Evaluasi Preferensi Habitat Pantai Pendaratan Penyu Abu-Abu (Lepidochelys Olivacea E.) Dalam Rangka Konservasi Dan Pengembangan Ekowisata Penyu (Studi Kasus Di Kabupaten Bantul)

Budiantoro, Agung (2019) Evaluasi Preferensi Habitat Pantai Pendaratan Penyu Abu-Abu (Lepidochelys Olivacea E.) Dalam Rangka Konservasi Dan Pengembangan Ekowisata Penyu (Studi Kasus Di Kabupaten Bantul). Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penyu merupakan salah satu hewan kuno yang masih selamat dari kepunahan dengan siklus hidup yang kompleks dan hanya tersisa tujuh jenis dan semuanya dikategorikan sebagai spesies yang rawan punah (endangered species). Kawasan pesisir selatan Kabupaten Bantul menjadi habitat pendaratan penyu dengan tempat kelompok konservasi di Pantai Pelangi Depok, Pantai Samas, Pantai Goa Cemara, dan Pantai Baru Pandansimo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi: keadaan habitat pendaratan penyu L. olivacea di pantai Bantul, membandingkan dengan habitat pendaratan di Alas Purwo sebagai reference habitat serta menentukan zona inti pendaratan di Bantul berdasarkan data yang diperoleh, bagaimana preferensi habitat pendaratan penyu abu-abu (L. olivacea) di pesisir selatan Bantul dan pantai TNAP, keadaan lingkungan mikrohabitat sarang semi alami agar didapat kondisi yang baik untuk penetasan pada masing-masing tempat penetasan semi alami, dan jumlah telur serta persentase telur penyu yang menetas. Tujuan penelitian dalam bidan ekowisata yaitu: menganalisis dan mengevaluasi potensi pengembangan konservasi penyu menjadi ikon ekowisata di Bantul dan menganalisis dan mengevaluasi strategi tata kelola program ekowisata penyu di Bantul agar mendukung keberlangsungan upaya konservasi penyu. Penelitian dilaksanakan pada musim pendaratan dan penetasan penyu di empat zona konservasi penyu di Kabupeten Bantul, meliputi; Pantai Pandansimo, Pantai Goa Cemara, Pantai Samas, Pantai, dan Pantai Pelangi dan sebagai reference habitat adalah TNAP. Parameter fisik lingkungan pendaratan yang diukur meliputi: lebar pantai dan kemiringan pantai. Parameter fisik sarang semi alami yang diukur: diameter pasir, kadar mineral magnetik, suhu harian sarang. Jumlah sarang penyu yang ditemukan dan persentase penetasan telur dibandingan antara Bantul dan TNAP. Zonasi pendaratan penyu di pesisir Bantul dibuat berdasarkan data pendaratan dari tahun 2012-2017 di semua area di pesisir selatan Bantul. Rintisan ekowisata berupa rilis tukik disertai penyuluhan konservasi penyu dilakukan agar mendukung ekowisata yang dikembangkan. Survey terhadap 200 pengunjung di pesisir Bantul guna menggali pengalaman kunjungan di pantai, persepsi keadaan pantai, serta bagaimana sikap dan tanggapan wisatawan terhadap upaya pengembangan ekowisata berbasis konservasi penyu. Analisis SWOT dilakukan untuk memperoleh strategi terbaik dalam pengembangan ekowisata penyu di Bantul. xvi Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sedikit perbedaan karakteristik habitat pendaratan antara pesisir selatan Bantul dengan pesisir TN. Alas Purwo terutama untuk lebar dan kemiringan pantai. Penyu menyukai mendarat pada tempat yang landai dan lebar pada posisi pantai terbuka pada pesisir selatan Bantul dan TNAP. Pesisir selatan Bantul memiliki 35 zona inti sebagai tempat pendaratan penyu sedangkan pantai di TN. Alas Purwo merata di sepanjang pantai. Pantai Pelangi Bantul merupakan pantai yang paling mendekati keadaan di TNAP sehingga mendukung pendaratan penyu. Keadaan mikrohabitat sarang semi alami yang didukung diameter pasir dan kandungan mineral magnetik mendukung suhu harian sarang yang optimum bagi perkembangan embrio penyu dan proses penetasan. Jika sarang penyu masih terkena hujan maka persentase penetasan akan menurun karena rongga antar pasir aerasi tidak ada terisi air, lembab dan basah sehingga embrio penyu mati. Perlu strategi khusus untuk menjaga sarang penyu dari air hujan yang masih ada di awal musim pendaratann. Dari survei yang dilakukan terhadap wisatawan, walaupun keadaan pantai terutama sarana dan prasarana belum begitu baik dalam mendukung wisata akan tetapi secara umum wisatawan setuju dikembangkan ekowisata berbasis konservasi penyu. Dari analisis SWOT yang dilakukan perlu strategi kerja dengan prioritas menjaga tempat pendaratan sebagai lokasi konservasi, koordinasi antar pihak yang terkait dalam konservasi penyu. Dalam pengembangan ekowisata juga harus dilakukan langkah-langkah terbaik dari semua komponen yang berkepentingan agar pengembangan ekowisata berbabsis konservasi penyu dapat dilakukan dengan baik dan berkesinambungan.

