Survei Keanekaragaman Dan Identifikasi Karakter Morfologi Tanaman Pisang (Musa Spp.) Di Kabupaten Trenggalek

Nisa’, Khoirun and Prof. Ir. Sumeru Ashari,, M.Agr.Sc., Ph.D. (2021) Survei Keanekaragaman Dan Identifikasi Karakter Morfologi Tanaman Pisang (Musa Spp.) Di Kabupaten Trenggalek. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indonesia merupakan salah satu pusat penyebaran plasma nutfah pisang dengan keanekaragaman yang besar. Dari ribuan kultivar yang ada di dunia, Indonesia memiliki lebih dari 200 kultivar lokal dimana keseluruhan kultivar tersebut merupakan varietas alami dan belum dilakukan perbaikan genetik atau pemuliaan tanaman. Dua jenis liar pisang yang merupakan nenek moyang pisang budidaya juga ditemukan di Indonesia, yaitu Musa acuminata (genom A) dan Musa balbisiana (genom B). Pisang juga merupakan buah yang banyak dikonsumsi di Indonesia. Perkiraan total konsumsi pisang di Indonesia pada Tahun 2016 mencapai 1,5 juta ton. Paling banyak dibandingkan dengan buah-buahan lain. Jawa Timur adalah daerah sentra produksi pisang di Indonesia dengan jumlah produksi pada Tahun 2018 mencapai 2.059.922 ton. Trenggalek merupakan salah satu kabupaten produsen pisang terbanyak di Jawa Timur pada Tahun 2018. Pisang merupakan buah dengan produksi terbanyak di Trenggalek, yaitu sebanyak 43% dari total produksi buah Kabupaten Trenggalek. Kecamatan di Trenggalek dengan produksi pisang yang tinggi adalah Kecamatan Bendungan dan Kecamatan Watulimo Nayar (2010) menyatakan bahwa meskipun Indonesia merupakan salah satu negara pusat keanekaragaman pisang di dunia akan tetapi belum semua daerah disurvei secara memadai. Oleh karena itu, survei untuk mengetahui keanekaragaman pisang sangat diperlukan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2021 sampai dengan April 2021 di Kecamatan Watulimo dan Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Ketinggian tempat penelitian antara 30-943 mdpl dengan suhu udara 22-30oC. Sebelum pengamatan, terlebih dahulu dilakukan survei pendahuluan di lapangan untuk menentukan garis transek. Garis transek dibuat secara acak pada lokasi yang terdapat tanaman pisang yang sesuai dengan kriteria pengamatan. Pada setiap kecamatan dibuat 3 garis transek dengan 5 plot pengamatan pada setiap garis transek. Jarak antar plot pengamatan adalah sekitar 1 km. Luas plot pengamatan sebesar 10 m x 10 m. Jadi, total plot pengamatan berjumlah 30 plot. Pengamatan di lapang dilakukan pada tanaman yang memenuhi kriteria deskriptor pisang IPGRI 1996, yaitu tanaman telah berbuah dan minimal terdapat 3 tanaman pisang yang berdekatan dengan tanaman pisang yang diamati. Tanaman pisang kemudian diamati langsung karakter morfologinya serta didokumentasikan. Karakter yang diamati berupa karakter pada daun, batang semu, bunga dan buah. Hasil pengamatan dan dokumentasi kemudian diidentifikasi dan dicocokkan dengan deskriptor pisang IPGRI Tahun 1996 untuk kemudian dianalisis. Data hasil pengamatan dianalisis dengan metode deskriptif. Data juga disajikan dalam bentuk tabel dan gambar sehingga dapat dibaca dengan mudah. ii ii Data yang dianalisis keanekaragaman dan dominansinya dengan menggunakan perhitungan Indeks Keragaman Shannon-Wiener dan Indeks Dominansi Simpson. Data kemudian dianalisis menggunakan sistem skoring berdasarkan 15 karakter morfologi yang membedakan genom M. acuminata dan M. balbisiana oleh Simmond dan Shepherd (1955) untuk menentukan genom serta analisis jenis pisang. Data persebaran pisang dianalisis dan disajikan dalam bentuk peta menggunakan aplikasi ArcGIS versi 10.7. Dari hasil penelitian diperoleh 30 sampel pisang dengan 14 jenis yang berbeda. Hasil analisis keanekaragaman menunjukkan bahwa keanekaragaman pisang Kabupaten Trenggalek termasuk sedang dengan indeks keanekaragaman 2,57. Indeks dominansi pisang di Kabupaten Trenggalek sebesar 0,08 sehingga tidak ada jenis pisang yang mendominasi. Dari hasil analisis genom diketahui bahwa sampel yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi pisang bergenom AA / AAA / AAAA, AAB dan ABB. Genom AA / AAA / AAAA pada pisang Ambon, Barlin, Gimber, Kidang, Mas dan Mas Wuluh; genom AAB pada pisang Raja, Raja Nangka, Raja Temen, Raja Peni, Kawak Gung dan Tanduk; dan genom ABB pada pisang Kawak dan Kepok. Hasil analisis penyebaran pisang menunjukkan bahwa jenis pisang dengan penyebaran merata adalah pisang Ambon, Barlin, Mas, Raja, Kawak dan Kepok. Penyebaran jenis pisang dipengaruhi oleh permintaan pasar akan jenis tersebut.

