Pengaruh Penampungan Semen Pada Bulan Yang Berbeda Terhadap Kualitas Semen Sapi Bali

Saputera, Ade and Prof. Dr. Ir. Sri Wahjuningsih, M.Si. (2022) Pengaruh Penampungan Semen Pada Bulan Yang Berbeda Terhadap Kualitas Semen Sapi Bali. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Peningkatan populasi sapi potong dapat tercapai dengan bantuan teknologi reproduksi yang sedang berkembang. Teknologi yang sering digunakan adalah inseminasi buatan. Selain meningkatkan jumlah populasi, inseminasi buatan juga bisa memperbaiki mutu genetik dari seekor ternak. Sapi bali merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia yang sangat potensial sebagai penghasil daging. Sapi Bali berasal dari group Bibovine (Bos Sondaicus, Bos javanicus, Bibos banteng). Sapi Bali sebagai salah satu bangsa (rumpun) sapi asli Indonesia yang memiliki beberapa keunggulan-keunggulan. Keunggulan utamanya adalah dalam beradaptasi pada hampir seluruh kondisi tropis di Indonesia sehingga membuatnya terkenal sebagai sapi dengan julukan “sapi perintis”. Keunggulan lainnya adalah tetap produktif pada kondisi lingkungan baru tempat ia dipelihara dengan tetap mempunyai tingkat reproduksi dan pertumbuhan serta kondisi tubuh yang baik. Sapi Bali saat ini telah tersebar di seluruh propinsi di Indonesia. Populasi sapi Bali terbanyak adalah di Propinsi Bali dengan populasi 655.026 ekor, kemudian diikuti Sulawesi Selatan 626.954 ekor,NTB 546.114 ekor, danNTT dengan populasi 504.954 ekor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penampungan bulan berbeda terhadap kualitas semen sapi Bali di Balai Inseminasi Buatan Banyumulek yang meliputi volume semen, motilitas spermatozoa, konsentrasi spermatozoa, total spermatozoa dan total spermatozoa motil Penelitian ini dilaksanakan di Balai Inseminasi Buatan Banyumulek Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Balai Inseminasi Buatan ini terletak di Banyumulek, Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Penelitian dilakukan pada bulan November – Desember 2020. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah catatan produksi semen di Balai Inseminasi Buatan Banyumulek berupa kualitas semen segar yang ditampung dan diproduksi pada bulan Januari sampai Desember 2019. Semen yang di tampung berasal dari 4 ekor sapi Bali dengan 2 kali penampungan dalam satu minggu dengan ulangan 384 kali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji tstudent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan bulan penampungan pada sapi Bali tidak memberikan perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap semua parameter yang diamati, volume semen, persentase motilitas spermatozoa, konsentrasi spermatozoa, total spermatozoa dan total spermatozoa motil. Rata-rata volume semen yang dihasilkan paling tinggi dan yang paling rendah berturut-turut yaitu pada bulan Desember dan Juni dengan rata-rata 4,65±1.65 ml dan 3,68±0.59 ml. Rata-rata persentase motilitas spermatozoa paling tinggi yaitu pada bulan Maret dengan rata-rata 70%±0% dan Mei dengan rata-rata 70±0,81%, motilitas spermatozoa paling rendah yaitu pada bulan Oktober dengan rata-rata 66%±0,95%. Rata-rata konsentrasi spermatozoa paling tinggi yaitu pada bulan November dengan rata-rata 1.468,03±538,39 juta/ml semen dan konsentrasi spermatozoa paling rendah yaitu pada bulan Desember dengan rata-rata 1.041,87±290,46 juta/ml semen. Rata-rata total spermatozoa paling tinggi yaitu pada bulan November dengan rata-rata 6.447,52±3.340,03 juta spermatozoa, sedangkan untuk total spermatozoa paling rendah yaitu pada bulan Januari dengan ratav rata 4.176,009±2560.66 juta spermatozoa. Rata-rata total spermatozoa motil paling tinggi yaitu pada bulan November dengan rata-rata 4.489,392±23591.95 juta spermatozoa motil dan hasil spermatozoa motil paling rendah yaitu pada bulan Februari dengan rata-rata 2.918,519±1.795,70 juta spermatozoa motil. Berdasarkan hasil penelitian bahwa tidak terdapat perbedaan kualitas semen segar pada penampungan bulan berbeda terhadap kualitas semen sapi Bali yang meliputi volume, motilitas individu, konsentrasi, total spermatozoa dan spermatozoa motil.

English Abstract

The increasing beef cattle population can be achieved with the help of emerging reproductive technology. The technology that is frequently used is artificial insemination. Despite increasing the population, artificial insemination is also able to improve the genetic quality of cattle. Bali cattle as one of the indigenous Indonesian cattle breeds have several advantages. Its main advantage is in adapting to almost all tropical conditions in Indonesia, making it known as a cow with the nickname "pioneer cow". Another advantage is that it remains productive in the new environmental conditions where it is maintained while still having a good reproduction and growth rate as well as a good body condition. Bali cattle are now scattered in all provinces in Indonesia. The largest population of Bali cattle is in the Province of Bali with a population of 655,026 cows, followed by South Sulawesi 626,954 cows, West Nusa Tenggara 546,114 cows, and East Nusa Tenggara with a population of 504,954 cows. This research was carried out at the Banyumulek Artificial Insemination Center, West Nusa Tenggara. The research was conducted in November – December 2020. The objective of this study was to determine the effect of different months of shelter on the quality of Bali cattle semen at the Banyumulek Artificial Insemination Center which included semen volume, spermatozoa motility, spermatozoa concentration, total spermatozoa, and total motile spermatozoa. The material used in the study was the record of semen production at the Banyumulek Artificial Insemination Center in the form of fresh semen quality that was accommodated and produced from January to December 2019. The semen that was accommodated came from 4 Bali cattle with 2 times shelter in one week with 384 repetitions. The method used in this study was the tstudent test. The results showed that the different months of shelter on Bali cattle did not provide a significant difference (P>0.05) for all parameters observed, semen volume, spermatozoa motility percentage, spermatozoa concentration, total spermatozoa, and total motile spermatozoa. The highest and lowest average volume of semen produced was, respectively, in December and June with an average of 4.65±1.65 ml and 3.68±0.59 ml. The highest average percentage of spermatozoa motility was in March with an average of 70%±0% and May with an average of 70±0.81%, while the lowest spermatozoa motility was in October with an average of 66%±0.95%. The highest average concentration of spermatozoa was in November with an average of 1468.03±538.39 million/ml of semen and the lowest concentration of spermatozoa was in December with an average of 1041.87±290.46 million/ml of semen. The highest average total spermatozoa was in November with an average of 6447.52±3340.03 million spermatozoa, while the lowest total spermatozoa was in January with an average of 4176,009±2560.66 million spermatozoa. The highest average total motile spermatozoa was in November with an average of 4489.392±23591.95 million motile spermatozoa and the lowest motile spermatozoa yield was in February with an average of 2918,519±1795.70 million motile spermatozoa. Based on the results of the study, there was no difference in the quality of fresh semen in different months of shelter on the quality of Bali cattle semen which included volume, individual motility, concentration, total spermatozoa, and motile spermatozoa.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	0521050321
Uncontrolled Keywords:	volume semen, motilitas dan konsentrasi spermatozoa. semen volume, spermatozoa motility and concentration.
Subjects:	600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions:	Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User:	Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited:	25 Apr 2022 01:51
Last Modified:	25 Apr 2022 01:52
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190099

Text (DALAM MASA EMBARGO) Ade Saputera.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2023. Download (1MB)

Actions (login required)

View Item