English Abstract

Sea turtles are one of the ancient animals that still survive from extinction with a complex life cycle and only seven species are left and all are categorized as endangered species. The southern coastal area of Bantul Regency is sea turtle landing habitat with conservation groups located at Pelangi Beach in Depok, Samas Beach, Goa Cemara Beach and Baru Pandansimo Beach. This study aims to analyze and evaluate the condition of L. olivacea turtle landing habitat on the Bantul coast, compare it to the landing habitat in Alas Purwo as a reference habitat and determine the landing zone in Bantul based on data obtained. Analyze and evaluate the habitat preferences for landing Olive ridley turtles (L. olivacea) on the southern coast of Bantul and the coast of TNAP. Analyzing and evaluating the environment of semi-natural nest microhabitat in order to obtain good conditions for hatching in each semi-natural hatchery and analyzing the percentage of hatching eggs. Analyze and evaluate the potential of developing sea turtle conservation to become an ecotourism icon in Bantul. Analyze and evaluate the governance strategy of the turtle ecotourism program in Bantul to support the sustainability of turtle conservation efforts. The study was conducted in the turtle landing and hatching season in four turtle conservation zones in Bantul Regency, including; Pandansimo Beach, Goa Cemara Beach, Samas Beach, Pantai, and Pelangi Beach and TNAP as a reference habitat. Physical parameters of the landing environment measured include: beach width and beach slope. Physical parameters of the semi-natural nests measured: sand diameter, magnetic mineral content, daily temperature of the nest. The number of turtle nests found and the percentage of hatching eggs is compared between Bantul and TNAP. Zoning of the turtle landing on the Bantul coast was made based on landing data from 2012-2017 in all areas on the southern coast of Bantul. Ecotourism pioneering in the form of hatchling release accompanied by turtle conservation counseling is conducted to support the developed ecotourism. Survey of 200 visitors on the Bantul coast to explore the experience of visiting the beach, the perception of the state of the beach, and how the attitudes and responses of tourists to efforts to develop ecotourism based on sea turtles conservation. SWOT analysis was carried out to obtain the best strategy in the development of turtle ecotourism in Bantul.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DIS/639.97/BUD/e/2019/061900386
Uncontrolled Keywords: penyu, pendaratan, konservasi, ekowisata,-sea turtles, landing, conservation, ecotourism.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.9 Conservation of biological resources > 639.97 Specific kinds of animals
Divisions: S2/S3 > Magister Biologi, Fakultas MIPA
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 14 Feb 2022 04:38
Last Modified: 14 Feb 2022 04:38
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189753
[thumbnail of AGUNG BUDIANTORO.pdf]
Preview
Text
AGUNG BUDIANTORO.pdf

Download (9MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item