Perbedaan Efek Pemberian Tamsulosin Tunggal, Dutasteride Tunggal Dan Kombinasi Tamsulosin Dutasteride Secara Kontinu Terhadap Ekspresi Enzim Protein Kinase C-Alpha Pada Tikus Rattus Novergicus Strain Wistar Model Bph Perbandingan Dengan Kajian Sebelumnya (Data Sekunder)

Suharibawa, dr. I Gusti Lanang Andi and Dr. dr. Besut Daryanto, SpB, SpU (K) and dr. Pradana Nurhadi, SpU (K) and Dr. dr. Viera Wardhani, MKes (2021) Perbedaan Efek Pemberian Tamsulosin Tunggal, Dutasteride Tunggal Dan Kombinasi Tamsulosin Dutasteride Secara Kontinu Terhadap Ekspresi Enzim Protein Kinase C-Alpha Pada Tikus Rattus Novergicus Strain Wistar Model Bph Perbandingan Dengan Kajian Sebelumnya (Data Sekunder). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Benign Prostate Hyperplasia (BPH) merupakan masalah yang sering ditemukan pada usia lanjut pada pria dan memiliki dampak yang signifikan pada kualitas hidup seseorang. Salah satu faktor risiko yang mempengaruhi proses terjadinya BPH adalah perubahan hormon androgen. BPH melibatkan zona transisional atau periuretral dimana pada zona ini, sel epitel dan stroma yang mengalami proliferasi menyebabkan terjadinya gejala LUTS. Salah satu bentuk terapi medikamentosa yang paling efektif untuk mengurangi gejala LUTS yang disebabkan oleh BPH adalah pemberian antagonis reseptor adrenergik-α dan inhibitor 5α-reduktase. Pada pemberian antagonis reseptor adrenergik-α dan antagonis 5α-reduktase jangka panjang pada pasien dengan BPH, didapatkan sekitar 50% pasien menjalani tindakan operasi. Salah satu faktor pencetus adalah peningkatan regulasi dini dari ekspresi m-RNA reseptor dan peningkatan kembali kadar kalsium dalam sel otot polos yang memediasi terjadinya kontraksi otot polos. Penelitian ini dirancang menggunakan metode eksperimental Post Test Only, Control Group Design. Penelitian ini meggunakan randomisasi untuk pemilihan sampel. Metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap karena hewan coba, serta bahan penelitian lainnya bersifat homogen. Penelitian ini mengukur ekspresi enzim PKC-α dari sampel yang didapat dari stroma prostat hewan coba tikus Rattus norvegicus galur Wistar jantan dewasa yang diinduksi BPH dan dilakukan pemberian tamsulosin (antagonis reseptor adrenergik-α1), dutasteride (5α reductase inhibitor), dan kombinasi Pemberian secara kontinu selama 1,3 dan 6 hari berturut-turut, dan dilakukan pengamatan pada hari ke 6 , sehingga hewan coba kelompok perlakuan dikelompokan ke dalam 11 kelompok . Bahan yang digunakan untuk mengukur enzim PKC-α, yaitu RIPA buffer stock sol. (stock pada suhu ruang): 50 mM Tris-HCl, pH 7.4 – 7.6 (dil. 1 M stock); 150 mM NaCl (8.8 g/L) ditambahkan 1% NP -40; 1% CHAPS; 1 mini tablet complete (Roche protease inhibitor), 100 μL NaF stock sol. (200 mN, suhu ruang) (=phospatase inhibitor). 100 μL activated Na3VO4 stock sol. (200 m, 4oC, disimpan dalam 50 μL aliquots) ke dalam 10 ml RIPA buffer stock sol. Data hasil penelitian disajikan dalam mean±SD. Kemudian semua data dianalisis menggunakan software SPSS versi 21 dengan metode statistik parametrik One-way ANOVA setelah memenuhi uji normalitas data dan uji homogenitas varian. Apabila syarat dari uji one-way ANOVA tidak terpenuhi, maka dipilih uji non-parametric Kruskal-Wallis. Analisa data dengan derajat kepercayaan 95% dan =0,05. Pada pemberian tamsulosin dan dutasteride tunggal didapatkan penurunan ekspresi enzim PKC-α dari hari 1,3,6 jika dibandingkan dengan kontrol positif dan nilai terendah didapatkan pada hari ke 6. Pada pemberian kombinasi tamsulosin dutasteride, didapatkan kenaikan ekspresi enzim PKC-α pada hari ke 3 jika dibandingkan dengan hari pertama walaupun menurun kembali di hari ke 6. Pada persentase penurunan, didapatkan pemberian dutasteride tunggal jangka Panjang pada hari 1,3,6 memberikan angka penurunan yang paling baik. Dengan hasil tersebut maka penelitian ini menyimpulkan bahwa : (1) Terdapat perbedaan efek pemberian kombinasi Tamsulosin–Dutasteride jangka panjang dibandingkan pemberian terapi tunggal Tamsulosin dan Dutasteride terhadap ekspresi enzim PKC-α, (2) Tidak didapatkan tanda – tanda upregulasi ekspresi enzim PKC-α pada pemberian tamsulosin tunggal dan dutasteride tunggal jangka panjang yang diteliti pada hari 1,3, dan 6 dengan dutasteride tunggal memberikan grafik penurunan ekspresi PKC-α yang lebih baik, (3) Kombinasi Tamsulosin- Dutasteride memberikan upregulasi ekspresi enzim PKC-α jika dibandingkan dengan pemberian tamsulosin dan dutasteride tunggal pada hari 1,3 dan 6.

English Abstract

Benign prostate hyperplasia (BPH) is the condition which frequently found in elderly and has significant impact in quality of life. One of the risk factor that induce BPH is androgen hormone. BPH involve transtitional and periurethral zone which epithel and stromal cell proliferated and cause Lower Urinary Tract Symptoms. One of the medication that effective to reduce severity of the Lower Urinary Tract Symptoms that caused by BPH is α-adrenergic receptor antagonist and 5α-reduktase inhibitor. In long term medication of α- adrenergic receptor antagonist and 5α-reduktase inhibitor, there were 50 % underwent operation procedure. One of the factor that caused increase of early upregulation of m-RNA receptor and increase of calcium number in the smooth muscle that cause smooth muscle contraction This study design was experimental method, post test only , control group design that used randomization in sample selection. The method is completely random design because sample and other material study is homogen. The study is to measure the expression of PKC-α enzim from stromal tissue of adult male Rattus Novergicus Wistar Strain that given testosterone to induce BPH and given tasulosin, dutasteride and combination of them in 1,3 and 6 days continuously then observed in the last day. The material used to measure PKC-α enzim was RIPA buffer stock sol. 50 mM Tris-HCl, pH 7.4 – 7.6 (dil. 1 M stock); 150 mM NaCl (8.8 g/L) plus 1% NP -40; 1% CHAPS; 1 mini tablet complete (Roche protease inhibitor), 100 μL NaF stock sol. (200 mN, room temperature) (=phospatase inhibitor). 100 μL activated Na3VO4 stock sol. (200 m, 4oC, disimpan dalam 50 μL aliquots) to 10 ml of RIPA buffer stock sol. Data is showed in mean±SD. All of the data was analysed used software SPSS 21th version with One Way Annova Statistical method after fulfil normalitas test and variant homogenitas test. Non-parametric Kruskal- Wallis is chosen if the requirement does not fullfiled. Data analysis with confidence rate 95% and =0,05. There were decrease of PKC-α enzyme in Tamsulosin and Dutasteride monotheraphy in 1,3,6 days compare to positive control and the lowest value was in the sixth day.There were increase of PKC-α enzyme in the third day compare to first day while re-decrease in the sixth day. Long term Dutasteride monotheraphy gave the lowest decrease percentage rate in 1,3,6 days of therapy. The conclusion of the study was : (1) There are difference effect of tamsulosin and dutasteride monotherapy and also combination of them to the expression of PKC-α enzyme, (2) There are no upregulation sign of PKC-α enzyme in the long term tamsulosin and dutasteride monotherapy in 1,3 and 6 days of therapy, (3) The combination of tamsulosin and dutasteride makes upregulation of of PKC-α enzyme compare to tamsulosin and dutasteride monotherapy in 1,3 and 6 days.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 0421060016
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 616 Diseases > 616.6 Diseases of urogenital system
Divisions: Profesi Kedokteran > Spesialis Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 03 Feb 2022 06:11
Last Modified: 25 Feb 2022 01:33
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189232
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
I Gusti Lanang Andi Suharibawa.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (9MB)

Actions (login required)

View Item View Item