Sa’adah, Arini Nur and Ir. Nur Cholis,., M.Si., IPM., ASEAN Eng (2021) Kualitas Kompos Berbahan Dasar Feses Kelinci Dan Kulit Pisang Pada Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Murbei. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kelinci mempunyai kemampuan berkembang biak yang sangat cepat yaitu dalam setahun dapat beranak empat kali, dengan jumlah anak dapat mencapai 6 -10 ekor per induk per kelahiran (Sutriyono., 2009). Pada kotoran kelinci yang masih segar terkandung nitrogen sebesar 2,4%; kadar P sebesar 1,4%; dan kadar K sebesar 0,6%. Kelinci dewasa dengan berat badan 1 kg menghasilkan 28 gr kotoran per hari, apabila diasumsikan 1 ekor kelinci dewasa dengan berat 4 – 5 kg menghasilkan 110 gram kotoran kelinci setiap hari (Sholiha dan Maria., 2016). Limbah peternakan jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan masalah lingkungan. Selain bau, limbah peternakan khususnya feses dapat menghasilkan CH4 (gas metana) yang dapat mempengaruhi pemanasan bumi (Putri, dkk., 2014). Limbah kulit pisang ini masih dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk-produk yang berguna dan memberi nilai ekonomi yang cukup tinggi, salah satunya yaitu sebagai bahan baku pembuatan kompos, karena kulit pisang mempunyai nilai gizi yang cukup baik yaitu sebagai sumbe karbohidrat, protein, dan energi dan memiliki kandungan vitamin C, B, kalsium dan kandungan lemak yang cukup (Widiarti, dkk., 2015). Salah satu pemanfaatan feses kelinci dan limbah kulit pisang kapok dapat diolah menjadi kompos untuk mengurangi limbah yang berlebihan serta menghasilkan kompos dengan unsur hara yang sesuai SNI 19-7030-2004 yang dapat digunakan dalam pertumbuhan tanaman. Perlu diketahui kualitas kompos yang dihasilkan sehinga perlu dilakukan uji tanaman pada tanaman murbei (Morus alba). Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian pada pengaruh dosis kompos dan tanah yang berbeda pada tanaman murbei (Morus alba) sehingga dapat mengetahui dosis terbaik penambahan kompos pada media tanam. Pemeraman kompos bertempat di lahan milim Bapak Sujito di Jalan Sumbersari Gang IV Nomor 215C Malang selama 8 hari. Pengamatan media tanaman dilaksankan pada tanggal di rooftop milik Bapak Sujito di Jalan Sumbersari Gang IV Nomor 215C Malang pada tanggal 2- 30 November 2020 . tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penampilan tanaman (tinggi tanaman, banyak cabang dan berat basah tanaman) pada tanaman murbei (Morus alba) berdasarkan dosis yang berbeda. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman murbei, kompos dan tanah. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan pada penilitian ini adalah P0 (100% Tanah), P1 (80% Tanah dan kompos 20%), P2 (60% tanah dan 40% kompos) dan P3 (40% tanah dan 60% kompos). Setiap perlakuan diulang sebanyak 6 kali sehingga terdapat 24 unit percobaan. Data yang diperoleh dari 24 unit percobaan dirata-rata untuk setiap ulangannya dan dianalisis secara statistik menggunakan analisis ragam (ANOVA). Apabila diperoleh hasil berbeda nyata (P<0,05) maka dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) untuk mengetahui dosis terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kompos dan tanah mampu meningkatkan kualitas media tanam dan tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap banyak cabang. Namun dilihat dari keseluruhan hasil penelitian, menunjukkan bahwa pemberian kompos memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap tinggi tanaman dan berat basah tanaman. Rataan perlakuan terhadap tinggi tanaman murbei dengan nilai tertinggi pada P1 sebesar 297±49.6bc. Rataan perlakuan terhadap banyak cabang murbei dengan nilai tertinggi P1 25.8± 4.3 sebesar . Rataan perlakuan terhadap berat basah tanaman dengan nilai tertinggi pada P1 sebesar 437 ±72.8bc. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kompos berbasis feses kelinci dan limbah kulit pisang kepok dapat mengurangi limbah yang berlebihan dengan kualitas kompos yang sesuai SNI 19-7030-2004 serta mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman murbei. Perlakuan terbaik dalam penelitian ini yaitu penambahan kompos 20% dan tanah 80%. Saran dari penelitian ini adalah kompos ini dapat dimanfaatkan oleh peternak kelinci dalam mengurangi limbah dan bercocok tanaman pakan ternak.
English Abstract
The purpose of this research was to observe growth (plant height, number of branches and plant wet weight of Morus alba) based on different percentages of organic compost. The materials used were Morus alba, compost and soil. The research method was experimental used completely randomized design (CRD) consisting of 4 treatments and 6 replications, the treatments were P0 (100% soil), P1 (80% soil and 20% compost), P2 (60% soil and 40% compost) and P3 (40% soil and 60% compost). The data were statistically analyzed using analysis of variance (ANOVA), then continued with the Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The results showed that the addition of compost and soil did not have a significant effect (P> 0,05) on the number of branches but had a significant effect (P <0,05) on plant height and wet weight in the factory with gross weight. The conclusion of this research was that giving organic compost based on rabbit feces and banana peel with Azotobacter microbial culture decomposer can improve the appearance of Morus alba. The suggestion from this research was that further research needed on the nutrition of the Morus alba forage plant.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0521050285 |
Uncontrolled Keywords: | Morus alba, organic compost, soil, Azotobacter.,Tanaman Murbei, kompos dan kultur mikroba Azotobacter |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 26 Jan 2022 05:12 |
Last Modified: | 24 Feb 2022 03:57 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/188883 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Arini Nur Sa’adah.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2023. Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |