Kualitas Semen Cair Kambing Boer Dengan Pengencer Dasar Air Kelapa Hijau Muda Dan Penambahan Madu Selama Pendinginan Di Suhu 4-5°C

Muhammady, Audrial Fachrezy and Prof. Dr. Ir. Muhammad Nur Ihsan,., MS (2021) Kualitas Semen Cair Kambing Boer Dengan Pengencer Dasar Air Kelapa Hijau Muda Dan Penambahan Madu Selama Pendinginan Di Suhu 4-5°C. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Inseminasi Buatan merupakan sebuah teknologi reproduksi yang menggunakan semen cair ataupun semen beku sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pejantan yang mempunyai sifat unggul dalam perkawinan. Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi penghasil daging dan susu, khususnya sebagai pertimbangan mengantisipasi meningkatnya permintaan masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani. IB dilakukan menggunakan dua jenis semen yakni semen cair dan semen beku, terkait permasalahan semen beku yaitu harga nitrogen cair yang mahal. Pembekuan terhadap semen juga mempengaruhi kualitas spermatozoa. Bahan pengencer semen cair yang biasa digunakan yaitu Cauda Epididimis Plasma (CEP) merupakan bahan kimia impor yang cukup mahal dan masih sulit didapatkan. Alternatif bahan pengencer yang murah yaitu menggunakan bahan pengencer air kelapa hijau muda. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang bahan pengencer menggunakan air kelapa hijau muda dengan penambahan madu terhadap kualitas semen cair kambing Boer selama penyimpanan dingin suhu 4-5°C. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas dari pengencer dasar air kelapa hijau muda dengan menambahkan madu dan membandingkannya dengan pengencer CEP-3 sebagai kontrol selama penyimpanan dingin 4-5°C. Penelitian diharapkan memberikan informasi tentang kualitas semen cair kambing boer pada pengencer dasar air kelapa hijau muda dengan penambahan madu selama pendinginan 4-5 °C. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2020 sampai 5 April 2020. Pemeriksaan semen cair yang meliputi pengamatan makrokopis dan mikroskopis di Laboratorium Reproduksi daerah Sumber Sekar milik Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Materi penelitian yaitu semen segar dari tiga ekor kambing Boer yang ada di Laboratorium Sumber Sekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya berumur 3 - 4 tahun, penampungan semen kambing Boer dilakukan setiap seminggu dua kali menggunakan metode vagina buatan. Semen yang digunakan untuk pengenceran harus mempunyai motilitas ≥70% dan motilitas masa 2+. Kuning telur yang digunakan berasal dari ayam ras petelur (layer) dengan umur telur <3 hari. Bahan tambahan pengencer untuk menggantikan BSA (Bovine Serum Albumin) yaitu albumin yang diambil dari telur segar bagian thin putih telur yaitu putih telur yang encer dan bahan pengencer air kelapa menggunakan air kelapa hijau muda yang berumur 5-8 bulan terdapat air kelapa dan daging kelapa (karnel) yang belum keras kemudian madu yang diambil dari Kembang Joyo. Bahan tambahan lain seperti penisilin, streptomisin, dan NaHCO3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimen laboratorium yang terdiri dari 2 perlakuan dan 10 ulangan. Perlakuan penelitian yaitu P0 (90% CEP-3 + 10% kuning telur + Putih telur 0,4 %) sebagai kontrol, P1 (80% air kelapa hijau muda + 20% kuning telur + 0,6% madu). Variabel yang diamati pada semen segar (ejakulat) meliputi warna, bau, volume, konsistensi, pH, motilitas massa, motilitas individu, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa. Variabel yang diamati pada semen yang telah diencerkan yang akan disimpan pada suhu 4-5°C meliputi motilitas individu, viabilitas, dan abnormalitas. Data yang diperoleh akan ditabulasikan dalam program Microsoft excel, kemudian dianalisis dengan uji t independent untuk mengetahui perbedaan dan pengaruh antara pengencer P0 dan P1 dari masing-masing variabel. Hasil analisis dengan uji t independent menunjukkan bahwa motilitas, viabilitas dan abnormalitas pada semua perlakuan berbeda secara signifikan (P<0,05) pada hari ke-1 sampai ke-3 akan tetapi tidak berbeda secara signifikan (P>0,05) pada motilitas pada hari ke-4. Rata-rata motilitas individu spermatozoa selama penyimpanan dingin menunjukan bahwa pada pengencer P0 (CEP-3 90% + 10% kuning telur + 0,4% putih telur) dapat mempertahankan kualitas semen cair hingga hari ke-4 selama penyimpanan dingin 4-5°C dengan nilai diatas >40 % motilitas individu sebesar 43±2,4%, viabilitas di atas 50% pada hari ke-4 yakni 62,41±3,6% serta nilai abnormalitas 3,67±1,0%. Sedangkan untuk pengencer P1 (80% Air kelapa hijau muda + 20% kuning telur + 0,6% madu) dapat mempertahankan kualitas semen cair selama hingga hari ke-4 selama penyimpanan dingin 4-5°C dengan nilai diatas >40 % motilitas individu sebesar 42±2,6%, viabilitas di atas 50% yakni 53,69±3,3% serta nilai abnormalitas 4,66±0,8%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengencer alternatif yaitu air kelapa hijau muda dengan penambahan madu pada saat penyimpanan di suhu 4-5oC mampu mempertahankan kualitasnya mulai dari Hari-1 sampai dengan Hari-3, namun di Hari-4 selanjutnya pengencer air kelapa hijau muda dengan penambahan madu mulai menurun drastis dalam hal motilitas spermatozoa yaitu 29,5±3,94% dan Viabilitas 63,69±3,3% sehingga pengencer tersebut belum mampu menggantikan performa dari pengencer CEP-3.

English Abstract

The purpose of this research was to investigate the quality green coconut water with honey diluents on liquid semen of Boer goat during cold storage of 4-5°C. This research was conducted on Maret 16th, 2020 until April 5th, 2020 at Animal Reproduction Laboratory in Sumber Sekar Laboratory, Faculty of Animal Science, University of Brawijaya Malang. The semen was collected from Boer goat aged at 3 to 4 years old who accommodated in twice a week using artificial vaginal method. The method is using laboratory experimental with 2 treatments and 10 replications. The research treatments were P0 (90% CEP-3 + 0.4% white egg + 10% yellow egg) as control, P1 (80% young green coconut water + 20% yellow egg + 0,6% Honey). The result independent T test of this study showed that motility, viability and abnormality in all treatments was no significantly different (P<0.05) at 1th until 4th day but significantly different (P>0.05) at motility 4th day. The conclusion was P0 (90% CEP-3 + 10% egg yolk + 0.4% egg white) can maintain the quality of liquid semen until the 4th day during cold storage 4-5°C with values above > 40% individual motility of 43±2,4%, viability is above 70% on the 3rd day which is 76,04±4,2% and the abnormality value is 76,04±4,2%. Whereas P1 (80% young green coconut water + 20% egg yolk + 0.6% honey) can maintain the quality of liquid semen for up to the 3rd day during cold storage 4-5 ° C with an expectation value> 40% individual motility of 42±2,6%, the viability is above 70% on the 3rd day which is 70,16±3,3% and the abnormality value is 4,66±0,8%.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521050278
Uncontrolled Keywords: CEP-3, Liquid Semen, Boer goat, Young Green Coconut Water.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 25 Jan 2022 07:37
Last Modified: 24 Feb 2022 09:58
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/188851
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Audrial Fachrezy Muhammady.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item