English Abstract

Indonesia is one of the centers for the distribution of banana germplasm with great diversity. Of the thousands of cultivars in the world, Indonesia has more than 200 local cultivars where all of these cultivars are natural varieties and genetic improvement or plant breeding has not been carried out. Two wild types of bananas which are the ancestors of cultivated bananas are also found in Indonesia, namely Musa acuminata (genome A) and Musa balbisiana (genome B). Banana is also a fruit that is widely consumed in Indonesia. The estimated total consumption of bananas in Indonesia in 2016 is 1.5 million tonnes. Most compared to other fruits. East Java is a banana production center area in Indonesia with total production in 2018 reaching 2,059,922 tons. Trenggalek is one of the largest banana producing districts in East Java in 2018. Bananas are the fruit with the most production in Trenggalek, which is as much as 43% of the total fruit production of Trenggalek Regency. Districts in Trenggalek with high banana production are Bendungan and Watulimo Districts Nayar (2010) states that although Indonesia is one of the centers of banana diversity in the world, not all regions have been surveyed adequately. Therefore, a survey to determine the diversity of bananas is needed. The research was conducted from February 2021 to April 2021 in Watulimo and Bendungan Districts, Trenggalek Regency. The altitude of the research site is between 343-704 masl with an air temperature of 22-30oC. Prior to observation, a preliminary field survey was conducted to determine transect lines. Transect lines were randomly generated at locations where banana plants were found in accordance with the observation criteria. In each district, 3 transect lines were made with 5 observation plots on each transect line. The distance between the observation plots is about 1 km. The area of the observation plot is 10 m x 10 m. So, the total observation plots are 30 plots. Field observations were made on plants that met the IPGRI 1996 banana descriptor criteria, namely that the plants had produced fruit and at least 3 banana plants were close to the observed banana plants. The morphological character of the banana plant was then observed and documented. The characters observed were in the form of characters on leaves, artificial stems, flowers and fruits. The results of observations and documentation were then identified and matched with the 1996 IPGRI banana descriptor for analysis. Observation data were analyzed using descriptive methods. Data is also presented in tables and figures so that it can be read easily. The data were analyzed using a scoring system based on 15 morphological characters that distinguished the genomes of M. acuminata and M. balbisiana by Simmond and Shepherd (1955) to determine the genome and analysis of banana species. The data obtained were also analyzed for diversity and dominance by using the Shannon-Wiener Diversity Index and Simpson Dominance Index. Banana iv iv distribution data were analyzed and presented in map form using the ArcGIS version 10.7. From the research results obtained 30 samples of bananas with 14 different types. The results of the diversity analysis showed that the diversity of bananas in Trenggalek Regency is moderate with a diversity index of 2.57. The dominance index of bananas in Trenggalek Regency is 0.08, so no banana species dominates. From the results of genomic analysis, it is known that the samples obtained can be grouped into bananas with the types AA / AAA / AAAA, AAB and ABB. AA / AAA / AAAA genomes in Ambon, Barlin, Gimber, Kidang, Mas and Mas Wuluh bananas; the AAB genome on Raja Bananas, Raja Nangka, Raja Temen, Raja Peni, Kawak Gung and Tanduk; and the ABB genome in Kawak and Kepok bananas. The results of the analysis of the distribution of bananas showed that the types of bananas with an even distribution are Ambon, Barlin, Mas, Raja, Kawak and Kepok bananas. The spread of banana species is influenced by market demand for specific type.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521040179
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 632 Plant injuries, diseases, pests > 632.6 Animal pests
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 08 Feb 2022 03:54
Last Modified: 23 Feb 2022 09:02
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189536
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Khoirun Nisa.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (9MB)

Actions (login required)

View Item View Item