian shoot ditunjukan oleh P2=12,99%, bagian root ditunjukan oleh P0=20,21%, dan total terdapat pada P0=16,23%, BO didapat pada P2 (shoot = 88,8%, root = 95,24% dan total = 91,88%), dan PK, didapat pada P1 (shoot = 13,39%, root = 13,15% dan total = 13, 27%). Hasil Penelitian menunjukan bahwa kepadatan biji yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata (P>0.05) terhadap produksi bahan kering, bahan organik dan protein kasar. dengan produksi bahan kering bagian shoot tertinggi ditunjuk oleh P2=35,68 g/375 cm2, bagian root ditunjuk oleh P2=30,68 g/375 cm2, dan total terdapat pada P2=66,34 g/375 cm2. Produksi tertinggi Bahan organik bagian shoot terdapat pada P2=31,69 g/375 cm2, bagian root terdapat pada P2=29.19 g/375 cm2, dan total terdapat pada P2=58,85 g/375 cm2. Produksi tertinggi Protein kasar bagian shoot terdapat pada P2=4,41 g/375 cm2, bagian root terdapat pada P2=3,88 g/375 cm2, dan total terdapat pada P2=8,29 g/375 cm2. Hasil penelitian tidak memberikan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap panjang tanaman dan kandungan BK, BO dan PK, namun memberikan pengaruh yang nyata (P>0.05) terhadap produksi BK, BO dan PK. Disarankan untuk mendapatkan produksi hijauan jagung BK, BO dan PK terbaik dapat melakukan pemanenan fodder jagung aquaponik pada kepadatan 200 biji.
English Abstract
The aim of the study was to determine the effect of different seed density on the concentration and production of Dry Matter (DM), Organic Matter (OM) and Crude Protein (CP) of corn fodder with aquaponic system. The experiment followed a completely randomized design with 3 treatments, namely densities of 100, 150, and 200 seeds/375 cm2, each was repeated 3 times, respectivety variables measured included plant height, concentration and production of dry matter, organic matter and crude protein. Data analysis using ANOVA (Analysis of Variance) if the results of the analysis show a significant difference, then it is continued with the Duncan's Multiple Distance Test. The treatment did not affect (P>0.05) concentration of dry matter, organic matter and crude protein, however, the highest yield of dry matter content in shoot part was P2=12.99%, root part was P0=20.21%, and the total was P0=16.23%. The highest organic matter content was found in the shoot part, P2 = 88.81%, the root part was at P2 = 95.23%, and the total was found in P2 = 91.88%, and the highest crude protein content in the shoot part was P1 = 13.39%, the root part was in P1 = 13.15%, and the total is at P1 = 13.27%. It was found that harvest age significantly affect (P < 0.05) plant height production of dry matter, organic matter and crude protein, for the fodder, The highest production of organic matter in the shoots was at P2=31.69 g/375 cm2, the roots were at P2=29.19 g/375 cm2, and the total was at P2=58.85 g/375 cm2. The highest crude protein production in shoots was at P2=4.41 g/375 cm2, roots were at P2=3.88 g/375 cm2, and the total was at P2=8.29 g/375 cm2. It was concluded that the highest production and concentration of corn fodder was abtained at P2 = density of 200 seeds/375cm2.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522050013 |
Uncontrolled Keywords: | corn, seed density, aquaponics, fodder, nutrition |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 26 Apr 2022 03:03 |
Last Modified: | 26 Apr 2022 03:03 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190175 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
SYAHRUL.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |