Pola Penggunaan Lahan Berbasis Masyarakat Pada Sub Das Salu Paku Bagian Hulu Das Rongkong Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan

Boceng, Annas (2019) Pola Penggunaan Lahan Berbasis Masyarakat Pada Sub Das Salu Paku Bagian Hulu Das Rongkong Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Rongkong yang terletak di wilayah kabupaten Luwu Utara, setiap tahunnya mengalami banjir terutama di bagian Tengah dan Hilir. Penyebab utamanya adalah erosi yang terjadi di bagian hulu termasuk di wilayah Sub DAS Salu Paku sudah melebihi erosi yang ditoleransikan. Olehnya itu, pengelolaan lahan terutama di wilayah Sub DAS Salu Paku bagian hulu DAS Rongkong perlu diupayakan secara optimal dengan menerapkan teknik budidaya dan teknik konservasi tanah dan air dengan baik. Hal ini dimaksudkan, agar erosi yang terjadi lebih kecil dari erosi yang ditoleransikan, pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat minimal sama dengan UMR kabupaten Luwu Utara, serta dengan mengfungsikan secara optimal akan peran dan keberadaan kelembagaan masyarakat baik sebagai pelaku maupun sebagai sosial kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis erosi yang terjadi di sub DAS Salu Paku bagian hulu DAS Rongkong, Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi selatan; (2) Menganalisis pendapatan Petani di wilayah sub DAS Salu Paku bagian hulu DAS Rongkong, Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi selatan; (3) Menganalisis peran kelembagaan masyarakat di wilayah sub DAS Salu Paku bagian hulu DAS Rongkong Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan; dan (4) Merumuskan Pola Penggunaan Lahan Berbasis Masyarakat Di wilayah sub DAS Salu Paku bagian hulu DAS Rongkong, Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu: Tahap Pertama, berupa pengumpulan data, Tahap Kedua, berupa pengolahan data awal dan, Tahap Ketiga, berupa analisis data. Pengumpulan Data berupa data primer meliputi data hasil wawancara dan FGD di lapangan, data hasil pengamatan tanah dan analisis tanah dilaboratorium, dan data sekunder berupa data yang diperoleh dari kantor/instansi terkait. Pengolahan data awal berupa pembuatan peta unit lahan yang diperoleh dari hasil overlay peta penggunaan lahan, peta jenis tanah dan peta kemiringan lereng. Hasil overlay tersebut diperoleh 72 unit lahan yang akan menjadi peta kerja. xiii Analisis data terhadap parameter pengamatan dilakukan dengan cara: (a) Analisis nilai laju erosi (A), dianalisis dengan menggunakan metode USLE oleh Wischmeier dan Smith (1978), sedangkan nilai erosi yang ditoleransikan berupa TSL dianalisis dengan pendekatan yang dikemukakan oleh Hammer (1982), (b) Analisis Pendapatan, dianalisis dengan pendekatan tingkat pendapatan minimum daerah melalui Upah Minimum Regional (UMR) kabupaten dan atau berdasarkan kebutuhan minimum berdasarkan garis kemiskinan untuk pedesaan oleh Sayogyo. (c) Analisis kelembagaan, dianalisis terhadap fungsi dan peran kelembagaan dengan pendekatan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Nilai Laju erosi (A) yang melebihi nilai erosi yang ditoleransikan (TSL) terjadi pada penggunaan lahan Kebun Campuran, Tegalan dan Semak Belukar dengan kategori lahan Rusak menempati area seluas 2.404,33 ha atau 17,61 %. Sedangkan laju erosi dengan nilai lebih kecil dari nilai erosi yang ditoleransikan terjadi pada penggunaan lahan Hutan Primer, Hutan Sekunder dan Persawahan dengan kategori Lahan Tidak Rusak, menempati area seluas 11.161,47 ha atau 82,39%, (2) Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Petani terhadap usaha tani yang dikembangkan di lokasi penelitian tergolong masih rendah dengan rata-rata Rp.1.502.144,- per bulan, bahkan masih berada di bawah Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Luwu Utara yaitu Rp. 2.200.000,- (3) Keterlibatan lembaga masyarakat dalam rangka memberikan dukungan kepada masyarakat tani, dalam mengembangkan usaha taninya melalui penerapan teknologi dan teknik konservasi tanah dan air di lokasi penelitian belum optimal, karena kebanyakan lembaga masyarakat selain belum berfungsi dengan baik, juga karena lembaga masyarakat terutama yang non formal baru sebatas nama. (4) Pola Tanam yang diterapkan oleh Petani pada bentuk penggunaan lahan di lokasi penelitian belum memberikan hasil yang optimal sebagaimana yang diharapkan, karena pola tanam yang diterapkan adalah pola tanam yang tidak tetap dan tidak beraturan.

