Pelayanan Perijinan Pariwisata Di Kota Batu Dengan Perspektif Penta Helix

Hardianto, Willy Tri (2018) Pelayanan Perijinan Pariwisata Di Kota Batu Dengan Perspektif Penta Helix. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Hubungan kerjasama antara pemerintah dengan pemangku kepentingan (stake holder) yang bisa disebut dengan helix sangat diperlukan dalam menciptakan inovasi di berbagai bidang, terutama di bidang ekonomi kreatif, pariwisata sehingga interaksi atau kerjasama inilah yang bisa memunculkan strategi dalam pengembangan pembangunan di berbagai bidang. Dinamika pembangunan di Kota Batu dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, hal ini ditandai dengan semakin maraknya pembangunan fisik, baik perumahan, perkantoran, perhotelan, usaha, obyek daya tarik wisata, dan sebagainya, terutama pemberian perijinan Kota Batu terletak pada sektor pariwisata. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, penelitian kualitatif ini ditujukan untuk menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan cara menggunakan prosedur statis atau dengan cara-cara lain dari kuantitatif (pengukuran). Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model analisis data alur kegiatan dengan cara pengumpulan data, kemudian data condensation dan kemudian penyajian data, dan verifikasi serta deskripsi dengan disertai teknik triangulasi data dan triangulasi analisis data sebagai suatu proses siklus untuk menemukan jawaban dari permasalahan. Pengembangan daerah dengan model pemberian ijin merupakan hal yang menarik dalam menunjang sinergi antar stake holder, diperlukan kerjasama yang baik untuk bisa mewujudkan hal tersebut, salah satunya dengan pendekatan heliks ( Rufaidah 2014). Heliks adalah suatu konsep sinergi atau kerjasama, pertama kali dikenal dengan Triple Helix, Perkembangan heliks berikutnya menjadi quadruple helik atau pendekatan dengan empat helix dengan ditambahkan unsur komunitas akan sangat berperan dalam membantu sinergi dengan tiga unsur sebelumnya. Heliks kelima atau quintuple helix ditambahkan dengan adanya environment atau lingkungan, (Carayanis 2010) semakin melengkapi dalam bagaimana kelima unsur ini bersinergi untuk membawa dampak bagi perkembangan di daerah terutama dalam segi pariwisata. Dari data dokumentasi, wawancara mendalam dihasilkan temuan bahwa Pentahelix model menjelaskan bahwa pelaksanaan sesuatu 4 inovasi tentang helix secara keberlanjutan akan memiliki dampak positif pada perkembangan masyarakat secara keseluruhan, lima konsep dalam pentahelix tersebut tersebut harus berjalan beriringan, sebagai satu kesatuan yang saling menopang dan saling terhubung. Peran strategis pemerintah sebagai helix pertama dan sebagai regulator kebijakan harus secara masif mengakomodir konsep-konsep aplikatif pengelolaan wisata baik dalam lingkup kedaerahan, dan untuk keluar daerah, pemerintah harus bisa menjadi jembatan penghubung dan juga pemerintah bersamasama dewan perwakilan rakyat daerah bisa merumuskan regulasi kebijakan bersama berbagai elemen stake holder kepariwisataan bersinergi memetakan serta mengembangkan kebutuhan masyarakat dalam sektor kepariwisataan, kemudian helix yang kedua yaitu pihak swasta selaku pemilik modal berperan besar dalam memajukan investasi pariwisata dengan investasinya, kemudian helix yang ketiga pihak akademisi berperan dalam memberikan pertimbangan dan juga masukan kajian akademis dari segi ilmiah, kemudian dari helix keempat yaitu media berperan dalam mempublikasikan dan mempromosikan pariwisata di Kota Batu agar semakin dikenal oleh masyarakat luar terakhir helix kelima yaitu lingkungan dalam hal ini bisa kita kaitkan dengan masyarakat yang tentunya bisa mendukung tentang pemberian perijinan pariwisata di Kota Batu.

English Abstract

The cooperation relationship between the government and stakeholders (holder) which can be called a helix is needed in creating innovations in various fields, especially in the field of creative economy, tourism so that interaction or cooperation is what can lead to strategies in development development in various fields. The dynamics of development in Batu City in the last five years shows a very rapid development, this is marked by the increasingly widespread physical development, whether housing, offices, hotels, businesses, attractions, attractions, especially licensing of Batu City on the tourism sector. This research is conducted with qualitative approach, qualitative research is aimed to yield findings that can not be achieved (obtained) by using static procedure or by other means of quantitative (measurement). Technical analysis used in this research is by using data analysis model of activity flow by means of data collection, then data condensation and then data presentation, and verification and description accompanied by triangulation technique data and triangulation of data analysis as a process cycle to find answer from problem . Regional development with investment model is an interesting thing in supporting the synergy between stake holders, good cooperation is needed to be able to realize it, one of them with helical approach (Rufaidah 2014). Helical is a concept of synergy or cooperation, first known as Triple Helix, The development of the next helix into quadruple helic or approach with four helix with added community elements will be instrumental in helping the synergy with the previous three elements. The fifth helix or quintuple helix is added to the environment or environment, (Carayanis 2010) is increasingly complementary in how these five elements synergize to bring impact to developments in the region especially in terms of tourism. From the documentation data, in-depth interviews resulted in the finding that the Pentahelix model explains that the implementation of an innovation about helix in sustainability will have a positive impact on the development of society as a whole, the five concepts in the pentahelix 6 must go hand in hand, as a mutually supportive and interconnected unit. The strategic role of the government as the first helix and as a policy regulator must massively accommodate the applicative concepts of tourism management both within the regional sphere, and to exit the region, the government should be a bridge and also the government together the local people's councils can formulate policy regulation together with various elements of tourism stakeholders in synergy mapping and developing the needs of the community in the tourism sector, then the second helix is the private sector as the owner of the capital plays a major role in advancing tourism investment with investment, then helix the third party academics play a role in giving consideration and also input academic studies from the scientific point of view, then from the fourth helix that the media play a role in publicizing and promoting tourism in Batu City to be increasingly known by the outside community last helix fifth is the environment in which we can kaitk with the community which certainly can support about tourism permissions in Batu City

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DIS/338.479 1/HAR/p/2018/062000516
Uncontrolled Keywords: Pelayanan,Perijinan, Pariwisata, Pentahelix,-Services, Permissions, Tourism, Pentahelix Perspectives
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.4 Secondary industries and services > 338.47 Services and specific products > 338.479 1 Services and specific products (Geography and travel)
Divisions: S2/S3 > Doktor Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Administrasi
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 16 Feb 2022 05:04
Last Modified: 16 Feb 2022 05:04
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189784
[thumbnail of Willy Tri Hardianto.pdf]
Preview
Text
Willy Tri Hardianto.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item