English Abstract

Rongkong watershed located in North Luwu regency floods every year, especially in the mid-stream and downstream. The main cause is that the erosion occurring in the upstream area, including in Salu Paku sub-watershed has exceeded the tolerated erosion. Therefore, land management, especially in Salu Paku subwatershed in the upstream part of Rongkong watershed, needs to be optimally pursued by applying cultivation techniques and soil and water conservation techniques well. Therefore, it is expected that the erosion occurred smaller than the tolerated erosion; community's income and welfare increase at least the same as the minimum wage of North Luwu Regency; optimally functioning the role and existence of community institutions both as actors and as social controls. The research aimed to: (1) Analyze the erosion occurred in Salu Paku subwatershed in the upstream part of Rongkong watershed North Luwu Regency South Sulawesi Province; (2) Analyze the income of farmers in Salu Paku sub-watershed in the upstream part of Rongkong watershed North Luwu Regency South Sulawesi Province; (3) Analyze the role of community institutions in Salu Paku sub-watershed in the upstream part of Rongkong watershed North Luwu Regency South Sulawesi Province; and (4) Formulate the Pattern of Community- Based Land Use in Salu Paku sub-watershed in the upstream part of Rongkong watershed North Luwu Regency South Sulawesi Province. The research was conducted in 3 stages: the first stage was data collection, the second one was initial data processing and the last one was data analysis. The data collection comprised primary data including the data obtained from interviews, FGDs in the field, the soil observations and soil analysis in the laboratory; secondary data obtained from relevant offices/agencies. The initial data processing was in the form of land unit maps obtained from the overlay of land use, soil type, and slope maps. The results of the overlay obtained 72 units of land as a working map. xv Data analysis of the observation parameters was conducted by (a) Analysis of the value of erosion rate (A), analyzed using the USLE method by Wischmeier and Smith (1978), while the tolerated erosion value in the form of TSL was analyzed using the approach proposed by Hammer (1982), (b) Revenue Analysis, analyzed using the regional minimum income level approach through the Regional Minimum Wage and or based on Sayogyo's minimum needs based on the rural poverty line. (c) Institutional analysis, analyzed for the functions and institutional roles with SWOT approach. The results showed that (1) The value of erosion rate (A) that exceeded the tolerated erosion value (TSL) occurred in the use of Mixed Gardens, upland and thicket bushes with the category of Damaged land occupying an area of 2,404.33 ha or 17.61%. While the rate of erosion with a smaller value than the tolerated erosion value occurred in the use of Primary Forest, Secondary Forest and Rice Fields with the category of Non-Damaged Land, occupying an area of 11,161.47 ha or 82.39%, (2) Farmers' Average Income towards farming developed in the research location is still low, with the average of Rp.1,502,144, - per month, even below the Regional Minimum Wage of North Luwu Regency Rp. 2,200,000, - (3) The involvement of community institutions in order to provide support to the farming community, in developing their farming business through the application of technology and soil and water conservation techniques in research locations is not optimal, because most community institutions, both formal and non-formal have not functioned well (4) Planting patterns applied by farmers in various forms of land use in the research location have not provided optimal results as expected because it still applied irregular cropping pattern.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DIS/631.47/BOC/p/2019/061907614
Uncontrolled Keywords: Erosi, Pendapatan, Kelembagaan, Pola Tanam, Penggunaan Lahan, Sub DAS, DAS, Lahan Rusak,-Erosion, Revenue, Institution, Cropping Pattern, Land Use, SubWatershed, Watershed, Damaged Land
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.4 Soil science > 631.47 Soil and land-use surveys
Divisions: Program Pascasarjana > Doktor Kajian Lingkungan, Program Pascasarjana
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 10 Feb 2022 06:37
Last Modified: 10 Feb 2022 06:37
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189688
[thumbnail of ANNAS BOCENG.pdf]
Preview
Text
ANNAS BOCENG.pdf

Download (14MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item